• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Kasus Penganiayaan David dan Fenomena Strawberry Parents

Kemanjaan anak terhadap orangtua memang wajar, tapi di titik tertentu jika berlebihan justru akan membuat anak lembek dan tidak dapat mengembangkan kapasitas dirinya.

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
06/03/2023
in Keluarga, Rekomendasi
0
Strawberry Parents

Strawberry Parents

892
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kasus penganiayaan seorang remaja bernama David Ozora (17) tempo lalu hingga mengakibatkan ia luka parah dan belum siuman hingga kini, telah menyita perhatian khalayak luas. Bukan hanya karena akibat dari pengeroyokan tersebut saja, tapi juga karena pelakunya masih di bawah usia dua puluh tahun.

Yang semakin membuat publik geram adalah bagaimana ternyata pelaku merupakan anak seorang pejabat teras. Di mana selama ini dimanjakan oleh orangtuanya dengan berbagai fasilitas mewah. Dalam tampilan media sosialnya, tampak sang pelaku kerap memamerkan berbagai barang branded pemberian orangtuanya agar mendapatkan perhatian publik secara luas.

Kasus penganiayaan yang terrekam dengan sengaja tersebut kian menambah banyaknya kasus kenakalan remaja yang berefek domino hingga membahayakan keselamatan jiwa manusia.

Daftar Isi

    • Fenomena Strawberry Parents yang Melahirkan Strawberry Generations
  • Baca Juga:
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • Salahkah Memilih Childfree?
  • Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga
    • Ciri-ciri Pengasuhan Strawberry
    • Melihat Anak sebagai Subjek

Fenomena Strawberry Parents yang Melahirkan Strawberry Generations

Persoalan kenakalan remaja ini Rhenald Kasali istilahkan sebagai salah satu dampak pengasuhan orangtua “strawberry” atau fenomena strawberry parents, yang melahirkan generasi “strawberry”. Orangtua “strawberry” di sini artinya sebagai orangtua yang tampaknya manis dan menyenangkan untuk terlihat, tapi ketika kita tekan sedikit langsung lembek, persis seperti karakter buah strawberry.

Tidak hanya itu saja, kelembekan yang orangtua miliki tersebut akhirnya menular pada sang anak. Hingga berakibat pada semakin manjanya anak. Kemanjaan anak terhadap orangtua memang wajar, tapi di titik tertentu jika berlebihan justru akan membuat anak lembek dan tidak dapat mengembangkan kapasitas dirinya.

Baca Juga:

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Salahkah Memilih Childfree?

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

Tingkat intervensi tinggi orangtua ini membuat anak kemudian tidak dapat mengasah kemampuannya dalam memecahkan masalah. Sebab, dari kecil ketika ia akan mencoba menyelesaikan problem di depan matanya, orangtua buru-buru campur tangan. Belum lagi insekuritas dan ambisi berlebihan orangtua melihat anak sebagai objek, bukan subjek penuh. Sehingga, ketika anak sedang berproses, orangtuanya justru tak sabar. Contohnya saja, ketika anak ingin mengikuti lomba. Orangtua justru terbebani agar sang anak harus juara satu atau menang bagaimanapun caranya.

Ciri-ciri Pengasuhan Strawberry

Padahal dalam proses perkembangan anak, perlu kita ajarkan bahwa kalah dan menang adalah hal yang biasa. Paling penting dari itu semua adalah proses untuk terus mengembangkan diri apapun hasilnya. Maka dari itu, penting untuk orangtua agar tidak terlalu ambisius dan melakukan intervensi apapun agar anak selalu menjadi nomor satu.

Sebab, jika nilai-nilai itu yang tertanamkan pada anak sedari kecil, yang terjadi ke depannya adalah anak menjadi tidak menghargai proses. Hanya berorientasi hasil semata. Efek buruknya ke depan, anak menjadi berperilaku koruptif. Menghalalkan apa saja agar mendapatkan hasil yang ia inginkan.

Dan, ketika ia bekerja, ia selalu menetapkan standar terlalu tinggi tanpa menyadari apakah kemampuan keahliannya sesuai atau tidak dengan kebutuhan pasar. Belum lagi ketika ia menerima tugas atau tanggung jawab, khawatirnya mereka yang terlalu dimanja sejak kecil sulit mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Terutama jika terjadi kesalahan karena selama ini tidak pernah dilatih oleh orangtuanya. Ujung-ujungnya, ketika terjadi kesalahan, mereka memilih lempar batu, sembunyi tangan.

Ciri lainnya dari generasi strawberry adalah mereka sangat rapuh dan mudah menyerah pada berbagai tekanan sosial yang muncul di sekitar mereka. Sedikit-sedikit mereka akan mudah tersinggung dan kemana-mana mengeluh bahwa mereka adalah orang yang paling menderita sedunia.

Terlebih ketika harapan dan keinginan mereka tidak selalu terwujud sesuai rencana. Generasi ini terkenal memiliki ekspektasi yang tidak realistis dan sering memaksakan kehendak. Di dunia kerja, mereka sering dicap sebagai pekerja lamban, tidak patuh, sombong, dan egois.

Melihat Anak sebagai Subjek

Menilik itu semua, penting kiranya bagi orangtua untuk tidak hanya melihat anak sebagai objek pelampiasan keinginan kita di masa lalu yang tidak terwujud. Tapi melihat mereka sebagai subjek yang perlu bertumbuh dari satu tahap ke tahap lain.

Tugas orangtua dalam hal ini adalah melakukan pendampingan dan melatih mereka untuk mengenalkan dunia di sekitarnya. Tidak hanya dengan dua warna hitam putih, tapi ajarkan mereka melihat ragam corak yang berbeda. Tujuannya agar mereka berlatih menghargai semenjak dini. Bukan melihat dirinya sebagai pusat perhatian dunia.

Sebab mengajarkan hal-hal prinsipil sejak dini seperti kata Frederik Douglas jauh lebih mudah daripada harus mengajarinya ketika sudah terlanjur parah karena,

“it is easier to build strong children than to fix broken men.” []

Tags: AgnesanakDavidorangtuapenganiayaan davidstrawberry generationstrawberry parents
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Flexing Ibadah

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

28 Maret 2023
Propaganda Intoleransi

Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

27 Maret 2023
Penutupan Patung Bunda Maria

Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria

26 Maret 2023
Sahabat bagi Anak

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

25 Maret 2023
Zakat bagi Korban

Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

25 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist