• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menalar Akar, Dampak dan Solidaritas Pangan

Penting sekali untuk saling mengingatkan bahwa dampak krisis pangan dan ekonomi mempengaruhi kebutuhan primer, termasuk hak dasar setiap orang atas pangan yang cukup dan sehat

Efrial Ruliandi Silalahi Efrial Ruliandi Silalahi
19/01/2023
in Publik
0
Solidaritas Pangan

Solidaritas Pangan

977
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berbicara konteks saat ini di mana dunia dan juga Indonesia sedang menghadapi tantangan dan masalah pangan. Seperti pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia belum sepenuhnya teratasi. Konflik antar negara, perubahan iklim, serta tidak stabilnya harga pangan, sehingga membutuhkan solidaritas pangan.

Dalam kondisi demikian tentunya timbul pertanyaan tentang apa yang mesti kita lakukan untuk meringankan beban bersama. Khususnya saudara kita yang berkekurangan, sebagai wujud keterlibatan dan kepedulian kita? Pertanyaan ini dapat membantu kita untuk merenungkan sejauh mana kita sudah berusaha untuk mengasihi, untuk peduli dan menjadi berkat bagi sesama (bersolidaritas).

Daftar Isi

    • Akar Persoalan Pangan
  • Baca Juga:
  • Teladan Bersolidaritas dan Pesan Moral Untuk Masa Depan
  • Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll
  • Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Sampah di Pengungsian?
  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023
    • Dampak Krisis Pangan
    • Pentingnya Solidaritas Pangan

Akar Persoalan Pangan

Persoalan pangan yang terus menerus muncul dalam pembicaraan adalah kemiskinan dan kelaparan, kekurangan gizi, stunting dan berbagai penyakit lainnya, pemborosan makanan (sampah makanan), perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas pangan, konflik atau perang antar negara, persoalan perdagangan bahan pangan dan lain seterusnya. Misalnya di Indonesia menurut data Kementerian Lingkungan Hidup pada 2020 menyebutkan bahwa sampah makanan 39,8 persen dari seluruh jenis sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, padahal masih ada 8,34 persen penduduk masih mengalami kekurangan makanan.

Akar persoalan fenomena kelaparan yang terjadi di dunia bukanlah persoalan materi atau ekonomi belaka. Melainkan persoalan moral. Oleh karena itu, pentingnya menegaskan bahwa perkembangan manusia yang otentik memiliki karakter moral. Hal ini mengandaikan rasa hormat yang penuh kepada pribadi manusia. Tetapi juga harus memperhatikan dunia sekitar dan memperhitungkan sifat setiap makhluk serta relasi timbal balik dalam sistem yang teratur.

Esensi yang menunjukkan bahwa tidak terpenuhinya hak atas pangan bukan hanya karena sebab alami. Tetapi situasi yang dipicu oleh perilaku laki-laki dan perempuan yang mengarah pada kemerosotan standar sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Oleh karena kemiskinan dan konflik berdarah, banyak orang terpaksa meninggalkan rumah dan mencari dukungan di luar negerinya sendiri untuk menggapai hidup yang lebih baik.

Baca Juga:

Teladan Bersolidaritas dan Pesan Moral Untuk Masa Depan

Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll

Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Sampah di Pengungsian?

Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023

Dampak Krisis Pangan

Penting sekali untuk saling mengingatkan bahwa dampak krisis pangan dan ekonomi mempengaruhi kebutuhan primer, termasuk hak dasar setiap orang atas pangan yang cukup dan sehat. Kondisi ini memperparah khususnya situasi mereka yang hidup dalam kondisi kemiskinan dan keterbelakangan.

Mereka yang miskin dan terdampak itu di dalamnya ada orang tua renta, para ibu-ibu yang hamil, bayi dan anak-anak, mereka yang rentan sakit dan lain sebagainya. Fakta bahwa masih adanya kemiskinan dan kelaparan dan persoalan pangan lainnya yang mengurangi kehidupan jutaan orang. Hal itu merupakan ancaman bagi kehidupan serta martabat manusia dan menuntut tanggapan dari setiap orang.

Kembali lagi untuk kita saling mengingatkan bahwa banyak yang terus makan dengan cara yang tidak sehat dan cukup. Ini adalah kenyataan yang kejam, tidak adil dan paradoks bahwa, saat ini, ada makanan untuk semua orang. Namun tidak semua orang memiliki akses ke sana. Dan bahwa di beberapa wilayah di dunia makanan terbuang dan dikonsumsi secara berlebihan, atau ditujukan untuk tujuan lain daripada kebutuhan akan nutrisi. Untuk melepaskan diri dari spiral masalah pangan ini, kita perlu mempromosikan suatu lembaga ekonomi dan inisiatif sosial solidaritas pangan. Di mana langkah ini dapat memberikan akses reguler kepada masyarakat miskin ke sumber daya dasar pangan.

Pentingnya Solidaritas Pangan

Salah satu wujud solidaritas pangan, yakni perbuatan baik atau hati yang tergerak adalah berbagi makanan sehat. Ini adalah inisiatif dan gerakan tiada putus yang sudah terjadi. Baik yang kita tujukan kepada saudari-saudara kita yang masih terdampak oleh wabah covid-19 maupun saudari-saudara kita yang terdampak krisis pangan. Gerakan solidaritas berbagi makanan sehat bisa kita maknai sebagai salah satu upaya untuk memajukan kesejahteraan umum. Selain itu mengangkat serta menjunjung tinggi martabat manusia.

Solidaritas pangan dalam bentuk kecukupan pangan dan ketersediaan pangan yang sehat dan lestari menjadi tujuan usaha bersama semua orang. Mengembangkan sumber daya pangan yang ada, mengelolanya dengan baik dalam semangat cinta kasih sehingga semua memproleh makanan yang cukup adalah upaya kita mewujudkan kesejahteraan bagi semua.

Dengan demikian, tidak ada lagi orang yang kelaparan karena tidak dapat memperoleh makanan. Kita harus saling mengingatkan, supaya kita memberi makan kepada mereka yang lapar. Harapannya, solidaritas pangan yang berperspektif semakin peduli dan murah hati semakin berguna bagi refleksi dan penataan kehidupan bersama dalam bermasyarakat dan bernegara. (bebarengan)

 

Tags: Kehidupan BerkelanjutanLingkunganMakanan SehatmanusiapanganSolidaritas
Efrial Ruliandi Silalahi

Efrial Ruliandi Silalahi

Suka Menonton Film dan Pemburu Buku Gratisan

Terkait Posts

Kampung Adat Kranggan

Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota

8 Februari 2023
Sunat Perempuan

Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan : Memahami Bahaya P2GP

8 Februari 2023
Pencemaran Udara

Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim Menurut Pandangan Islam

7 Februari 2023
NU Merangkul Feminisme

Feminis-NU-isme: Ketika “NU Merangkul Feminisme”

7 Februari 2023
Hari Anti Sunat Perempuan Internasional

Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan

6 Februari 2023
Industri Halal

Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

4 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Sisi Lain dari Haul Gus Dur ke-10 di Cirebon, yang Bikin Semua jadi Ambyar - Mubadalah pada Alissa Wahid: Islam Menolak Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan pada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist