• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Makna Seorang Pemimpin, Jelang Pemilihan Kepala Daerah

Rakyat sudah penat mengulum janji, sudah tak terbantah lagi membela negeri. Rakyat ingin hidup damai, dalam arti yang hakiki

Ayu Bejoo Ayu Bejoo
27/05/2024
in Publik
0
Seorang Pemimpin

Seorang Pemimpin

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah Pemilihan Presiden kemarin. Tak lama lagi pemungutan suara serentak nasional dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terlaksana pada bulan November mendatang.

Mungkin ini waktu yang tepat untuk bicara tentang seorang pemimpin, seakan-akan  kita sedang membicarakan orang yang super, dari segala aspek. Baik seorang pemimpin, baik pula lah yang ia pimpin. Buruk seorang pemimpin, buruk pula lah yang ia pimpin.

Ad-diinu ‘alaa diini muluukihim, orang  itu apa kata pemimpinnya

Indonesia, negara demokrasi yang penuh dengan makhluk demokratis. Menilik dari beberapa celah sejarah, sudahkah Indonesia benar-benar menjadi negara demokrasi? Di mana sistem pemerintahannya dari rakyat untuk rakyat? Di mana seluruh rakyat turut serta memimpin, dengan perantaraan wakilnya, para pemimpin rakyat?

Pandangan Rakyat Biasa terhadap Penguasa

Memandang dari sudut pandang rakyat biasa, pada era yang telah berabad-abad terlepas dari kejahilan ini, seolah-olah integritas nasional kemanusiaan telah terbagi. Uang menjadi prioritas utama dalam ruang lingkup penguasa. Semakin kaya seseorang, semakin besar pula peluang untuk  menjadi seorang pemimpin. Tidak hanya dari kekuasaan yang bersifat makro, kekuasaan yang paling mikro pun menganut prinsip seperti itu.

Maka nyatalah, kita yang hidup pada zaman sekarang ini, terlebih dalam lingkaran kedemokrasian yang telah lama hilang. Dengan maraknya pemimpin yang tidak memimpin, korupsi merajalela, kegaduhan rakyat, pemberontakan masyarakat, kader-kader  pemimpin; pelajar, yang terperangkap dalam kemajuan teknologi.

Baca Juga:

Melihat Lebih Dekat Debat Anak dengan Gubernur Jawa Barat

Ngaji Ramadan bersama Buya Husein: Nasihat Imam Ghazali untuk Penguasa dan Indonesia Hari Ini

Logika Gagal Ahmad Dhani! Anak Bukan Produk, Perempuan Bukan Pabrik!

Efisiensi Anggaran dari Kabinet Obesitas: Zalim Kepada Rakyat

Indonesia menjadi negara yang telah lama tertinggal, maju hanya sebatas pengartian tak hakiki. Merdeka pun entahlah, menyingkap masih adanya perkumuhan-perkumuhan liar, pembabakan ilegal, gelandangan berteteran. Hutan jauh dari keresikan, anak-anak yang kehilangan masa depan, bertambahnya kejahatan, penurunan segala aspek dari segala penjuru dataran negara. Dan sayang sekali, moral bangsa pun di ambang kata hilang.

Orang itu apa kata pemimpinnya, jika pemimpin saja melenceng apalagi kinerjanya. Jika pemimpin tidak bisa memimpin dirinya sendiri, bagaimana dia memimpin orang lain. Maka dari sinilah kita mulai mengintrospeksikan diri masing-masing. Mengingat dan menimbang kita berdiri di atas wilayah yang memiliki hak pemimpin dan kewajiban memimpin.

Pemimpin dan Tanggung Jawab Sosial

Sungguh, yang perlu kira cari dan kita gali lagi dalam bangsa ini adalah kekuatan memimpin tanpa memimpin. Jika kita bilang kita sedang mencari dan membutuhkan seorang pemimpin yang ideal untuk daerah, mungkin akan gamblang bahwasanya tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini, kecuali Sang pemilik kesempurnaan itu sendiri beserta kekasih-Nya.

Akan tetapi, alangkah baiknya mencoba menjadi sempurna meskipun tidak sempurna, karena telah jelas setiap dari kamu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang kamu pimpin.

Lalu pemimpin seperti apa yang rakyat butuhkan? tentu saja pemimpin yang merakyat. Yang mengayomi, menyayangi. Yang memanusiakan manusia, mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk rakyat, pemimpin yang memimpin. Bukan hanya sekadar menjahit benang-benang janji dusta di langit negara.

Kampanye digebyarkan besar-besaran secara menyeluruh, janji-janji mulai terngiap-ngiap di sebagian sisi semesta, lalu? Move on tiba-tiba, amnesia tentang segala hal setelah memangku salah satu jabatan dalam deretan kekuasaan, rakyatnya terlupakan, hanya merakyat ketika membutuhkan rakyat. Seterusnya, hilang rasa kemanusiaan.

Sang Pemimpin

Seorang pemimpin setiap saat merasa terhormat, tersanjung-sanjung hingga mereka lupa, bahwa mereka masih manusia. Masih berpijak di atas bumi, tapi hatinya tak membumi. Masih berada di bawah langit, tapi hatinya sudah melangit.  Maka sangat dianjurkan, seorang pemimpin itu meneladani Sang Pemimpin, serta dapat menajdi teladan.

Seperti di dalam sebuah buku Gus Mus (salah satu ulama dan penyair tersohor di Indonesia)  yang berjudul “Sang Pemimpin”.

Beliau menuliskan “Seluruh hidup pemimpin dikhidmahkan untuk memikirkan dan memperjuangkan agar tak ada satu pun di antara yang dipimpin menderita. Yang lapar ia beri makan; yang telanjang ia beri pakaian; yang bodoh ia didik; yang lupa ia ingatkan; yang bengkok ia luruskan; yang tertindas ia bela; yang susah ia hibur; hingga seterusnya.”

Pada akhirnya kita sadar, namun pura-pura tidak menyadarkan diri. Bahwa kita sedang mencari seorang revolusioner sejati yang tak pasti.  Pemimpin ideal. Ada atau tidak? Pemerintah yang memerintah tanpa harus memerintah, rakyat yang mengikuti perintah tanpa harus dapat perintah.

Rakyat sudah penat mengulum janji, sudah tak terbantah lagi membela negeri. Rakyat ingin hidup damai, dalam arti yang hakiki. Wasiat menjadi amanat kepada salah seorang  perwakilan negeri, wakil rakyat juga ada karena rakyat. Rakyat ingin kedamaian, butuh pemimpin yang sudi berjuang bersama, yang; dari rakyat, untuk rakyat. []

Tags: Karakter KepemimpinanPemimpin IdealPenguasaPilkada 2024Rakyatwakil rakyat
Ayu Bejoo

Ayu Bejoo

Pegiat Literasi & Aktivis Gender

Terkait Posts

Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Negara Inklusi

Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

11 Juli 2025
Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Humor Kepada Difabel

Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

10 Juli 2025
Melawan Perundungan

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Negara Inklusi

    Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID