• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Nabi Muhammad Ajarkan Memuliakan Perempuan

Abdul Rosyidi Abdul Rosyidi
20/11/2022
in Kolom
0
Nabi Muhammad Ajarkan Memuliakan Perempuan

Nabi Muhammad Ajarkan Memuliakan Perempuan

171
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id- Di tengah perayaan lahirnya Nabi Muhammad saw, hal yang tidak kalah penting adalah meneladani sifat-sifat Nabi. Para penulis di mubaadalahnews.com banyak sekali menuliskan tentang sifat-sifat nabi yang patut diteladani tersebut. Di antara sifat Nabi yang menonjol adalah pembelaannya terhadap perempuan. Berikut ini Nabi Muhammad ajarkan memuliakan perempuan.

Dalam Perempuan di Sekitar Nabi, KH Husein menceritakan para perempuan di sekitar Nabi Saw. Mereka adalah Khadijah istri pertama Nabi; ‘Aisyah istri yang sangat cerdas, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Fatimah anaknya yang termuda; dan Sukainah cicitnya.

Mereka adalah para perempuan yang acapkali mengkritik tradisi patriarki dan menuntut kesederajatan dengan suami-suami. Mereka bahkan terkadang mengambil inisiatif sendiri untuk membantah otoritas laki-laki.

KH Faqihuddin Abdul Kodir dalam Restu Nabi SAW terhadap Perjuangan Perempuan menyebutkan bahwa Nabi Saw mendengar kegelisahan perempuan. Setidaknya dalam tulisan ini, Nabi mengapresiasi peran sosial perempuan, akses pendidikan perempuan, kekerasan domestik, dan kawin paksa yang dialami perempuan.

Dalam tulisannya yang lain, Perempuan Pemberi Nafkah Masa Nabi, Kang Faqih menceritakan para perempuan yang tangguh. Mereka yang pada zaman Nabi bekerja di ranah publik. Mereka di antaranya adalah istri Nabi sendiri, Khadijah; Ritah; Zaynab; dan Umm Syuraik. Nabi tak pernah melarang perempuan bekerja di ranah publik.

Baca Juga:

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Teladan Nabi yang tak kalah penting untuk refleksikan kembali adalah bagaimana Nabi terbiasa melakukan pekerjaan domestik.

Yulianti Muthmainnah dalam Sunah Nabi yang Paling Nyata, menceritakan bahwa Nabi, melalui kesaksian Aisyah, adalah orang yang terbiasa membantu istri menumbuk gandum, menjahit terompahnya sendiri, dan mengasuh anak-anaknya termasuk mengasuh Hasan dan Husein, cucu-cucunya.

Dalam Visi Revolusioner Nabi Mengangkat Derajat Kaum Perempuan, Abdul Rosyidi menceritakan bahwa Nabi dilahirkan di Mekah. Daerah di mana kelahiran bayi perempuan disambut dengan kemurungan. Anak dan gadis perempuan banyak yang dikubur hidup-hidup.

Nabi lahir dalam zaman yang disebut sebagai zaman jahiliyah, saat di mana akal sehat dan hati nurani kehilangan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Nabi Muhammad SAW yang mengubah masyarakat Arab waktu itu dengan visi kemanusiaannya yang mulia.

Dalam ajaran yang dibawanya, semua manusia sama di hadapan Allah SWT. Sebagai hamba, semua manusia setara, laki-laki juga perempuan. Tak ada yang lebih mulia antara satu dibandingkan yang lainnya. Laki-laki tidak lebih mulia dibandingkan perempuan, begitupun sebaliknya.

Selain lima tulisan di atas, banyak sekali tulisan-tulisan lainnya yang telah diterbitkan baik yang terkait Nabi dan Perempuan, maupun tentang Nabi yang terkait dengan hal lainnya. Beberepa di antaranya adalah Kabar Gembira dari Nabi untuk Perempuan,  Nabi Pun Minta Pendapat Istri, Benarkah Nabi Menikahi Aisyah Saat Umur Enam Tahun? Ini Dia Bantahannya, Cinta Nabi untuk Pengemis Yahudi, dan sebagainya.

Di hari kelahiran Nabi yang Mulia ini, mari kita meneladani sikap dan perilakunya, akhlaknya. Di antara akhlak yang paling baik dari diri Nabi adalah bahwa beliau sangat memuliakan perempuan. Demikian Nabi Muhammad ajarkan memuliakan perempuan. [Baca juga: Perempuan dalam Keluarga Gus Dur Tidak Dikhitan]

 

Tags: akhlakarabislammekahmuhammadmulianabiperempuanperilakurasulsifatteladan
Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi, editor. Alumni PP Miftahul Muta'alimin Babakan Ciwaringin Cirebon.

Terkait Posts

Jiwa Inklusif

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

8 Juli 2025
Nikah Massal

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

8 Juli 2025
Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Retret di sukabumi

    Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Seorang Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID