Mubadalah.id – Perselingkuhan adalah hubungan yang dilakukan seseorang dengan orang lain selain pasangannya. Perselingkuhan dapat diartikan zina jika telah melakukan persetubuhan. Biasanya faktor perselingkuhan itu karna merasa sudah bosan atau merasa tidak cinta lagi pada pasangannya.
Kasus perselingkuhan pun makin hari makin marak terjadi, misalnya di akhir tahun 2023 banyak influencer yang membongkar kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya. Salah satunya Ira Nandha atau lebih terkenal sebagai Mamah Kavi.
Di halaman Instagramnya Kak Ira menyampaikan bahwa Elmeer, suaminya yang bekerja sebagai pilot itu sudah hampir enam kali berselingkuh dengan teman kerjanya.
Mengutip dari suara.com, pada tanggal 29 desember 2023 lalu, Ira Nandha membagikan awal mula bagaimana ia bisa mengetahui perselingkuhan sang suami. Percakapan tersebut diketahui melalui sebuah aplikasi discord.
“Teman-teman maaf ya, aku sebenarnya gak suka melakukan ini tapi aku udah gak bisa tahan lagi. 6x ketahuan. 5x dengan orang yang sama, 1x org yg berbeda. Dari awal nikah udah diselingkuhin degan orang yang sama dan selalu aku tutupin. aku berhasil bertahan 4 tahun ini dengan diam kali ini aku hancur, tapi aku gamau hancur sendirian. Kita rasain bareng bareng ya,” postingan Ira Nandha di Instagramnya.
Dampak Perselingkuhan
Membaca kasus Kak Ira Nandha ini aku langsung teringat pada kondisi Kavi. Pasalnya seperti yang terdapat dalam website Tirto.id perselingkuhan selain dapat menyakiti pasangan, juga akan membuat anak merasakan enam hal negatif.
Pertama, kehilangan kepercayaan. Masalah kepercayaan atau trust issue adalah kondisi psikologis yang umum dilaporkan pada anak-anak korban perselingkuhan orang tuanya.
Psikoterapis yang berbasis di New Delhi, Gaurav Deka mengungkapkan bahwa kondisi kepercayaan anak sangat dipengaruhi oleh perselingkuhan orang dewasa. Menurutnya anak tidak hanya sulit percaya pada orang tuanya, tetapi juga orang lain yang mencoba memberikan afeksi terhadapnya.
Kedua, anak dari orang tua yang berselingkuh berisiko mengalami dinamika dan kebingungan terkait standar keluarga yang ideal.
Pada awalnya, mereka mungkin mempercayai bahwa keluarga adalah tempat aman, penuh cinta, dan kasih. Namun, setelah menemukan fakta bahwa orang tuanya berselingkuh gambaran soal keluarga yang baik pada anak bisa hancur.
Perselingkuhan menyebabkan nilai-nilai keluarga yang dijunjung tinggi oleh anak-anak rusak seketika. Akibatnya anak-anak bingung membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Mereka cenderung mengalami perubahan ekstrem dan menganggap bahwa nilai-nilai yang ia percayai seperti kejujuran, rasa hormat, setia, cinta, dan dukungan adalah sesuatu yang sia-sia.
Ketiga, anak kesulitan membentuk hubungan emosional. Anak korban perselingkuhan akan kesulitan membentuk hubungan emosional dengan orang lain.
Menurut psikolog klinis, terapis, sekaligus pakar trauma Prachi Vaish hal ini terjadi karena anak-anak kecewa dengan hubungan kedua orang tuanya.
Mengikuti Perilaku Orang Tua
Keempat, anak mengembangkan perilaku serupa saat dewasa. Efek psikologis lain yang mungkin terjadi pada anak dari orang tua berselingkuh adalah mengembangkan perilaku serupa.
Anak-anak adalah peniru terbaik. Segala hal, baik maupun buruk secara tidak langsung tertanam di benak mereka secara sadar maupun tidak sadar.
Menurut pakar mediator pernikahan dan keluarga, Dori Shwirtz, latar belakang keluarga berpengaruh dalam kecenderungan anak terlibat perselingkuhan.
Kelima, anak mengalami depresi. Perselingkuhan orang tua bisa berdampak besar pada kehidupan pasangan dan keluarganya. Mereka juga berisiko terlibat perceraian, masalah ekonomi dan pendidikan, pertengkaran, pengabaian, hingga kekerasan rumah tangga yang orang tuanya lakukan.
Anak-anak yang tumbuh dalam kondisi semacam ini cenderung membawa beban emosional yang besar. Mereka tentu akan mempertanyakan mengapa keluarganya tidak ideal seperti yang sebelumnya diajarkan di sekolah atau di lingkungan sepermainan.
Namun, tidak semua anak mempunyai cara untuk mengatasi beban emosionalnya itu. Menurut terapis seksual berlisensi, Tatyana Dyachenko, banyak anak-anak yang kesulitan mendefinisikan perasaannya sehingga mengalami gangguan emosional seperti depresi.
Melihat lima dampak tersebut, orang tua harus benar-benar memperhatikan kondisi psikologis anak ketika sedang menyelesaikan konflik pernikahan akibat perselingkuhan. Misalnya dengan saling meredam ego untuk tidak melibatkan anak serta tidak terlihat sedih atau menjelek-jelekkan pihak yang berselingkuh di depan anak.
Hal ini supaya anak tau bahwa kedua orang tuanya “baik”, dan tetap bekerjasama untuk mengasuhnya. Sehingga dia tidak akan merasa kehilangan dan kekurangan kasih sayang.
Solusi Menghadapi Konflik Akibat Perselingkuhan
Senada dengan hal tersebut, haibunda.com juga memberikan tiga solusi bagi orang tua yang tengah menghadapi konflik akibat perselingkuhan.
Pertama, orang tua sebaiknya pergi ke ahli untuk meminta saran dan masukan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kedua, anak tidak perlu mengetahui secara detail, jika anak sudah tahu orang tuanya ada masalah tentang perselingkuhan sebaiknya anak-anak tidak perlu mengetahui detail dari apa yang telah terjadi. Orang tua hanya perlu menjelaskan kepada anak-anak bahwa mereka sedang menghadapi beberapa masalah dan melakukan segala yang mungkin untuk memperbaikinya.
Ketiga, yakinkan mereka tidak salah. Anak-anak harus orang tua yakinkan bahwa mereka tidak bersalah atas apa pun, karena ada beberapa anak yang mungkin merasa bersalah karena terjadinya perselingkuhan di antara orang tuanya. Jadi, orang tua harus meyakinkan bahwa dalam masalah perselingkuhan ini anak tidak salah. []