• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Memaknai Kata Merayakan, dari Lagu Semua Aku Dirayakan Karya Nadin Amizah

Setelah kita bisa merayakan keberhasilan kita sendiri perjuangan yang telah kita lakukan sebelumnya akan tampak berharga

Salsabila Septi Salsabila Septi
29/07/2024
in Personal
0
Semua Aku Dirayakan

Semua Aku Dirayakan

903
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.- Semakin dewasa kita pastinya semakin mempelajari banyak hal. Hal yang dulunya kita anggap harus ada dan terjadi dalam hidup lambat laun juga akan biasa saja. Hal yang harusnya seperti ini, jika tidak terjadi ya tidak masalah. Sama seperti merayakan kesuksesan atau pencapaian yang kita dapat. Dulu kita berpikir bahwa perayaan adalah hal paling penting dari sebuah pencapaian itu sendiri.

Mengenal Hierarki Kebutuhan Manusia

Sama halnya dengan pendapat Maslow dalam hierarki kehidupan yang ia gambarkan melalui segitiga. Yang mana aktualisasi jadi puncak tertinggi dalam kehidupan manusia. Teorinya biasa kita kenal dengan psikologi humanistik. Maslow mengenalkan konsep manusia berbentuk segitiga hierarki yang semakin ke atas semakin mengerucut. Manusia menurut Maslow harus memenuhi kebutuhan mulai dari fisiologis hingga aktualisasi diri.

Hierarki kebutuhan ini berlandaskan pada kebutuhan fisiologis manusia yang meliputi sandang, pangan dan papan. Jika tahap dasar sudah terpenuhi maka sebagai manusia kita dapat baik pada tahap selanjutnya yaitu rasa aman, pengakuan sosial, penghargaan dan akhirnya pada aktualisasi diri.

Tahap yang terakhir pada teori Maslow yaitu aktualisasi diri yang kita dapatkan. Bentuk aktualisasi sendiri biasanya digeneralisasikan sebagai pengakuan dari lingkungan. Pengakuan yang kita terima biasanya berupa perayaan dari seseorang atau teman dekat. Perayaannya baik berupa semangat, hadiah atau apapun yang orang lain berikan.

Semua Aku Dirayakan

Sama halnya seperti perayaan tadi yang jadi hierarki kebutuhan tertinggi menurut Maslow. Lagu karya Nadin Amizah juga erat kaitannya dengan perayaan ini. Setiap liriknya menggambarkan ucapan terimakasih atas perayaan yang diberikan. Semua yang telah ia lakukan akan dapat perayaan, sama seperti judul lagunya “Semua aku dirayakan”.

Walau pada kenyataannya perayaan sebenarnya tidak harus dilakukan oleh orang lain. Walau, makna perayaan erat kaitannya dengan orang lain yang hadir. Tetapi, sebagai makhluk individu kita harusnya dapat memaknai perayaan versi kita sebelum merayakan bersama orang lainnya. Dan kembali pada teori humanistik Maslow, kita bisa melakukan aktualisasi diri ketika semua tahapan sebelumnya sudah kita dapatkan.

Baca Juga:

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

Dapatkan bukan bermakna mendapat sesuatu dari orang lain. Mendapatkan di sini dapat berarti pemenuhan diri dengan usaha dan pemberian yang maha kuasa. Doa dan usaha yang jadi faktor utama dalam perayaan sebenarnya. Walau merayakan segala kemenangan kita bersama orang lain perlu, tetapi bisa merayakannya dengan diri sendiri tidak kalah pentingnya.

Memaknai Keberhasilan

Setelah kita bisa merayakan keberhasilan kita sendiri perjuangan yang telah kita lakukan sebelumnya akan tampak berharga. Walau apresiasi orang lain terkadang juga kita perlukan, tetapi memahami makna perayaan untuk diri ini menambah penghargaan kita terhadap diri sendiri.

Manusia merupakan makhluk sosial dan juga individual. Dengan adanya pengaruh teknologi, terkadang kembali ingat bahwa penghargaan oleh diri kita sendiri juga perlu. Kembali menghargai segala usaha yang telah kita lakukan sekecil apapun itu. Dan juga, jika kita tidak mendapat perayaan dari orang lain itu tidak ada salahnya. Aktualisasi diri yang Maslow maksud akan kita dapat dengan penghargaan diri itu.

Lagu Semua aku dirayakan mungkin bermakna apresiasi seorang pada orang lain. Tetapi, saya sendiri memaknainya sebagai monolog pada diri sendiri. Kita dapat merayakan keberhasilan bersama diri sendiri dan menemukan makna  perayaan yang  lebih dalam.

Walau demikian, ini bukan berarti kalian harus selamanya sendiri. Melakukan perayaan dengan keluarga dan teman dekat juga harus kalian lakukan. Semangat merayakan segala keberhasilan kalian.[]

Tags: Abraham MaslowHumanistikNadin AmizahPerayaanpsikologiReview LaguSemua Aku Dirayakan
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Penindasan Palestina

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

18 Juli 2025
Kehamilan Perempuan

Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

18 Juli 2025
eldest daughter syndrome

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

17 Juli 2025
Love Bombing

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

16 Juli 2025
Disiplin

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

15 Juli 2025
Inklusivitas

Inklusivitas yang Terbatas: Ketika Pikiran Ingin Membantu Tetapi Tubuh Membeku

15 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID