• Login
  • Register
Selasa, 5 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Membincang Kebebasan Berekspresi di Media Sosial

Media sosial memang layaknya belati bermata dua. Kehadirannya dapat memfasilitasi setiap orang untuk berpendapat, berkarya, dan mengekspresikan gagasan

Muhammad Nasruddin Muhammad Nasruddin
09/11/2023
in Personal, Rekomendasi
0
Kebebasan Berekspresi

Kebebasan Berekspresi

709
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mendekati tahun politik 2024, tidak hanya cuaca yang semakin memanas. Atas nama kebebasan berekspresi, suasana di media sosial pun tidak kalah panasnya.

Memang ada keterkaitan di antara keduanya? Jawabannya memang tidak ada.Namun bagaimanapun juga, kondisi iklim adalah bagian dari alam yang memengaruhi peradaban manusia.

Dan harusnya hal ini justru menjadi salah satu perbincangan sehat di media sosial dalam menentukan calon pemimpin nanti. Bukan malah saling beradu argumen menyerang individu secara personal.

Bicara soal media sosial, memang di era digitalisasi ini semua orang semakin mudah untuk mengekspresikan pendapat dan gagasan. Tanpa batasan ruang dan waktu, setiap orang bisa berkomunikasi dan bahkan saling “memengaruhi”.

Jika semasa penjajahan dahulu radio menjadi satu-satunya media andalan untuk menyampaikan informasi, kini telah teralihkan ke media sosial sekaligus sebagai media propaganda yang mematikan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Peran Penting Perempuan dalam Ranah Politik Menuju Pemilu 2024
  • Titi Anggraini: Dua Tips Memilih Caleg DPR dan DPRD Saat Pemilu
  • Maklumat Politik Ulama Perempuan: Jangan Golput!
  • 5 Maklumat Politik Jaringan Ulama Perempuan Indonesia
    • Kebebasan Berekspresi di Media Sosial: Antara Peluang dan Tantangan
    • Urgensi Netiket dalam Membangun Kebebasan Berekspresi yang Sehat

Baca Juga:

Peran Penting Perempuan dalam Ranah Politik Menuju Pemilu 2024

Titi Anggraini: Dua Tips Memilih Caleg DPR dan DPRD Saat Pemilu

Maklumat Politik Ulama Perempuan: Jangan Golput!

5 Maklumat Politik Jaringan Ulama Perempuan Indonesia

Kebebasan Berekspresi di Media Sosial: Antara Peluang dan Tantangan

Media sosial memang layaknya belati bermata dua. Kehadirannya dapat memfasilitasi setiap orang untuk berpendapat, berkarya, dan mengekspresikan gagasan. Bahkan efek viral yang ada di media sosial dapat memengaruhi kebijakan publik.

Lebih lanjut, karena saking berisiknya netizen, betapa banyak kasus-kasus ketidakadilan yang terungkap. “No viral no justice” menjadi slogan baru yang sebagian orang yakini.

Tentu hal ini menjadi angin segar bagi demokrasi di Indonesia. Di masa orde baru di mana suara masyarakat terbungkam, sekarang media sosial menjadi senjata untuk menyuarakan hak-hak masyarakat.

Namun, di lain sisi media sosial juga mampu memperkeruh suasana. Banyaknya dialog yang diliputi ujaran kebencian, hoaks, dan SARA menjadi tantangan tersendiri.

Apalagi munculnya buzzer yang kerap menggiring pada politik identitas yang dibumbui dengan sentimen agama, suku, dan kelompok.

Tidak jarang adanya debat kusir di media sosial dapat menimbulkan perpecahan, segregasi, dan kebencian-kebencian lainnya. Sifat anonimitas media sosial menjadikan setiap pengguna merasa lebih berani untuk menyampaikan pendapatnya, terlepas dari benar-salah apa yang mereka sampaikan.

Sebagai pengguna media sosial, saya sering mengamati bagaimana perbincangan-perbincangan dalam kolom komentar ketika ada konten media sosial yang membahas tentang politik. Khususnya tentang calon pemimpin presiden nantinya.

Dan memang, yang menjadi perbincangan sering kali tidak mengarah kepada visi-misi atau gagasan dari calon presiden untuk menyelesaikan permasalahan seperti krisis iklim tadi. Namun cenderung kepada bagaimana afiliasi agama atau ormas dari calon presiden tersebut.

Tentu perdebatan yang membawa sentimen primordial, khususnya agama akan sangat mudah untuk menyulut emosi dan melumpuhkan akal sehat. Jangan heran jika perdebatan di media sosial sering kali dibumbui dengan kata-kata umpatan, hinaan, dan ejekan yang keluar dari substansi apa yang diperdebatkan.

Justru hal seperti ini tidak akan membuahkan diskusi yang sehat dan mencerdaskan. Namun malah dapat menumbuhkan kebencian, perpecahan, dan menyulut konflik yang tak berkesudahan.

Urgensi Netiket dalam Membangun Kebebasan Berekspresi yang Sehat

Dalam kajian literasi digital, khususnya tentang netiket (network ettiquette), sesama pengguna media sosial harus saling menyadari bahwa komunikasi yang terjadi di sana hendaknya terbangun seperti bertemu langsung di dunia nyata.

Berkomunikasi layaknya manusia yang saling memanusiakan. Bukan malah saling menjatuhkan dengan bahasa kasar hanya karena berbeda pilihan. Berkomunikasi di media sosial pun perlu kita bangun dengan asas kemanusiaan.

Tentu adab dan etika menjadi hal fundamental di dalamnya. Oleh karena itu memahami literasi digital memegang peran yang signifikan demi membangun budaya dialog di media sosial yang sehat dan berkualitas.

Netiket atau etika berinternet sebagai bagian dari digital ethic memegang peran yang cukup penting. Adanya kebebasan berekspresi bukan berarti bebas sebebas-bebasnya dan dapat berlaku semaunya

Dalam kehidupan sosial, kebebasan setiap orang pada dasarnya dibatasi oleh hak kebebasan orang lain. Ketika segala bentuk tindakan maupun perkataan kita di media sosial telah melanggar atau mencederai hak-hak orang lain maka hal tersebut sudah menyalahi aturan.

Maka dari itu untuk menciptakan kultur kebebasan berekspresi yang sehat dan mencerdaskan setiap orang perlu memahami etika berinternet di media sosial. Sebuah tata krama seperti halnya berkomunikasi di dunia nyata.

Dengan demikian aktivitas dialog di media sosial juga perlu mengedepankan etika kemanusiaan dan kesantunan. Jika masing-masing pengguna media sosial dapat  saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengoreksi jika ada suatu misinformasi maka bukan tidak mungkin akan menciptakan perbincangan yang  sehat, setara, dan berkualitas. []

 

 

 

Tags: kebebasan berekspresiLiterasi Media SosialPemilu 2024sosial mediaTahun Politik
Muhammad Nasruddin

Muhammad Nasruddin

Alumni Akademi Mubadalah Muda '23. Dapat disapa melalui akun Instagram @kang_udin30

Terkait Posts

Stoikisme

Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

4 Desember 2023
Perempuan Menikah Lagi

Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

4 Desember 2023
Mahar Seperangkat Alat Salat

Mahar Seperangkat Alat Salat Ternyata Bisa Menjadi Penyebab Pernikahan Tidak Berkah, Lho!

3 Desember 2023
Perempuan dan Tradisi Menulis

Perempuan dan Tradisi Menulis dalam Film Kartini serta Gadis Kretek

3 Desember 2023
Merdeka dari Kekerasan Seksual

Jalan Panjang Merdeka Dari Kekerasan Seksual

2 Desember 2023
Krisis Lingkungan

Islam dan Krisis Lingkungan: Siapa yang paling Bertanggung Jawab?

2 Desember 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Merdeka dari Kekerasan Seksual

    Jalan Panjang Merdeka Dari Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Tradisi Menulis dalam Film Kartini serta Gadis Kretek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir
  • Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist