• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kesetaraan Jadi Prinsip Dasar Pernikahan

Pasalnya, tujuan utama pernikahan adalah membina cinta kasih sayang, bukan ketundukan, baik suami maupun istri mempunyai hak dan kewajiban.

Redaksi Redaksi
27/09/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
pernikahan

pernikahan

326
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa, kesetaraan merupakan prinsip dasar pernikahan.

Pasalnya, tujuan utama pernikahan adalah membina cinta kasih sayang, bukan ketundukan, baik suami maupun istri mempunyai hak dan kewajiban.

Allah SWT, kata Nyai Badriyah, menciptakan manusia berpasangan agar dapat memperoleh ketentraman dan meneruskan garis keturunan.

Saat ini, tak sedikit pasangan yang menunda kelahiran anak dengan alasan masalah ekonomi, sibuk mengejar karier atau tidak mau dibebani. Dengan sendirinya keadaan seperti ini menentang kodrat manusiawi.

Di negara-negara Barat, Nyai Badriyah mengungkapkan, pernikahan sering kali dianggap tidak penting, bahkan menjadi beban, anak dianggap merepotkan atau menambah populasi saja.

Baca Juga:

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Ketika Patung Molly Malone Pun Jadi Korban Pelecehan

Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

Apalagi dengan meningkatnya hubungan sejenis, penurunan angka kelahiran tidak dapat terhindari.

Bagi umat Islam, Nyai Badriyah menyebutkan, anak adalah dambaan dan anak-anaknya juga akan membawa banyak rezeki, karena Allah SWT. Telah menyiapkan setiap anak yang lahir dengan rahmat rezeki yang mencukupi.

Maka dari itu, setiap muslim yang menikah seyogianya sudah menerima dengan lapang kehadiran anak keturunan.

Pasalnya, pasangan yang melaksanakan pernikahan sering kali sudah membayangkan ingin punya anak berapa, walaupun mereka belum ada bayangan apa yang akan terjadi saat mereka menjadi orang tua.

Oleh sebab itu, penyesuaian yang perlu pasangan pengantin baru lakukan cukup banyak dan berat, apalagi bila segera ada kehadiran anak di antara mereka. (Rul)

Tags: JadikawinKesetaraanNyai Badriyah Fayumiperkawinanprinsipulama KUPI
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID