• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Gus Dur Setia pada Satu Istri, Membebaskan Anak-anaknya Menentukan Pilihan

Winarno Winarno
11/12/2018
in Aktual
0
Gus Dur setia pada satu istri

Gus Dur setia pada satu istri

229
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – KH Abdurahman Wahid memiliki empat orang anak yang kesemuanya adalah perempuan. Gus Dur mendorong anak-anaknya untuk bebas berpendapat, berorganisasi dan memilih pendidikan sesuai keinginannya masing-masing. Gus Dur setia pada satu istri.

“Bebas bergaul dengan siapa saja. Tidak ada larangan atau batasan tertentu. Ini menunjukkan Gus Dur peduli perempuan,” tuturnya, saat ditemui Mubaadalah.id, belum lama ini.

Sekretaris Lakpesdam PBNU, Marzuki Wahid, menceritakan bahwa Gus Dur selalu menengok anak pertamanya, Alissa Wahid, ketika dia sedang kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Gus Dur melakukan itu di tengah kesibukannya.

“Artinya konsep rumahku surgaku seperti yang dikatakan ibu Sinta bahwa rumah adalah tempat yang menyenangkan. Gus Dur menempatkan urusannya sesuai porsinya. Masalah di luar, seperti urusan negara, umat dan masyarakat tidak dibawa ke keluarga,” bebernya.

Meskipun Gus Dur seorang kyai dan memiliki nasab, Gus Dur tak berpoligami. Ini menunjukkan bahwa Gus Dur sangat menghargai dan menghormati serta memuliakan perempuan.

Baca Juga:

Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

“Meskipun para kyai selevel Gus Dur ada juga yang melakukan poligami. Tapi dia tidak,” tegasnya.

Menurutnya, semua ide dan gagasan Gus Dur tentang perempuan, karena dipengaruhi berbagai faktor, dari mulai keluarga, sejarah, pemikiran keislaman dan pergaulan lintas batas yang digeluti Gus Dur, baik itu ideologi, agama, suku, agama dan gender.

Bisa dikatakan, sensitifitas pada perempuan yang dimiliki Gus Dur sudah menjadi karakter. Karakter itu melekat dan menyatu dengan dirinya. Di permukaan, karakter itu muncul dalam berbagai bentuk. Dalam prilaku, dalam tulisan, atau dalam ceramahnya yang berpihak pada keadilan antara laki-laki dan perempuan.

“Dia (Gus Dur) seorang tokoh anti-diskriminasi, anti-eksploitasi dan anti-kekerasan pada perempuan. Makanya Gus Dur mengangkat perempuan. Hal itu bisa dilihat dalam kehidupannya selama menjabat sebagai kepala negara dan NU,” tutupnya. (WIN)

Tags: anakGendergus duristrikeluargamembebaskanperempuanramah
Winarno

Winarno

Winarno, Alumni Pondok An-Nasucha, dan ISIF Cirebon Fakultas Usuluddin

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID