• Login
  • Register
Minggu, 25 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Lagu Terima Kasih Sudah Bertahan, Representasi Kata Terima Kasih Pada Diri Sendiri

Ghea Indrawari menyuguhkan beragam lagu yang membuat kita bersemangat dan juga merasakan emosi yang mendalam

Salsabila Septi Salsabila Septi
24/07/2024
in Pernak-pernik
0
Lagu Terima Kasih Sudah Bertahan

Lagu Terima Kasih Sudah Bertahan

1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Penyanyi yang booming lewat lagunya yang berisi motivasi dan hal yang relevan dengan kehidupan gen-z ini kembali mengeluarkan album baru. Albumnya berisi beberapa lagu yang bertema sama, seperti rasa syukur, ketakutan, dan hal lain yang sangat erat dengan gen-z. Ghea Indrawari penyanyi berusia 26 tahun ini menyuguhkan beragam lagu yang membuat kita bersemangat dan juga merasakan emosi yang mendalam.

Analisis Lagu “Terimakasih Sudah Bertahan”

Lagu Terima kasih Sudah Bertahan ini mengangkat tema bahwa rasa terimakasih harus kita ucapkan untuk diri yang sudah berjuang. Terkadang hanya semangat dan ambisi yang melapisi relung hati kita ketika sedang berjuang.

Saat rasa lelah menghampiri terkadang tetap memaksakan diri. Kita berpikir bahwa semua perjuangan yang kita lakukan tak akan sia-sia. Padahal, semestinya kita dapat break sejenak daripada terus memaksakan diri.

Analisis singkat saya kenapa Ghea menuliskan lagu ini karena banyak pejuang hebat di luar sana yang jarang berterimakasih pada diri mereka sendiri. Banyak dari kita merasa bahwa perjuangan yang sebenarnya yaitu perjuangan untuk mendapatkan nilai orang lain. Pemikiran ini tidak salah, tetapi anggapan jika semua  perjuangan nilainya adalah pujian dari orang lain tampaknya kurang tepat.

Memaksakan diri terus melakukan yang terbaik bisa masuk dalam tindakan toxic positivity. Tubuh yang seharusnya kita gunakan untuk beristirahat malah kita paksakan untuk terlalu keras bekerja atau hal lain yang memang kegiatan tersebut positif.

Apakah kalian pernah melihat seorang atlet yang terus menerus berlatih ketika akan pertandingan? Tidak bukan, mereka akan fokus pada istirahat, pola makan dan kegiatan spiritual jika hendak bertanding.

Berjuang dan Berhenti Sejenak

Apakah seorang akan terus belajar ketika esok harinya mereka akan menghadapi ujian? Tentunya tidak juga, mereka akan lebih mementingkan istirahat dan menyerahkan semua hasil pada kehendak Allah SWT. Sama halnya dengan seorang profesional lain, mereka tidak akan terus-menerus melakukan latihan jika yang mereka butuhkan adalah istirahat sejenak.

Baca Juga:

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Ki Hajar Dewantara: Antara Pendidikan dan Perjuangan Kelas Pekerja

Isu Perceraian Veve Zulfikar: Seberapa Besar Dampak Memiliki Pasangan NPD?

Mendengar lagu Terima Kasih Sudah Bertahan ini kita diminta untuk berterimakasih pada diri yang sudah seharian, seminggu bahkan sebulan melakukan perjuangan. Rasa terima kasih ini nampaknya sejalan dengan rasa syukur yang harus ada dalam perjuangan kita. Rasa syukur ini harus selaras dengan api semangat dalam hati. Jika semangat dapat mengobarkan diri untuk terus berjuang, rasa syukur dapat membuat kita hati kita hangat.

Jangan Lupa untuk Bersyukur

Hal ini sejalan dengan firman Allah pada Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya;

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

Semua yang ada dan berjalan di bumi tidak dapat kita kontrol dengan mudah. Segala perjuangan pasti menemukan titik kegagalan. Segala hal baru yang akan dicoba pastinya menimbulkan ketakutan. Dan semua pengorbanan terkadang tidak berakhir bahagia.

Semua itu tak masuk kontrol diri kita. Sebagai manusia, kita hanya dapat mengontrol beberapa hal dalam hidup. Sama halnya ketika perjuangan dan pengorbanan sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak memuaskan maka itu berada di luar kontrol diri ini.

Walau demikian, rasa semangat dan perjuangan harus terus berkobar dalam diri dan hati ini. Beristirahat sejenak dan ucapkan syukur bukan hal yang salah. Kegiatan ini malah harus kita lakukan. Mengucap terimakasih atas yang Allah SWT berikan juga hal wajib.

Terkadang sebagai individu kita lupa akan rasa syukur yang Allah SWT berikan. Coba istirahatkan dirimu, berterimakasihlah dan ucap syukur. Syukuri nikmat kecil yang kamu dapatkan dari Allah SWT. Jadi, coba ceritakan rasa syukur kamu di kolom komentar yaa. Dan terimakasih sudah berjuang. []

Tags: Ghea IndrawariKesehatan MentalLagu IndonesiaLagu Terima Kasih Sudah BertahanMusisiperjuanganSyukur
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

ihdâd

Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum

24 Mei 2025
Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
KB Modern

5 Jenis KB Modern

22 Mei 2025
Kontrasepsi

Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

22 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Lebih Dekat Dampak dari Pernikahan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tantangan Difabel: Aku Tidak Berbeda, Hanya Hidup dengan Cara yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melihat Lebih Dekat Dampak dari Pernikahan Anak
  • Tantangan Difabel: Aku Tidak Berbeda, Hanya Hidup dengan Cara yang Berbeda
  • Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar
  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan
  • Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version