• Login
  • Register
Minggu, 2 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Lelaki yang Ingin Menyucikan Bajuku

Halimah Garnasih Halimah Garnasih
05/09/2018
in Kolom
0
menyucikan bajuku

menyucikan bajuku

26
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Sampeyan, sudah siap saya cucikan bajunya?” satu pertanyaan sederhana malam itu keluar dari mulutnya. Lelaki yang delapan hari lagi akan menjadi teman jiwaku untuk lebih mendekat kepada-Nya. Lelaki yang ingin menyucikan bajuku.

Aku terdiam. Meski sesungguhnya, kedalaman batinku tidak terkejut kalimat itu keluar darinya. Lelaki dengan laku spiritual sepertinya, yang mendalami tasawuf Ibnu Arabi, akan begitu indah memperlakukan apapun dan siapapun di muka bumi ini dengan baik, terlebih perempuan.

Karena Ibnu Arabi, sang Sufi besar itu, telah sampai pada pencapaian pengetahuan bahwa tumpuan alam semesta ini ada pada perempuan. Hal itu karena Ibnu Arabi melihat-menemukan bahwa Asmaul Husna, nama-nama Tuhan, sifat-sifat Tuhan, didominasi oleh ‘Jamaliyah’, feminitas. Dan Jamaliyah-Nya, banyak terkandung pada manusia yang bernama perempuan.

Dan lalu hal itu, menjadi tugas bersama para manusia untuk memaksimalkan potensi ‘jamaliyah’ dan ‘jalaliyah’, ‘feminitas’ dan ‘maskulinitas’ pada tiap dirinya, baik tiap diri laki-laki dan tiap diri perempuan.

Baca juga: Jamal dan Jalal di Pilkada

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

Baca Juga:

Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

Namun aku tetap terdiam. Terdiam sejenak di bawah sinar lampu orange malam itu. Di depannya. Mungkin, kerak-kerak relasi suami-istri yang beban domestik rumah tangga bertumpu pada perempuan saja, masih menyisa di alam bawah sadarku.

Sehingga, ketakjuban keluar dari diriku tanpa bisa kucegah. Ia melesat begitu cepat, memanifestasi dalam kebisuan dan kebekuanku di depannya.

Betapapun telah lama kulahap berbagai teori kesetaraan, gender, feminis, dan isu-isu perempuan. Aku dengan kesadaran yang penuh berada di tengah-tengah nafas patriarkhis yang kental.

Baca juga: Nyuci Itu Laki

Aku harus jujur pada diriku sendiri, bahwa tradisi-tradisi dan hukum sosial berbagai suku di bumi pertiwiku ini masih sarat akar patriarkhis yang kuat.

Meskipun aku lahir dan tumbuh di tengah orangtua yang hubungan bersuami-istrinya begitu harmoni, begitu indah, bersih dari kotoran patriarkhis. Saat melangkah dari rumah, kehidupan bernuansa patriarkhis begitu kuat. Ia mengepungku dari segala lini. Sangat kental dan begitu kuat.

Baca juga: Tauhid Itu Anti Patriarkhi

“Sampeyan, sudah siap saya cucikan bajunya?”

Ah, pertanyaan itu masih sering terngiang sesaat sebelum aku berangkat tidur. Pertanyaannya itu, yang sederhana itu, cukup mengatakan banyak hal tentang keadaan rumah tangga yang akan kami bangun. Yang akan kami lalui.

Pertanyaannya itu, membuatku damai. Membuat bayangan menjadi istri dengan beban rumah tangga yang begitu berat dan harus kupikul sendiri, sirna. Lenyap.

Aku melihat samudera, yang akan kami lalui bersama-sama dengan kerja sama yang harmoni. Yang sesuai fungsi kami masing-masing diciptakan sebagai manusia bernama perempuan, dan manusia bernama lelaki.

Tiba-tiba terbersit dalam benakku bagian kalimat dari teori keadilan hakiki Ibu Nur Rofi’ah: bekerjasama-berkesetaraan dengan melihat kekhasan yang dimiliki oleh perempuan.[]

Tags: FemininGenderIbnu ArabiistriJalalJamallaki-lakimaskulinperempuansuamiSufiTugas bersama
Halimah Garnasih

Halimah Garnasih

Membaca dan menulis adalah kekasih. Jatuh cinta pada sastra, filsafat, wacana perempuan, dan kemanusiaan. Santri ngaji filsafat (MJS) Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta.

Terkait Posts

Anak Kehilangan Sosok Ayah

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

2 April 2023
Kasus KDRT

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

1 April 2023
Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Keberkahan Ramadan, Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

31 Maret 2023
Agama Perempuan Separuh Lelaki

Pantas Saja, Agama Perempuan Separuh Lelaki

31 Maret 2023
Resep Awet Muda Istri

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

31 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Kehilangan Sosok Ayah

    Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist