• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Men Support Men: Apakah Laki-laki tidak Butuh Support System?

Kepedulian dan dukungan antara laki-laki juga berdampak positif pada pembentukan komunitas yang lebih kuat

Dina el Balbisy Dina el Balbisy
17/04/2024
in Personal
0
men support men

men support men

582
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kepedulian dan solidaritas sesama laki-laki yang sering disebut sebagai “men support men” adalah konsep yang semakin penting dalam masyarakat kita. Tidak hanya perempuan yang butuh konsep women support women namun laki-laki juga membutuhkan konsep serupa.

Konsep men support men menggambarkan dukungan dan kepedulian antara laki-laki satu sama lain melewati stereotip dan norma gender yang kadang menghambat komunikasi dan empati. Setidaknya terdapat enam poin utama mengapa konsep men support men ini penting untuk dikaji.

Mengatasi Stigma Kesehatan Mental

Salah satu aspek penting dari men support men adalah kemampuannya untuk mengatasi tantangan kesehatan mental. Laki-laki seringkali dihadapkan pada ekspektasi masyarakat yang menuntut mereka untuk kuat, tidak menunjukkan kelemahan, dan menahan segala beban emosionalnya.

Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Dengan men support men, para lelaki memiliki kesempatan untuk berbicara tentang perasaan dan kesulitan yang mereka alami tanpa rasa takut atau malu. Ini membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi yang mungkin mereka rasakan. Melalui percakapan terbuka dan dukungan teman-teman sesama laki-laki kesehatan mental mereka dapat diperkuat.

Fasilitasi Pertumbuhan Pribadi

Kepedulian dan solidaritas sesama pria adalah fondasi yang kuat untuk pertumbuhan pribadi. Ketika pria mendukung satu sama lain mereka berfungsi sebagai mentor, motivator, dan mitra akuntabilitas satu sama lain.

Baca Juga:

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

Dalam lingkungan yang mendukung, lelaki dapat mendorong satu sama lain untuk mencapai tujuan pribadi mereka baik itu dalam karier, kehidupan pribadi, atau pengembangan keterampilan. Melalui dukungan teman sebaya mereka bisa menjadi versi terbaik dari diri mereka.

Membangun Komunitas yang Kuat

Kepedulian dan dukungan antara laki-laki juga berdampak positif pada pembentukan komunitas yang lebih kuat. Ketika pria saling mendukung satu sama lain mereka menciptakan jaringan individu dengan minat dan tujuan yang sama.

Ini bukan hanya tentang membantu satu sama lain secara pribadi tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat berkolaborasi untuk mengatasi tantangan dan masalah bersama di masyarakat. Solidaritas sesama lelaki menjadi landasan untuk mengatasi masalah yang lebih besar dalam lingkungan mereka dan memberikan dampak positif dalam masyarakat.

Mendobrak Stereotip Gender

Salah satu manfaat terbesar dari men support men adalah kemampuannya untuk menantang dan mengatasi stereotip gender yang merugikan. Konsep tradisional tentang maskulinitas sering membatasi ekspresi emosional dan menekan ketidakpastian. Solidaritas sesama lelaki mendorong pria untuk menjadi lebih autentik, empatis, dan peduli satu sama lain.

Ini memberikan contoh yang kuat bagi generasi muda pria tentang bagaimana maskulinitas tidak harus berarti tidak memiliki perasaan atau ketidakpastian. Hal ini membantu menciptakan pemahaman yang lebih sehat tentang apa itu menjadi pria yang seimbang dan penuh empati.

Mewariskan Nilai-Nilai Positif pada Generasi Muda

Konsep men support men juga memberikan contoh positif bagi generasi muda pria. Ketika anak-anak dan remaja melihat model peran yang positif dalam bentuk pria yang mendukung satu sama lain, mereka akan tumbuh dengan pandangan yang lebih sehat tentang hubungan dan rasa memiliki.

Ini juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan empati yang kuat. Di mana ini merupakan kunci dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan di masa depan.

Mengakhiri Isolasi Emosional Laki-laki

Terlalu sering pria merasa terisolasi secara emosional karena mereka merasa tidak ada tempat untuk berbicara tentang perasaan mereka. Men support men adalah kunci untuk mengakhiri isolasi ini dan membantu pria merasa diterima dalam mengungkapkan diri mereka. Ini juga memberikan platform atau wadah untuk berbicara tentang masalah kesehatan mental dan tantangan yang dihadapi oleh pria, yang sering kali diabaikan.

Pada intinya pria juga butuh support system. Selain itu membangun kepedulian dan solidaritas sesama pria adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih sehat dan berdaya. Konsep ini membantu mengatasi stigma kesehatan mental, memfasilitasi pertumbuhan pribadi, membangun komunitas yang kuat, menantang stereotip gender, dan memberikan contoh positif bagi generasi selanjutnya.

Dalam dunia yang sering mendorong individualisme men support men mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian, dukungan, dan solidaritas antara pria. Dengan menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari maka harapannya kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih kuat, lebih sehat, dan lebih peduli satu sama lain. []

Tags: emosi laki-lakiGenderisolasi emosionalisu maskulinitaslaki-lakimenmen support menStereotipe GenderStigma Sosial
Dina el Balbisy

Dina el Balbisy

Si penikmat kehangatan, kata, aroma, irama, rasa dan krasa. Bisa disapa melalui instagram @dinaelbalbisy_ Mari menjalin relasi :)

Terkait Posts

Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID