• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Ikhtiar Solusi buat Istri, Karena Suami dalam Jeratan Mantan

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
24/06/2020
in Keluarga
0
Ilustrasi oleh Nurul Bahrul Ulum

Ilustrasi oleh Nurul Bahrul Ulum

16
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Saya sudah menikah selama 14 tahun, tapi dalam ambang kehancuran karena mantan yang menggoda. Mohon doakan suami saya dapat hidayah Ust.”

Saya harus jujur, kalau tidak berharap kepada Allah sih, rasa-rasanya hidup ini lebih baik memang menyerah saja. Tapi untungnya kita punya Allah, kita masih bisa berdoa. Allah yang Maha Adil, Allah yang Maha Mengabulkan. Hidup ini memang misteri.

Selain rumit, juga tak ada yang bisa menduga-duga. Asal kita tahu, fitrah hidup di dunia ya memang begitu. Dunia tempat kita berlelah-lelah, untuk terus menghadapi ujian demi ujian, masalah demi masalah yang tak akan pernah selesai. Bahkan satu masalah belum selesai, akan ada lagi masalah berikutnya.

Sebagaimana jodoh, bahkan setelah menikah pun kehidupan rumah tangga itu tetap sebuah misteri. Salah satu buktinya adalah seperti masalah di atas. Belasan tahun menikah, berjalan lancar dan penuh kebahagiaan, eh menginjak tahun ke 14 justru ujian berat itu datang.

Kecewa, kesal, menangis, dan suasana jiwa yang kalut, pasti dirasakan. Hari-hari terasa menjenuhkan. Makan, tidur dan kemana-mana tidak enak. Terus saja dilanda gelisah luar biasa. Lalu harus bagaimana istri menyikapi persoalan berat tersebut?

Baca Juga:

Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan

Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah

Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim

Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

“Tenang aja.”

“Iya Ust sih tenang, lah saya lagi ngadepin masalah berat.”

“Hahaha.”

“Saya serius. Tenang aja. Selama ada Allah, kita nggak boleh takut dan ribet. Semua masalah ada solusinya. Apakah kalau kita sesumbar di media sosial, marah, atau mau minum racun, masalahnya jadi selesai? Kita pahami dasar ini dulu ya?”

“Oh oke Ust.”

Akui saja dulu, bahwa ujian berat itu datang akibat dosa dan kesalahan kita. Entah yang disengaja maupun tidak, yang terasa atau tidak. Sepandai apapun kita, setegar apapun kita, sekaya apapun kita, kalau Allah berkehendak kita ditimpa masalah, masalah itu akan datang dan tak ada yang bisa menghalangi Allah. Setelah kita mengakui, jaga perasangka baik kita kepada Allah. Ubah pola pikirnya, justru ketika dihadapkan dengan masalah, itu jadi kesempatan bagi kita untuk dekat dengan Allah. Jangan-jangan selama ini, kita jauh dari Allah.

Jalankan ikhtiar solusi yang dimensinya dunia dan akhirat. Ikhtiar dunianya, sambil tetap berusaha tegar, istri sebaiknya ajak suami bicara baik-baik. Pastikan dulu kebenaran, apakah betul suaminya terjerat godaan mantan? Kalau iya benar, apa sih sebetulnya mau suaminya, sampai tega mengkhianati rumah tangga yang telah belasan tahun lamanya terjalin?

Apakah ada yang salah dari istri selama ini? Yakin istri yang salah dan disalahkan? Kalau memang ada yang salah, kan bisa bicara baik-baik, tidak perlu marah berpaling dan malah terbujuk godaan, betul? Tidakkah ingat janji setia dulu pada saat akad pernikahan?

Kalau suami mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, ya sudah, perbaiki dan terus jalani. Segala sesuatu atau masalah, harus diperjelas dulu apa duduk perkaranya. Jangan cepat menghakimi, apalagi sambil emosional. Tentu saja istri juga harus menempuh ikhtiar akhirat.

Selain tetap sabar, perkuat dengan sedekah dan shalat. Jangan merasa minder dan terpuruk secara berlebihan. Tetap fokus pada ikhtiar solusi, jangan fokus pada masalahnya. Jangan sampai hanya karena masalah ini, semua urusan malah banyak yang terbengkalai. Tegakkan bahunya, hadapi dengan tegar. Menangis boleh, tapi jangan kelewat cengeng.

Ujungnya nanti kemungkinan ada dua: apakah istri mau bertahan atau berpisah? Apapun keputusannya ada konsekuensinya masing-masing. Timbang-timbang yang matang. Tetap pakai logika, jangan melulu perasaan. Ikuti kata hati. Jangan terpengaruh ocehan orang lain.

Hidup kita, kita yang memutuskan, kita yang menjalani. Orang lain sih mungkin bisanya cuma mengomentari. Iya kan? Kalau mau bertahan, harus jelas posisinya, apakah suami mengakui kesalahan, atau malah memutuskan mau poligami? Kalau siap apapun konsekuensinya, ya silakan.

Tapi kalau memutuskan berpisah. Jangan takut tidak bisa mencari nafkah. Harga dirinya hancur di mata semua orang. Berpisah karena pertimbangan yang matang, jauh lebih baik daripada bertahan tetapi penuh dengan tekanan. Menjadilah istri yang mandiri dan merdeka. Istri berhak memutuskan jalan hidupnya.

Boleh kita juga melibatkan mediator. Untuk menemukan jalan tengah, titik-temu dan win-win solution. Tapi saran saya, jangan sembarangan pilih mediator. Sebab sering kali ditemukan mediator yang cara pandangnya patriarkhi, ujung-ujungnya nanti yang disalahkan ya istri. Begitu ya. Semoga bermanfaat. []

Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Nikah Muda

Ingin Nikah Muda? Jangan Gegabah Sebelum Memenuhi Syarat Berikut Ini!

28 Juni 2022
Pendidikan Islam

Pentingnya Memberikan Dasar Pendidikan Islam bagi Anak-anak

25 Juni 2022
emosi anak

Mengenal 6 Ciri Khas Emosi Anak

25 Juni 2022
Saling berbuat baik

Anjuran Hadits; Pasangan Suami Istri Harus Saling Berbuat Baik

25 Juni 2022
kekerasan fisik pada anak

Memahami 4 Macam Kekerasan Fisik pada Anak Akibat Kelalaian Orang Tua

24 Juni 2022
Perempuan Bekerja

Laki-laki Penganguran Bukan Salah Perempuan Bekerja

24 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist