• Login
  • Register
Jumat, 1 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Ibu Shinta: Cirebon Adalah Miniatur Indonesia Soal Keberagaman

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
13/05/2019
in Aktual
0
Ibu Shinta

Ibu Shinta

8
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalah.id – Istri Presiden ke IV Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengatakan, jika ingin melihat keberagaman Indonesia, maka hendaklah datang ke Cirebon. Karena Cirebon adalah kota yang sudah mewakili keberagaman di negeri ini.

Suasana keberagaman terasa sangat kental di Vihara Welas Asih. Sebab seluruh elemen masyarakat dari latar belakang yang berbeda berkumpul menunggu waktu berbuka puasa bersama. Hingga memasuki waktu berbuka puasa salah seorang turut mengumandangkan adzan Magrib di Vihara setempat.

“Sungguh sangat menyenangkan saya bisa hadir di tempat ini. Karena saya tidak hanya bisa bertemu dengan masyarakat sini, tetapi saya bisa melihat langsung miniatur dari Indonesia karena di sini telah hadir dari berbagai macam agama yang ada di Indonesia,” kata Ibu Shinta saat memberikan tausiyah di Vihara Welas Asih, Jl. Kantor, Panjunan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu, 12 Mei 2019.

Cirebon, kata dia, sampai saat ini telah mampu memberikan sebuah cara dan strategi yang mampu merekatkan tali persaudaraan setiap masyarakatnya yang berbeda-beda.

“Saya sangat senang sekali karena masyarakat Cirebon telah menghadirkan sebuah senjata yang sudah sangat ampuh untuk merekatkan atau menjalin tali persaudaraan diantara kita sebagai anak bangsa Indonesia yaitu dengan menghadirkan kesenian budaya dari berbagai suku dan berbagai agama,” ucapnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Ini 4 Tips Mencegah Kekerasan Seksual Terjadi di Kampus
  • Bu Nyai Azizah, Sosok Wanita Inspiratif dari Tanah Semarang
  • 7 Langkah agar Korban Kekerasan Seksual Segera Pulih
  • Feminisida: Pelenyapan Nyawa yang tidak Netral Gender

Baca Juga:

Ini 4 Tips Mencegah Kekerasan Seksual Terjadi di Kampus

Bu Nyai Azizah, Sosok Wanita Inspiratif dari Tanah Semarang

7 Langkah agar Korban Kekerasan Seksual Segera Pulih

Feminisida: Pelenyapan Nyawa yang tidak Netral Gender

Ia menilai, penampilan kesenian ini merupakan senjata yang cukup ampuh karena dengan senjata seni dan budaya akan bisa melembutkan setiap hati manusia yang sedang membara.

“Saya berharap dengan adanya tari, dengan adanya persembahan pertunjukan seperti ini akan menciptakan kedamaian di hati di setiap orang. Karena seni dan budaya akan mengasah jiwa, mengasah hati yang sedang bergelora,” jelasnya.

Puasa melatih moral dan budi pekerti

Istri Gus Dur itu mengungkapkan, dibalik puasa yang sedang dilakukan, puasa telah mengajarkan tentang moral dan bersikap untuk budi pekerti yang luhur.

“Tujuan saya kesini memang untuk mengajak dan mengingatkan kepada semuanya menjalani ibadah puasanya dengan sebaik-baiknya. Karena di situ ada ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasulullah yang berupa tuntutan moral dan budi pekerti yang luhur,” tuturnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, ketika melakukan puasa dengan sebaik-baiknya diharapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab hal itu sangat bermanfaat sebagai senjata untuk melawan virus-virus kebencian yang bercokol di setiap hati manusia Indonesia.

“Mari kita membentengi diri kita masing-masing agar kita tidak berbuat hal-hal yang tidak baik. Caranya adalah dengan mendekatkan diri dengan Allah lebih dekat lagi dan menebalkan takwa dan iman kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan puasa dan melaksanakan apa yang diajarkan puasa kepada kita semua,” jelasnya.

Selain itu, pendiri Yayasan Puan Amal Hayati itu juga menambahkan, puasa juga mengajarkan kepada manusia tentang kesabaran dan kejujuran.  “Menjadi apa pun anda dan melakukan apa pun, kalau anda adalah orang yang jujur terutama di bulan puasa. Insya Allah akan diterima oleh Allah SWT,” tambahnya.

Ia berharap dengan berpuasa bisa memadamkan kobaran api kebencian dan hoaks yang semakin marak. Tentunya puasa juga bisa mengobati hati dan jiwa yang dihinggapi virus kebencian, sehingga virus tersebut bisa teredam dengan baik.

“Saya berharap semuanya bisa menjalankan itu. Kita obati, kita sembuhkan hati kita untuk melawannya dengan membaca istighfar yang banyak dan dengan menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya dan puasa dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (RUL)

Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Biasa disapa akrab dengan panggilan Arul, lulusan S1 Ekonomi Syariah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, tukang masak di gunung, tapi lebih banyak diam, mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

Muktamar Pemikiran NU

Hadapi Tantangan Abad ke-2: Lakpesdam Menyelenggarakan Muktamar Pemikiran NU

30 November 2023
GUSDURian

Dukung Pemilu Damai 2024, GUSDURian Bersama UNESCO Adakan Festival 4 Peace

26 November 2023
Rakernas Jaringan Gusdurian

Perkuat Jaringan dan Bahas Situasi Demokrasi Jelang Pemilu, Jaringan GUSDURian Gelar Rakernas

24 November 2023
SICI Jakarta

SICI Jakarta Ashoka Indonesia Menginsiasi Rumah Ibadah Ramah Lingkungan

23 November 2023
Maklumat Politik Ulama Perempuan

5 Maklumat Politik Jaringan Ulama Perempuan Indonesia

20 November 2023
Pemilu Makruf

Nyai Badriyah Fayumi: Pemilu 2024 Harus Berjalan dengan Cara Makruf

20 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anxiety

    Menyikapi Anxiety dengan Romanticizing Life ala Stoicisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Pendekatan Tafsir Ala Qiraah Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Fadilah Munawwaroh: Ulama Perempuan Muda yang Aktif Menyuarakan Bahaya Perkawinan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadapi Tantangan Abad ke-2: Lakpesdam Menyelenggarakan Muktamar Pemikiran NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni Hidup Berdampingan dengan Orang yang Menyebalkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ini 4 Tips Mencegah Kekerasan Seksual Terjadi di Kampus
  • Bu Nyai Azizah, Sosok Wanita Inspiratif dari Tanah Semarang
  • 7 Langkah agar Korban Kekerasan Seksual Segera Pulih
  • Feminisida: Pelenyapan Nyawa yang tidak Netral Gender
  • Hadapi Tantangan Abad ke-2: Lakpesdam Menyelenggarakan Muktamar Pemikiran NU

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist