• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kekerasan Bermula Dari Cara Pandang yang Tidak Mubadalah

Zain Al Abid Zain Al Abid
22/04/2019
in Aktual
0
tidak mubadalah

tidak mubadalah

24
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Awal dari siklus kekerasan itu muncul dari cara pandang kepada pasangan yang lebih rendah, buruk, tua, dan lemah. Cara pandang seperti ini menunjukan relasi yang tidak setara atau tidak mubadalah.

Hal itu diungapkan penulis buku Qira’ah Mubadalah, Dr. KH. Faqihuddin Abdul Kodir, M.A dalam seminar pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang digelar Pengurus Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Cirebon di NU Centre Kabupaten Cirebon, Kamis, 18 April 2019.

“Kekerasan terjadi karena relasi timpang. Jika memandang orang lain salah, bodoh, jahat, tidak bermakna, orang kampung dan lainnya. Maka sejak itu, kita akan mulai merendahkan dan lalu melakukan kekerasan,” kata Kang Faqih kepada Mubadalahnews.

Maka dari itu, metode mubadalah menjadi sangat penting untuk menghindari tindakan negatif. Karena mubadalah itu memandang orang lain sebagai manusia yang bermartabat dan memiliki harga diri dengan saling menghargai tanpa menyakiti.

“Jika anda ingin dihargai, maka dia juga ingin dihargai. Jika kita ingin istirahat, dia juga ingin istrihat. Sehingga memandang diri kita ada di dalam dirinya,” kata pendiri portal mubadalahnews.com.

Baca Juga:

Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

Menghadirkan kebaikan bersama

Dalam relasi rumah tangga, kata Kang Faqih, setiap pasangan memiliki keinginan yang sama untuk kebahagiaan dalam rumah tangga atau keluarga sakinah. Namun problemnya adalah keinginan yang tidak seirama yang tak dibicarakan dan melakukan hal-hal buruk, sehingga menyulut pertengkaran.

“Kadang problemnya kita menginginkan sesuatu tapi melaksanakan hal yang lain. Kita pengen rumahku surgaku. Pengen wangi, tapi pakai parfum(nya) hanya ingin berpergian dari rumah. Tidak sebaliknya,” katanya

Kang Faqih menilai, kekerasan terhadap laki-laki maupun perempuan dalam rumah tangga tidak akan terjadi jika orang itu memiliki pandangan positif. Bagaimana menghadirkan kebaikan dan menghindari keburukan bersama-sama.

“Kita perlu cari strategi bagaimana rumah kita bukan rumah kemarahan tapi rumah keramahan. Bukan rumah keburukan tapi rumah kebaikan. Bukan rumah penuh kejelekkan tapi penuh kebahagiaan,” tukasnya. (ZAIN)

Tags: bahagiafatayatkang faqihkebaikankebersamaankekerasanKesalinganKetimpanganMubadalahperempuanrumah tangga
Zain Al Abid

Zain Al Abid

Zain Al Abid. Penulis merupakan Staf Fahmina Institute Cirebon, Alumnus ISIF Cirebon dan Pondok Darussalam Buntet Pesantren.

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID