• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Kehidupan Rabi’ah al-Adawiyah

Rabi'ah adalah anak yang cerdas. Ingatannya kuat. Ayahnya mendidik dan mengajari anak-anaknya membaca dan menghafal al-Qur'an.

Redaksi Redaksi
04/11/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Rabi'ah al-Adawiyah

Rabi'ah al-Adawiyah

580
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Rabi’ah al-Adawiyah adalah anak perempuannya yang keempat. Fariduddin Attar, sufi dan sastrawan besar, penulis buku yang sangat terkenal Manthiq ath-Thair (Percakapan Burung), menulis kisahnya panjang lebar.

Ia menuturkan bahwa Rabi’ah al-Adawiyah lahir dari keluarga yang sangat miskin yang taat mengabdi kepada Tuhan.

Kemiskinan keluarga itu sedemikian rupa, sehingga manakala Rabi’ah al-Adawiyah lahir pada malam hari, rumahnya gelap gulita, tanpa lampu. Minyak lampu itu sudah habis. Untuk membeli minyak tanah saja, keluarga itu tak memiliki uang.

Bahkan, konon keluarganya tak juga mempunyai kain atau popok untuk membungkus jabang bayi yang masih merah itu.

Ismail, ayah Rabi’ah, kemudian terpaksa mengetuk pintu demi pintu rumah tetangganya seraya berharap memperoleh bantuan sedikit minyak tanah. Namun, ia pulang dengan tangan kosong.

Baca Juga:

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

Berumah Tangga adalah Seni Kehidupan

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Ia tak memperoleh benda yang sangat dibutuhkan bagi bayinya itu. Meski demikian, ia tak mengeluh. Ia hanya bisa pasrah atas keberadaannya, sambil terus berdoa kepada Tuhan, siang dan malam.

Manakala Rabi’ah menjadi balita dan sudah bisa makan dengan tangannya sendiri, ia sering merenung seorang diri. Pikiran dan hatinya seperti menyimpan gelisah.

Saat Makan Bersama

Suatu hari, dalam kesempatan makan bersama dengan ayah-ibu dan ketiga kakaknya, Rabi’ah diam saja. Tangannya tak mau mengambil makanan di hadapannya. Ketika sang ayah bertanya, “Mengapa kamu tak mau makan, anakku?”

Rabi’ah balik bertanya, “Apakah makanan ini diperoleh dari cara yang halal?”

Sang ayah, ibu, dan kakak-kakaknya terperangah, kaget bukan kepalang. Pertanyaan itu menakjubkan, justru diucapkan oleh seorang perempuan yang masih amat belia. Sang ayah bertanya, “Mengapa bertanya demikian?”

Rabi’ah menjawab, “Aku lebih baik menderita karena lapar di sini daripada disiksa oleh Tuhan kelak di akhirat.”

Lalu, sang ayah menjawab, “Betul anakku, ini ayah dapatkan dengan cara yang halal.”

Rabi’ah al-Adawiyah kemudian mau makan. Ia senang dan bersyukur kepada Allah. Bismillahir rahmanir rahim.

Rabi’ah adalah anak yang cerdas. Ingatannya kuat. Ayahnya mendidik dan mengajari anak-anaknya membaca dan menghafal al-Qur’an.

Di antara mereka, Rabi’ah paling mudah dan cepat menghafalnya. Bacaannya sangat fasih dan tartil. Ia juga mengaji keilmuan Islam tingkat dasar. []

Tags: kehidupankisahRabi’ah al-‘Adawiyah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID