• Login
  • Register
Kamis, 2 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Keistimewaan Perempuan dalam Islam

Nurul Annisa Ladjadji Nurul Annisa Ladjadji
19/12/2022
in Publik
0
Keistimewaan Perempuan dalam Islam

Ilustrasi: Pixabay

50
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id– Perempuan adalah makhluk yang sangat istimewa. Dalam agama saya sendiri, keistimewaan perempuan dalam Islam sangat diakui.   Islam sudah menjadikan perempuan mulia dengan keberadaannya, perempuan diciptakan sebagai pasangan buat laki-laki bukan sebagai budak atau barang yang bisa diperjualbelikan.

Dalam al-Qur’an ada surat an-Nisa yang artinya perempuan, satu bukti Islam memuliakan perempuan. Dalam pandangan Islam kedudukan perempuan sama saja dengan kedudukan laki-laki dalam hal ibadah dan iman yang dimilikinya. Islam tidak pernah menyatakan bahwa derajat perempuan di bawah laki-laki.

Bila muncul pertanyaan, apakah seorang perempuan harus selalu paham dengan urusan dapur? Sejatinya kodrat perempuan hanya empat hal yaitu menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui. Faktanya di masyarakat masih berpikir jika hal yang menjadi kodrat perempuan bukan empat hal tersebut.

Melainkan memasak, menyuci, menyetrika, menikah dan lainnya. Hal tersebut membuktikan masih kuatnya stereotipe di masyarakat yang menganggap bahwa seorang perempuan hanya mengerti urusan dapur, sumur, dan kasur.

Celakanya, tak sedikit perempuan yang menyadari jika mereka hidup berada dalam sistem patriarki. Hal yang paling sering dirasakan mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, dan kepemimpinan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja

Baca Juga:

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender

Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja

Jika seorang perempuan yang hanya lulusan SMA menikah dengan seorang lelaki yang memiliki gelar tinggi, tak sering perempuan tersebut dipandang rendah oleh suaminya. Jika perempuan karir yang telah menikah lebih memfokuskan pekerjaannya daripada urusan rumah tangga, dianggap tidak sempurna sebagai seorang perempuan.

Cerita lainnya, ketika seorang perempuan menjadi pemimpin dalam suatu tatanan masyarakat, organisasi maupun di bidang lainnya, dipandang akan gagal dalam kepemimpinannya tersebut. Padahal faktanya, masalah pendidikan, pekerjaan dan kepemimpinan itu berhak dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Nah, cara pandang yang timpang dalam tatanan sosial seperti inilah yang membuat sebagian perempuan salah tafsir dalam menanggapi kodratnya dan belum sadar akan keistimewaannya sendiri.

Untuk itu, kita perlu mengajak agar perempuan di negeri ini dapat berpikir cerdas, alternatif  dan mandiri dari kekuatan laki-laki yang mendominasi dan memperlakukan perempuan secara tidak adil. Perempuan masa kini seharusnya memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas diri, dan jaringan untuk berkolaborasi membangun negeri.

Misalnya untuk meraih cita-cita, mengembangkan bakat, mengakses pengetahuan yang berkualitas, dan membuka jaringan usaha. Perempuan mempunyai potensi yang luar biasa untuk berkontribusi dalam membangun negeri kita tercinta, Indonesia.

Saya teringat salah seorang sosok aktivis perempuan dan pejuang perdamaian, bernama Ibu Lian Gogali. Sekolah Perempuan dan Project Sophia pada Institut Mosintuwu yang digagasnya membawa perempuan dan anak-anak di Poso bangkit. Mampu menyatukan perbedaan dan menjadikan persaudaraan antar masyarakat Poso pasca konflik tahun 1998-2001 lalu.

Perempuan kelahiran Poso, Sulawesi Tengah ini juga diakui dunia. Ia mendapatkan penghargaan pemenang Coexist Prize, dari Yayasan Coexist di Amerika Serikat. Juga menerima penghargaan Indonesian Women of Change dari kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia.

Saya dapat belajar dari Ibu Lian Gogali, bahwa perempuan memiliki potensi yang besar untuk menjaga perdamaian dan toleransi. Karena pada hakikatnya, perempuan merupakan penggerak utama terwujudnya perdamaian. Perempuan juga memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki, yaitu insting keibuan yang secara alami dapat menciptakan perdamaian dengan cinta dan kepedulian.

Demikian penjelasan terkait keistimewaan perempuan dalam Islam. semoga keterangan keistimewaan perempuan dalam Islam ini bermanfaat. []

Nurul Annisa Ladjadji

Nurul Annisa Ladjadji

Terkait Posts

Pengelolaan Sampah

Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Sampah di Pengungsian?

31 Januari 2023
Aborsi Korban Perkosaan

Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan

31 Januari 2023
Pemakaman Muslim Indonesia

5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

30 Januari 2023
Ulama Perempuan

Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama

30 Januari 2023
Tradisi Tedhak Siten

Menggali Makna Tradisi Tedhak Siten, Benarkah Tidak Islami?

29 Januari 2023
Content Creator, Ngemis Online

Content Creator atau Ngemis Online?

28 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyadran Perdamaian

    Melihat Keterlibatan Perempuan dalam Tradisi Nyadran Perdamaian di Temanggung Jawa Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Saw Tertawa Karena Mendengar Cerita Kentut dari Salma

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja
  • Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist