• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Hari Kepanduan Dunia dan Peran Gerakan Pramuka

Pramuka perlu terus dihidupkan agar generasi muda menjalani pendidikan karakter tanpa melupakan kepedulian terhadap sesama

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
22/02/2023
in Aktual, Pernak-pernik, Publik
0
Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka

553
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bagi anak pramuka, tanggal 22 Februari selalu menjadi hari spesial. Sebab, pada akhir bulan dua ini bertepatan dengan kelahiran bapak Kepanduan dunia, yaitu Robert Baden-Powell.

Daftar Isi

    • Sejarah Hari Kepanduan Sedunia
  • Baca Juga:
  • Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga
  • Tips Membangun Generasi Qur’ani Sejak Dini
  • Nabi Muhammad Saw Perintahkan Manusia untuk Tidak Saling Merendahkan
  • Ketika Jomlo Lebih Islami dari Pernikahan
    • Pramuka Mulai Dikenal di Dunia
    • Peran Gerakan Pramuka untuk Memupuk Kepedulian Sosial

Sejarah Hari Kepanduan Sedunia

Robert Stephenson Smyth Baden Powell sendiri dilahirkan di London, Inggris pada 22 Februari tahun 1857. Menariknya, sang istri terlahir pada tanggal yang sama, hanya beda tahun saja. Yakni pada tahun 1889.

Baden-Powell terlahir dari keluarga terdidik. Ayahnya seorang profesor di Universitas Oxford. Di tahun 1860, ketika ayahnya wafat, ibunya tetap membesarkan Baden-Powell beserta saudara-saudaranya dengan disiplin. Meski begitu, ia tak tertarik untuk mengikuti jejak ayahnya sebagai akademisi, walau ia termasuk anak cerdas dan banyak talenta.

Semasa kecil, ia bersekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells dan diberikan beasiswa ke Charterhouse, sebuah sekolah negeri bergengsi yang dinamai menurut bangunan biara Carthusian kuno yang ia tempati di Kota London. Namun ketika ia menjadi murid di sana, sekolah tersebut pindah ke tempat baru yang dibangun khusus di pedesaan dekat Godalming di Surrey. Masa remajanya ia habiskan dengan bermain piano dan biola, selain menikmati belajar berakting. Ketika masuk musim liburan, ia akan menghabiskan waktu untuk ekspedisi berperahu pesiar atau berkano bersama saudara-saudaranya.

Perkenalan pertama Baden-Powell untuk keterampilan kepramukaan adalah melalui permainan mengintai dan memasak sambil menghindari guru di hutan terdekat, yang benar-benar di luar batas.

Baca Juga:

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Tips Membangun Generasi Qur’ani Sejak Dini

Nabi Muhammad Saw Perintahkan Manusia untuk Tidak Saling Merendahkan

Ketika Jomlo Lebih Islami dari Pernikahan

Pramuka Mulai Dikenal di Dunia

Keminatannya pada aktivitas sejenis membawa Baden-Powell masuk ke dunia militer. Hingga pada tahun 1907 ketika Robert, yang waktu itu telah menjadi seorang letnan jenderal angkatan bersenjata Britania Raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama (terkenal sebagai jambore) di Kepulauan Brownsea, Inggris.

Pengalamannya dalam berkemah ini kemudian ia tulis dalam bentuk buku yang berjudul “Scouting for Boys” (1908). Tak berselang lama setelah buku ini terbit, Pramuka mulai terkenal di seluruh Inggris hingga Irlandia. Gerakannya lambat laun, mulai diadopsi dan dipraktikkan hampir di seluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.

Adik Baden-Powell, Agnes Powell, kemudian mendirikan organisasi Pramuka wanita bernama “Girls Scout” pada 1912. Kemudian istri Robert Baden-Powell meneruskannya.

Agnes mundur dari kursi presiden pada tahun 1917 lalu ia tergantikan oleh Olive Baden-Powell, istri dari pendiri gerakan pramuka. Namun, Agnes tetap memegang jabatan sebagai wakil presiden hingga ia meninggal di usia 86 tahun.

Peran Gerakan Pramuka untuk Memupuk Kepedulian Sosial

Di Indonesia, gerakan kepanduan sendiri telah mulai sejak tahun 1923 yang tertandai dengan berdirinya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta berdiri Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi inilah yang selanjutnya menjadi cikal bakal kepanduan di Indonesia. Sebab pada perkembangannya kemudian, mereka meleburkan diri menjadi satu, bernama Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926. Hingga kemudian hari ini lebih kita kenal dengan pramuka.

Meski tidak lahir di bumi Nusantara, banyak yang mengadopsi gerakan pramuka karena muatan positifnya yang sejalan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Gerakan pramuka menjadi salah satu aktivitas yang membantu generasi muda untuk menanamkan karakter bangsa. Di antaranya berjiwa patriot, nasionalisme, cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama, dan cinta kepada alam, mengajarkan gotong royong, disiplin, mandiri, saling menolong, menghargai, kepedulian sosial dan lingkungan.

Kegiatan pramuka yang sarat akan aktivitas positif membuat banyak kalangan. Termasuk pemerintah menaruh kepercayaan kepada Gerakan Pramuka sebagai organisasi pilihan utama dalam membangun karakter dan pendidikan kepemimpinan bagi anak dan remaja bangsa ini.

Terlebih menurut riset yang PGRI Banjarmasin lakukan, terbukti bahwa gerakan pramuka efektif menanamkan kebiasaan baik pada anak sekolah dasar. Beberapa manfaat dari gerakan pramuka yang secara rutin mereka praktikkan antara lain: pramuka mampu menjadi metode pendidikan dengan pendekatan among. Selain juga memupuk kepedulian sosial dan mengajarkan keterampilan (Erliani, 2016).

Dari sini, terlihat bahwa pramuka perlu terus kita hidupkan agar generasi muda menjalani pendidikan karakter tanpa melupakan kepedulian terhadap sesama. Terlebih, prinsip tersebut sejalan dengan misi hadirnya Rasul ke muka bumi. Yakni untuk menyempurnakan akhlak atau budi pekerti yang bertumpu pada nilai-nilai Qurani. []

Tags: 22FebruariAkhlak MuliaGenerasi Qur'aniHari Kepanduan Duniakepanduanpramuka
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Imam Malik

Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

28 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Tradisi di Bulan Ramadan

Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

28 Maret 2023
Puasa Dalam Perspektif Psikologi

Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

28 Maret 2023
Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist