• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Memaknai Ramadhan sebagai Bulan Perdamaian

Bagi umat muslim sendiri, menjunjung tinggi perbedaan dan perdamaian menjadi basis dalam menjalankan ritual puasa selama Ramadhan

Mela Rusnika Mela Rusnika
29/04/2022
in Publik
0
Ramadhan

Ramadhan

152
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ramadhan menjadi salah satu bulan yang spesial bagi seluruh umat manusia, khususnya umat muslim. Kenapa demikian? Bagi umat muslim sendiri, di bulan ini kita dituntut untuk belajar mengendalikan segala bentuk hawa nafsu.

Pengendalian hawa nafsu ini yang kemudian bisa diartikan sebagai bagian dari introspeksi diri. Dimana kita diberikan ruang untuk berefleksi dan merenungkan segala bentuk kesalahan yang telah diperbuat, hingga berjanji tidak akan mengulanginya lagi di masa yang akan datang.

Bulan Ramadhan juga menjadi momen kita menyaksikan beragam potret toleransi di Indonesia. Banyak orang menunjukan berbagai aktivitas saling berbagi antar sesama. Kegiatan berbagi yang menjadi pemandangan rutin setiap Ramadhan ini dilakukan juga oleh non muslim. Mereka berbagi takjil untuk kita berbuka, berbagi sembako untuk yang kekurangan. Mereka juga mengundang kita untuk buka puasa bersama.

Diundang buka puasa bersama oleh teman non muslim adalah bagian dari puzzle hidup saya. Justru kalau tidak mendapat undangan dari mereka, rasanya ada yang kosong. Seminggu lalu, saya diundang suster salah satu biara di Bandung untuk silaturahmi sekaligus buka puasa bersama. Mengingat fenomena Covid-19 sudah mulai menurun, kita bisa mulai bertemu secara langsung.

Seperti biasa, mereka menyediakan makanan berbuka untuk saya dan teman-teman. Juga, mereka menyediakan ruang untuk kami shalat magrib dan tarawih berjamaah di salah satu sudut ruangan biara. Entah ekstrem atau tidak bagi sebagian orang mendengar kami melaksanakan shalat di biara, tapi bagi kami ini adalah bagian dari ekspresi kami dalam menunaikan perintah toleransi, yakni saling melayani, menghormati, dan menghargai.

Baca Juga:

Pesona Akhlak Nabi Meluluhkan Hati Sayyidah Khadijah yang Suci

Raden Mas Tirto Adhi Soerjo dan Gerakannya dalam Emansipasi Perempuan Indonesia

3 Kisah Toleransi Nabi dalam Peperangan

Menyuarakan Keadilan Gender tanpa Menabrak Nilai Budaya Nusantara

Pesan Damai dalam Puasa

Berpuasa tidak hanya mengajarkan kita berempati kepada mereka yang kekurangan dengan menahan haus dan lapar. Lebih dari itu, puasa mengajarkan kita agar mampu menahan diri dari kebencian, kedengkian, dan kemungkaran antar sesama umat manusia.

Rasulullah mengajarkan kita bahwa puasa itu adalah salah satu amanah dari Sang Pencipta, sehingga kita perlu menunaikannya dengan sepenuh hati. Puasa sebagai amanah ini dapat dimaknai sebagai tanggung jawab kita dalam membangun perdamaian. Bisa dikatakan, puasa bagian dari latihan menghindari godaan untuk berbuat hal yang menimbulkan permusuhan. Meskipun sulit, tapi di setiap Ramadhan kita diberikan kesempatan untuk terus berlatih mengelola diri.

Mengingat berbagai kasus pertikaian atas nama agama, etnis, dan aksi teror tidak bisa dihindarkan, dengan berpuasa kita bisa ikut mendorong terciptanya perdamaian dengan berlatih menahan diri. Meski semangat berpuasa datang dari setiap individu, tapi energinya mampu memengaruhi orang di sekitar kita untuk ikut belajar mengendalikan hawa nafsunya.

Sebenarnya visi perdamaian dalam ibadah puasa mendorong kita agar menjauhi sikap permusuhan. Ajaran ini pun sejalan dengan tujuan ritual puasa agama-agama lain, yaitu sebagai salah satu jalan menuju kedamaian. Secara historis ibadah puasa menjadi tradisi agama-agama yang dipersiapkan sebagai latihan menuju jalan damai.

Dengan menjalankan ibadah puasa maka akan terbentuk the good society, sebagaimana yang disampaikan Robert N. Bellah. Yakni, masyarakat yang damai tanpa kekerasan, juga masyarakat yang penuh dengan nuansa spiritual-religius.

Sejarah Perdamaian Dunia Terjadi pada Bulan Ramadhan

Di samping mengartikan Ramadhan sebagai bulan damai dengan berbagai praktiknya, yaitu berbagi antar sesama tanpa pandang bulu serta berlatih mengelola diri agar terhindar dari sikap negatif yang merugikan, di bulan Ramadhan ini tercatat berbagai peristiwa sejarah perdamaian.

Pertama, Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan 1364 H. Kedua, Alquran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan. Ketiga, pembebasan Mekkah yang dikenal sebagai Fathu Makka yang terjadi pada 630 Masehi, bertepatan pada bulan Ramadhan 8 H. Peristiwa pembebasan ini terjadi saat Rasulullah bersama 10.000 pasukannya bergerak dari Madinah menuju Mekkah tanpa adanya pertumpahan darah.

Rentetan sejarah ini secara tidak langsung menandakan bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan mendorong kita bersikap saling menghargai. Di era sekarang, praktik toleransi ini bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi umat muslim sendiri, menjunjung tinggi perbedaan dan perdamaian menjadi basis dalam menjalankan ritual puasa selama Ramadhan. Bagaimana penetapan awal puasa saja untuk konteks negara kita, Indonesia, berbeda-beda. Belum lagi dengan jumlah shalat tarawih, ada yang berjumlah 11 rakaat, ada juga yang 23 rakaat. Juga perayaan Idul Fitri yang berbeda pula.

Saya sendiri merasa bulan Ramadhan ini menjadi ruang bagi seluruh umat manusia mengaplikasikan sikap toleransi mereka. Di lingkungan saya, biasanya orang berdebat karena perbedaan ajaran, fiqih, pertemanan beda agama, dan lain sebagainya. Seolah perdebatan ini terhenti selama Ramadhan ini, karena orang-orang fokus berbuat kebaikan. Semoga energi baik ini tetap hadir meskipun Ramadhan telah usai. []

Tags: Bulan PuasaIndonesiakeberagamanPerdamaianRamadhanSejarah Islamtoleransi
Mela Rusnika

Mela Rusnika

Bekerja sebagai Media Officer di Peace Generation. Lulusan Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Part time sebagai penulis. Tertarik pada project management, digital marketing, isu keadilan dan kesetaraan gender, women empowerment, dialog lintas iman untuk pemuda, dan perdamaian.

Terkait Posts

Darurat Sampah

Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

26 Juni 2022
Status Janda

Menyandang Status Janda bagi Perempuan, Lalu Kenapa?

25 Juni 2022
Pencegahan Kekerasan Seksual

5 Tips Pencegahan Kekerasan Seksual Perspektif Islam

24 Juni 2022
Gaya Hidup Minim Sampah

Maunya sih Menerapkan Gaya Hidup Minim Sampah. Eh, Kok Jadi Greenwashing?

23 Juni 2022
Kurban Iduladha

3 Pesan Damai dalam Kurban Iduladha bagi Umat Muslim

23 Juni 2022
Perayaan Wisuda

Menelisik Fenomena Perayaan Wisuda di Lembaga Pendidikan

22 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kecantikan Perempuan

    Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya
  • 3 Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist