• Login
  • Register
Selasa, 5 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kota Semarang dan “Hidden Gem” Wisata Religinya

Terlepas dari permasalahan kota Semarang yang cukup pelik, Semarang menyimpan sejarah yang sudah banyak dinarasikan dalam berbagai literatur

Yulinar Aini Rahmah Yulinar Aini Rahmah
05/10/2023
in Pernak-pernik
0
Kota Semarang

Kota Semarang

844
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Semarang satu dekade lalu telah berubah menjadi wajah Semarang sekarang yang cukup mengesankan. Setahun lalu, sebelum Walikota Semarang Hendrar Prihadi “berangkat” ke Jakarta menunaikan tugas sebagai Kepala LKPP, Semarang mendapat penghargaan sebagai kota “terbaik” versi UI GreenMetric tahun 2022. Yang memang paling menonjol adalah perubahan area kota lama yang semakin tertata rapi.

Meski demikian, tidak kita pungkiri bahwa Semarang masih lekat dengan image banjir seperti lagu yang tidak asing di telinga masyarakatnya, Semarang kaline banjir, ja seumelan ra dipikir, begitu sekira potongan liriknya.

Permasalahan banjir “rob” yang tak kunjung selesai dan padatnya penduduk menyebabkan banyak munculnya kawasan kumuh di sekitar kota Semarang. Belum lagi penelitian baru-baru ini yang menyebutkan bahwa Semarang menjadi satu dari kota besar yang mengalami penurunan tanah hingga terancam tenggelam.

Dari sekian permasalahan yang ada, Semarang terkesan menjadi kota yang kurang menarik. Semarang menjadi kota yang hanya terpenuhi hiruk pikuk aktivitas industri atau paling tidak aktivitas akademik sebab adanya 3 kampus negeri “mentereng”.

Daftar Isi

    • Hidden Gem Kota Semarang
  • Baca Juga:
  • Ziarah: Siapakah yang Benar-benar Hidup, dan Siapa yang Benar-benar Mati?
  • Suatu Kisah Sejarah, Rasulullah Pun Rindu Diziarahi
  • Mengunjungi Jejak Kepemimpinan Perempuan di Jepara: Dialog Perempuan Lintas Masa
  • Sejumlah Tokoh Lintas Iman Ikut Ziarah dan Mendoakan Gus Dur
    • Makam Mbah Sholeh Darat
    • Makam Ki Ageng Pandanaran
    • Makam Habib Thoha bin Yahya
    • Makam Mbah Kramat Jati

Hidden Gem Kota Semarang

Terlepas dari permasalahan kota Semarang yang cukup pelik, Semarang menyimpan sejarah yang sudah banyak ternarasikan dalam berbagai literatur. Yang menggembirakannya lagi, di tengah hiruk pikuknya, Semarang memiliki sudut-sudut sunyi syarat spiritualitas di kawasan pusat kotanya.

Baca Juga:

Ziarah: Siapakah yang Benar-benar Hidup, dan Siapa yang Benar-benar Mati?

Suatu Kisah Sejarah, Rasulullah Pun Rindu Diziarahi

Mengunjungi Jejak Kepemimpinan Perempuan di Jepara: Dialog Perempuan Lintas Masa

Sejumlah Tokoh Lintas Iman Ikut Ziarah dan Mendoakan Gus Dur

Di tengah gambaran kota Semarang yang penuh dengan hingar-bingar metropolitan berwujud kafe, mall, dan tempat healing lainnya, baru-baru ini penulis menyadari Semarang memiliki hidden gem yang recommended bagi jiwa-jiwa yang ingin memenuhi cawan spiritual dalam diri.

Hidden gem yang saya maksudkan adalah tempat wisata religi para wali di pusat kota Semarang. Setidaknya ada empat tempat yang keempatnya bisa kita kunjungi dalam satu waktu mengingat lokasinya yang berdekatan satu sama lain, serta mudah kita akses (di pusat kota).

Makam Mbah Sholeh Darat

Lokasi pertama adalah makam Kiai Sholeh Darat yang bernama asli Muhammad Sholeh bin ‘Umar as-Samārānī. Kiai Sholeh Darat merupakan ulama’ asli Indonesia yang pernah menjadi guru para tokoh nasional Indonesia di antaranya adalah Kiai Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Kiai Hasyim Asy’ari (pendiri NU), dan R.A. Kartini (tokoh emansipasi wanita).

Makam Kiai Sholeh Darat berada di tengah-tengah kompleks pemakaman umum “TPU Bergota” di jalan Bendungan, Randusari kecamatan Semarang Selatan.

Seiring waktu, makam Kiai Sholeh Darat yang mulanya sederhana seperti makam pada umumnya, kini lebih tertata dengan adanya pembangunan dari pemerintah kota Semarang. Salah satu yang cukup mencolok adalah adanya gerbang kayu sebagai pintu masuk menuju makam yang estetik bertuliskan “Makam K.H. Sholeh Darat Bergota Semarang”.

Makam Ki Ageng Pandanaran

Lokasi kedua, tidak jauh dari makam Kiai Sholeh Darat (sekitar 750 meter), terdapat makam Ki Ageng Pandanaran. Tepatnya di jalan Mugas, Mugassari kecamatan Semarang Selatan. Ki Ageng Pandanaran merupakan bupati Semarang pertama yang berjasa dalam pemberian nama Semarang. Ki Ageng Pandanaran juga sekaligus merupakan salah satu tokoh penyebar Islam awal di Semarang.

Meski cukup dekat, namun makam Kiai Sholeh Darat dan Ki Ageng Pandanaran tidak berada dalam satu kompleks. Jalan menuju makam Ki Ageng Pandanaran cukup menanjak, namun sesampainya di lokasi, kita akan masuk komplek pemakaman yang asri tepat di belakang masjid dan Menara toa bertangga.

Menariknya, kita juga tersuguhkan pemandangan kota Semarang lengkap dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang mengelilingi kompleks pemakaman.

Makam Habib Thoha bin Yahya

Lokasi selanjutnya adalah makam Habib Thoha bin Yahya yang terkenal dengan “Mbah Depok”. Habib Thoha bin Yahya merupakan kakek buyut Habib Luthfi bin Yahya (Pekalongan). Ketokohan Habib Thoha bin Yahya tersematkan sebab jasanya menyebarkan Islam sekaligus melawan penjajah.

Tidak jauh berbeda dengan kompleks makam Ki Ageng Pandanaran, kompleks makam Habib Thoha bin Yahya yang berada di Kembangsari kecamatan Semarang Tengah juga dikelilingi gedung-gedung hotel dan perkantoran tepatnya di pinggir jalan raya.

Namun demikian, suasana komplek makam menjadi seakan tidak berasa di tengah kota karena memiliki arsitektur dengan konsep Timur Tengah lengkap dengan pohon kurma yang berjajar di sepanjang jalan menuju makam. Kubah hijau di atas makam yang segaris pandang dengan tulisan nama 2 hotel besar, meninggalkan kesan tersendiri bagi pengunjung.

Makam Mbah Kramat Jati

Lokasi keempat adalah makam Habib Hassan bin Thoha bin Yahya yang berjuluk “Mbah Kramat Jati” yang merupakan putra dari Habib Thoha bin Yahya. Sama dengan ayahnya, ketokohan Habib Hassan bin Thoha bin Yahya diperoleh karena keulama’annya dan kegigihannya dalam melawan penjajah. Begitupun arsitektur makam Habib Hasan bin Thoha bin Yahya yang juga menyerupai makam Habib Thoha bin Yahya dengan kubah berwarna hijau.

Meski demikian, makam Habib Hassan bin Thoha bin Yahya tidak dalam satu komplek dengan ayahnya (Habib Thoha bin Yahya). Terletak di jalan Duku, Lamper Kidul, kecamatan Semarang Selatan sekitar 6 kilometer dari makam Habib Thoha bin Yahya.

Empat wisata religi tersebut tidak merefleksikan apapun. Tidak juga dalam rangka membatasi. Masih banyak makam para wali di Kota Semarang. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, empat tempat tersebut penulis rekomendasikan hanya didasarkan pada kemudahan akses antar empat lokasi. []

 

 

Tags: Hidden GemKota SemarangMbah Sholeh DaratWisata ReligiZiarah
Yulinar Aini Rahmah

Yulinar Aini Rahmah

Terkait Posts

Akikah Laki-laki Perempuan

Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan

4 Desember 2023
Fatwa MUI

Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

4 Desember 2023
Laki-laki perempuan

Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan

4 Desember 2023
Toleransi

Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok

1 Desember 2023
pernikahan bukan solusi

Pernikahan Bukan Solusi untuk Meminimalisir Kekerasan Seksual

29 November 2023
Komnas Perempuan

Kiprah Komnas Perempuan Selama 25 Tahun Didirikan

28 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Merdeka dari Kekerasan Seksual

    Jalan Panjang Merdeka Dari Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Tradisi Menulis dalam Film Kartini serta Gadis Kretek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir
  • Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist