• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Melahirkan Tanpa Anestesi di Gaza, KUPI Serukan Perdamaian Dunia

Nyai Hj Badriyah Fayumi menegaskan pentingnya mengambil peran sesuai kapasitas masing-masing dari setiap kekuatan masyarakat di seluruh dunia

Nursehan Nursehan
20/11/2023
in Publik, Rekomendasi
0
Melahirkan tanpa Anestesi

Melahirkan tanpa Anestesi

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id -Kodrat seorang perempuan adalah melahirkan, tetapi melahirkan tanpa anestesi bukanlah sebuah pilihan. Inilah faktanya, di Gaza dengan semua serba kekurangan yang dialami baik dari makanan, pakaian, obat-obatan bahkan nyawapun berada diatas ambang kekrisisan.

Data mengenai perempuan Gaza yang saya peroleh dari UN Population Fund atau yang lebih akrab kita sebut UNFPA, merilis sekitar 5.000 perempuan yang sedang hamil. Data ini akan terus menurun dikarenakan korban yang silih berganti berjatuhan. Melansir dari Databoks  korban jiwa di jalur gaza dan Tepi Barat Palestina mencapai 11.251 orang sampai  13 November. Angka yang sangat berbanding terbalik dari korban jiwa Israel yang totalnya 1.249 orang.

Perempuan Melahirkan di Tengah Peperangan

Ada 18 sampai 20 bayi yang mereka lahirkan perhari dengan kondisi yang sangat kekurangan dan memprihatinkan. Merujuk dari patriot bekasi.com proses caesar selama akhir pekan sudah mereka laksanakan 16 kali operasi yang hanya bisa mereka lakukan di Gaza bagian utara.

Di tengah kekacauan yang terus menerus membombardir rakyat palestina oleh zionis Israel ini, para ibu hamil harus menahan sakit yang berlipat-lipat.

Kenyataan pahit Ini mereka laksanakan secara terpaksa dengan melakukan tindakan operasi Caesar ketika proses melahirkan. Mereka bersedia menjalani persalinan tanpa diberikan anestesi atau yang sering kita sebut dengan obat bius anestesi untuk  menahan rasa nyeri.

Baca Juga:

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

Iran dan Palestina: Membaca Perlawanan di Tengah Dunia yang Terlalu Nyaman Diam

Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

Di mana para perempuan yang seharusnya kita ratukan selama proses dan pasca melahirkan harus menelan pil pahit setelah proses berlangsungnya operasi Caesar. Para perempuan harus berjalan pulang, menuruni tangga dan kembali menghadapi realita kehidupan yang sangat tidak nyaman dan tidak kondusif di kamp pengungsian.

Kondisi keadaan yang begitu menyayat hati ini, KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) mendorong kekuatan dari berbagai lapisan masyarakat dari seluruh dunia untuk bersatu dalam menyuarakan agar genosida segera dihentikan. Mengingat begitu banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban keganasan dari Zionis Isarel.

KUPI menyatakan perlunya perlindungan terhadap warga sipil di Gaza melalui keterlibatan PBB. Seperti pembukaan blokade oleh Israel, dan perizinan dalam penyaluran bantuan dari berbagai Negara untuk kemanusiaan. Melalui siaran pers Ketua Majelis Musyawarah KUPI ibu Nyai Hj Badriyah Fayumi menegaskan pentingnya  mengambil peran sesuai kapasitas masing-masing dari setiap kekuatan masyarakat di seluruh dunia.

Termasuk pentingnya perempuan dan ulama perempuan terus menerus menggaungkan suara terhadap genosida. Di mana yang menjadi korban terbanyak selalu perempuan dan anak-anak.

9 Seruan KUPI

KUPI menyerukan sikap perdamaian antara lain:

Pertama, semua tindakan yang menyebabkan hilangnya nyawa sampai 11.251 selasa, 13 November 2023. Sehingga KUPI menyerukan untuk segera menghentikan penjajahan dan genosida yang Palestina alami.

Kedua, menegakkan hak asasi manusia dan mewujudkan perdamaian yang sejati dan berkeadilan. Dengan mendesak lembaga PBB dan OKI untuk menggunakan segalan perangkatnya dalam mewujudkan hal tersebut.

Ketiga, dengan adanya penghancuran rumah sakit, sekolah, pengepungan dan blokade jalur Gaza. KUPI mendesak PBB agar mengirimkan pasukan perdamaian di Gaza

Keempat, KUPI meminta kepada pemimpin negara-negara untuk tidak memuat pernyataan yang menjurus kepada pendukungan penjajah

Kelima, satu suara dalam mendukung pemerintah Indonesia melalui berbagai upaya diplomatik dan kemanusiaan untuk menghentikan penjajahan dan genosida.

Keenam, melakukan konsolidasi dari berbagai agama untuk menyerukan kepada para tokoh agama yang berpengaruh terkait dengan penegakan perdamaian dunia.

Ketujuh, menyerukan kepada setiap masyarakat sipil yang memiliki kekuatan dalam kapasitasnya masing-masing. Untuk menghentikan genosida, pembunuhan massal terutama wanita dan anak-anak, pengahancuran rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.

Kedelapan, ikut serta dan mengajak aga masyarakat tak kenal lelah ikut turun tangan dalam membantu palestina baik dari doa, dana dan jiwa.

Kesembilan, mendorong peran ulama perempuan sesuai khidmat masing-masing seperti: kultural, sosial maupun spiritual untuk menciptakan perdamaian.

Dengan adanya seruan KUPI ini bertujuan agar mampu membuka mindset dan membuka mata bahwa ini adalah penjajahan bahkan dapat dikatakan genosida. Sehingga mampu mengurangi penderitaan warga Palestina.

Khususnya bagi perempuan yang mengalami penderitaan  yang hamil dan hendak melahirkan, sehingga bisa mendapatkan perawatan yang layak. Tanpa harus mengalami penderitaan yang lebih menyakitkan seperti tidak mendapatkan anestesi dan perawatan sesudah melahirkan. []

Tags: GazaIsraelKupiMelahirkan tanpa AnestesiPalestinaPerang DuniaPerdamaian
Nursehan

Nursehan

Terkait Posts

Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Humor Kepada Difabel

Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

10 Juli 2025
Melawan Perundungan

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

9 Juli 2025
Perempuan Lebih Religius

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

9 Juli 2025
Nikah Massal

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID