• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mari Belajar Menyelami Makna Pada Lafadz Allah Bersama Prof Quraish Shihab

Asmaul husna dapat juga sebagai salah satu wasilah terkabulnya doa-doa kita.

Alfiyah Alfiyah
11/03/2025
in Hikmah
0
Lafadz Allah

Lafadz Allah

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ramadan merupakan momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta alam raya. Dalam rangka ini, ummat muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan kemuliaannya melalui banyak ritual. Mulai dari laku ibadah spiritual sampai sosial.

Untuk menjalankan seluruh rangkaian ibadah itu. Maka, penting kiranya sebagai ummat muslim untuk berpegang teguh pada prinsip Tauhid.

Bahwa, Tauhid sebagai pokok ajaran Islam meniscayakan Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa. Artinya, selain-Nya tiada tuhan yang lain. Dan hanya kepada-Nya lah satu-satunya yang kita sembah tanpa sambil menuhankan yang lain.

Maka sebagai sesuatu yang fundamental itu penting untuk belajar menyelami makna lafadz Allah. Kiranya kita bisa mengenal-Nya lebih dekat. Mengingat Allah sendiri memperkenalkan diri-Nya sendiri melalui banyak cara. Antara lain: melalui asmaul husna, melalui seluruh ciptaan-Nya, serta keteraturan dialam raya.

Prof Quraish Shihab dalam keterangannya menyampaikan bahwa terdapat kekhawatiran menuliskan tentang Asmaul Husna. Selain itu, Imam Ghazali juga pernah mengalami hal yang serupa.

Baca Juga:

Tafsir Sakinah

Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

Tauhid secara Sosial

Tauhid sebagai Dasar Kesetaraan

Hal ini mengingat para ulama itu ingin menjelaskan nama-nama-Nya yang sebenarnya tidak kita kenal. Mengingat firmanNya dalam QS As-Syura ayat 11 yang berarti “Tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya.”

Tinjauan para ulama ini pada saat yang sama mengingatkan bahwa perlu berhati-hati dalam memberikan arti terhadap nama-nama-Nya.

Lafadz Allah dan Maknanya

Allah menyebut dan memperkenalkan diriNya sendiri dengan “Anallahu rabbul Alamin” yang berarti Allah Tuhan semesta alam.

Selain itu, lafadz Allah sendiri memiliki beberapa arti jika lafadznya terpisah. Pertama, ilaaha atau yang disembah, yang kita mengabdi kepada-Nya. Penyembahan ini adalah ketaatan mutlak yang hakikatnya tidak bisa kita jangkau.

Allah juga berarti menakjubkan. Karena semua ciptaanNya menakjubkan. Laisa Kamitslihi syaiun, Tuhan berbeda dari apa yang kita pikirkan dalam benak. Kedua, Hu yang merujuk pada Dia (Allah).

Kemudian yang ketiga, Lahu yang berarti milik-Nya. Keempat, Ah. Mayoritas manusia dari segala bangsa yang sedang mengeluh mengucapkan kata “ah” yang merupakan akronim dari lafadz Allah. Maka, hal yang terkahir ini menjadi penanda bahwa keyakinan tentang adanya Allah itu telah menjadi fitrah manusia.

Mengenal Allah Lebih Mesra

Mungkin kita tidak mengenalNya sebagaimana yang Allah harapkan. Tapi Allah mengenalkan diriNya maha kasih dan maha penyayang. Hal ini berbeda dari pandangan umum yang telah penulis ketahui sejak kecil. Bahwa Allah itu kejam dan gemar menyiksa.

Imbasnya, ibadah yang tergerak dari pengetahuan semacam itu adalah ketakutan-ketakutan akan siksaan yang pedih dari Tuhan. Padahal menurut Prof Quraish Shihab tidak demikian.

Dalam penjelasannya Prof Quraish menyitir sebuah hadis tentang sahabat nabi yang bertanya tentang bagaimana cara menebus kesalahan yang terus berulang. Maka beliau Nabi Saw menganjurkan untuk memohon ampunan kepada-Nya. Hal ini menandakan betapa besarnya cinta kasih Allah terhadap hamba-hamba-Nya.

Allah senang hamba mendekat kepadaNya. Jika kita kembali dengan satu langkah. Maka Allah akan mendekat dengan langkah yang lebih banyak kepada hamba-Nya.

Mesra beribadah kepada-Nya dapat tercermin dari seberapa khusyuk kita menjalankannya. Dalam ibadah salat misalnya. Tidak hanya dengan mengingat-Nya dan hilang segalanya ingatan.

Khusyuk minimal menjaga gerak tubuh agar tidak berlebihan. Khusyuk adalah upaya sungguh-sungguh mengingat-Nya. Kalau berhasil Alhamdulillah kalau tidak berhasil tiada masalah.

Dalam hal ini, asmaul husna dapat juga sebagai salah satu wasilah terkabulnya doa-doa kita. Berdoa dengan cara menghafal yakni memelihara dalam benak sekaligus mengamalkannya sesuai kemampuan kita. Hal ini sejurus dengan ajaran agama bahwa Allah tidak akan membebani seorang hamba tanpa ia sanggup atau memiliki kekuatan yang cukup untuk memikulnya. []

Tags: Asmaul HusnaHikmah RamadanLafadz AllahnerakaProf Quraish Shihabsurgatafsirtauhid
Alfiyah

Alfiyah

Alumni FKD IPMAFA 2022 | Mari saling sapa di instagram @imalfi__

Terkait Posts

Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan
  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID