• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Menangisi Kondisi Republik ini

Mubadalah Mubadalah
14/12/2016
in Aktual
0
Republik ini

Republik ini

6
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saat ini Republik ini, Indonesia yang kita cintai, sedang disuguhi tontonan Gubernur DKI non-aktif menangis di persidangan. Banyak yang mencibir. Banyak juga yang membela dan memuji. Salah seorang wakil DPR dari partai yang bersebrangan dengan Gubernur pun ikut berkomentar: “Kalau saya jadi Ahok, saya juga menangis”.  Tetapi tidak sedikit juga yang nyinyir: “Ah, buaya lah”. “Tuh kan, Ahok itu lembut hatinya tidak seperti yang sono”, kata yang pro tentu saja.

Untuk itu, kita memerlukan rengkuhan emosi feminin: menghargai, memaafkan, memuji, memberi, mencintai, dan mengasihi.

Sejak beberapa bulan ini, publik Indonesia terus terbelah untuk apapun yang keluar dari sang Gubernur. Hanya dua posisi: memusuhi atau membela. Masing-masing kemudian bertengkar satu sama lain. Membelah persaudaraan. Memecah persatuan. Bisa jadi, ia akan memantik peperangan. Yang diam pun ikut dijadikan sasaran. Jika di hadapan yang pro, yang diam dianggap kontra. Jika di hadapan yang kontra, yang diam dianggap pro. Seakan hanya ada dua posisi saja: memusuhi atau membela. Duh!!!.

Jagat psikologi bangsa Indonesia ini sedang dirundung awan gelap kebencian. Dari dua pihak, yang pro dan yang kontra. Sampai anak kecilpun sudah mulai fasih untuk bicara: tangkap, bunuh, dan gorok. Ohh…! Tidakkah kita menangisi kondisi ini? Sadarkah kita sudah terpecah belah dan bisa lebih parah jadi perang suadara? Tidakkah kita belajar dari negeri-negeri Muslim lain yang sedang terkoyak dan masih sulit untuk pulih sampai sekarang?

Cakrawala sosial bangsa kita, saat ini, lebih banyak dikepung nafsu negatif dari kualitas maskulin yang bersarang dalam tubuh kita. Nafsu menghukum, menguasai, memaksa, marah, membenci, menghardik, dan memusuhi. Untuk itu, kita memerlukan rengkuhan emosi feminin: menghargai, memaafkan, memuji, memberi, mencintai, dan mengasihi.

Baca Juga:

Kasus Meiliana dan Keseimbangan Cara Beragama

Muludan Cinta Kasih

Saya percaya semua pihak merasa sedih atas kondisi bangsa ini. Setiap orang ingin keluar dari kondisi carut marut ini. Sesegera mungkin. Seorang siswi SMAN di Banyuwangi telah melukiskan kegundahan ini dengan apik. Menyedihkan sekali memang. Ia menangis dan kita semua pantas menangisi Republik ini. Semoga suara siswa ini, dan suara-suara lain, bisa membangkitkan kesadaran kita bersama.

Dengan penuh doa dan harapan, agar segera tubuh bangsa ini didekap emosi feminin. Saat ini, terus, dan lebih sering lagi. Agar yang pencaci jadi pemuji. Yang penista jadi pencinta. Yang pemarah jadi pemurah. Dan yang pembenci jadi pengasih. “Berkata baik dan memaafkan (bahkan) lebih baik dari sedekah yang diikuti (perkataan yang) menyakitkan” (QS. al-Baqarah, 2: 263). Nabi Saw juga bersabda: “Sesungguhnya Allah itu Maha Penyayang dan mencintai kasih sayang dan kelembutan. Dia akan memberikan melalui kasih sayang sesuatu yang tidak bisa terberi melalui kekerasan” (Hadits Abu Dawud, no. 4809). Semoga.

Tags: AhokAhok menangisPenistaan agamaSidang Ahok
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID