• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah saat Non-Muslim Membantu Dakwah Nabi Muhammad Saw

Salah satu tokoh utama yang meluapkan kemarahan terhadap pemboikotan ini adalah Muth'im bin 'Adi. Ia menggalang kekuatan dengan mengajak berbagai anak muda Arab untuk membatalkan pemboikotan.

Redaksi Redaksi
16/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kisah Nabi Muhammad Saw

Kisah Nabi Muhammad Saw

975
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan sejarah Nabi Muhammad Saw, ada kisah tentang seorang non-Muslim yang memiliki peran penting dan krusial dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad Saw.

Kisah ini terjadi pada fase di Makkah. Pada saat itu, Nabi Muhammad Saw bersama umat Islam mengalami masa masa yang amat sulit, salah satunya adalah puncak pemboikotan seluruh orang Quraisy kepada umat Islam.

Orang Quraisy melarang segala bentuk bantuan apa pun dari siapa pun kepada umat Islam, termasuk juga yang dalam bentuk transaksi jual-beli.

Sehingga, selama hampir tiga tahun, umat Islam terisolasi dalam satu lembah, tanpa bantuan dan tanpa bisa menjual atau membeli. Jika pun bisa membeli, mereka terpaksa dengan cara sembunyi-sembunyi dan dengan harga yang teramat mahal.

Abu Lahab, sekalipun paman Nabi Muhammad Saw adalah salah satu pemuka Quraisy yang terus memprovokasi kaum Quraisy untuk konsisten mengisolasi umat Islam.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Ia selalu keliling memastikan tidak ada orang yang datang membantu atau menjual sesuatu kepada umat Islam. Apabila ada pedagang dari luar Makkah, mereka akan didatangi.

“Kalian dilarang menjual makanan kalian kepada para pengikut Muhammad itu. Jika pun terpaksa, kalian harus menjualnya dengan harga yang mahal sekali. Aku ingin mereka tidak menemukan makanan sama sekali, biar mampus semua. Makanan yang akan kalian jual ke mereka, biar aku yang bayar saja berlipat-lipat. Jangan serahkan makanan itu ke mereka,” ucap Abu Lahab.

Selama hampir tiga tahun (616-619 M), umat Islam mengalami situasi yang teramat buruk, kelaparan, kehabisan bekal, beberapa orang meninggal.

Bahkan pendukung utama Nabi Muhammad Saw sang paman Abu Thalib dan istri tercinta Khadijah Ra. wafat, akibat pemboikotan dan isolasi ini.

Tahun Kesedihan

Karena itu, tahun 619 M, atau tahun ke-10 dari kanabian dan tahun ke-3 sebelum hijrah ke Madinah, disebut sebagai Tahun Kesedihan (‘Amul Huzn).

Sekalipun Nabi Muhammad Saw bersama umat Islam saat itu mengalami kondisi yang teramat buruk. Namun citra orang-orang Quraisy menjadi hancur di mata banyak kabilah Arab lain akibat pemboikatan dan isolasi yang zhalim ini.

Beberapa Ketua kabilah luar Makkah marah mendengar pemboikotan yang membuat banyak orang kelaparan dan meninggal dunia. Bahkan, ini menuai simpati dari orang-orang Kristen Najran di Yaman yang datang menemui nabi dan menyatakan masuk Islam.

Salah satu tokoh utama yang meluapkan kemarahan terhadap pemboikotan ini adalah Muth’im bin ‘Adi. Ia menggalang kekuatan dengan mengajak berbagai anak muda Arab untuk membatalkan pemboikotan.

Ia tidak masuk Islam kala itu, alias musyrik, tetapi akhlak mulia yang diwariskan dari nenek moyangnya menolaknya untuk bergabung pada isolasi yang zhalim dan mematikan umat Islam itu.

Karena posisinya yang bukan Islam, ia bisa masuk, bertemu dan menggedor semua pimpinan kabilah Arab, termasuk orang-orang Quraisy. Dan ia berhasil.

Hingga akhirnya, orang-orang Arab dan Quraisy pada akhirnya membatalkan pemboikotan dan isolasi. Serta kembali bisa berelasi secara sosial dengan Nabi Muhammad Saw dan umat Islam. Oleh sebab itu, kisah Nabi Muhammad Saw inilah yang perlu kita jadikan teladan dalam berelasi baik dengan Non-Muslim. []

Tags: dakwahkisahmembantuNabi Muhammad SAWnon muslim
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID