• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Menekuk Konstruk “Semua Lelaki Sama Saja” dalam Sajian Film Redeeming Love

Dalam film ini, kita dapat mengambil pelajaran bersama bahwa sosok lelaki tidak bisa selalu dikonstruksikan negatif

Firda Rodliyah Firda Rodliyah
25/09/2023
in Film
0
semua lelaki sama saja

semua lelaki sama saja

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Barangkali kita sering mendengar orang mengatakan bahwa “Semua lelaki sama saja”, seakan seluruh lelaki di dunia ini memiliki konstuksi sikap negatif yang sama. Entah hanya memperalat perempuan, seenaknya saja, terlalu sok berkuasa, merasa lebih kuat, atau menganggap perempuan sebagai benda.

Tentu akan banyak pandangan lelaki yang tidak setuju dengan film Redeeming Love. Tapi kenyataannya, tidak kurang lelaki yang berpikiran demikian. Dalam film yang disutradari oleh D.J. Caruso ini, kita akan melihat sendiri, bagaimana bengisnya sikap lelaki pada umumnya pada sosok perempuan. Sebuah hukum patriarki yang begitu tegas. Lantas kemudian dihantam oleh sebuah fakta bahwa “Tidak semua laki-laki seperti itu”.

Setitik Kisah Angel

Berawal dari kisah seorang perempuan, sebut saja namanya Angel. Dia adalah satu dari sekian perempuan pelacur yang tinggal di sebuah rumah Bordir Pair-A-Dice milik Duchess. Tiap hari Angel melayani banyak lelaki penambang emas yang menang undian secara acak. Orang yang beruntung dapat menyewa Angel selama lima belas menit dengan bayaran serbuk emas.

“Semua pria hanya mau memperalatmu. Ayahmu saja tak peduli dengan apa yang ibumu berikan padanya. Ibumu memberikan semua yang dia miliki. Sekarang ayahmu menendangnya keluar dan memutuskannya. Saat kau beri mereka hatimu, mereka mencabik-cabiknya. Tak satupun mereka peduli. Sebaiknya kau tahu itu sekarang, Nak!”

Memori itu kembali lagi. Satu persatu bayangan akan masa lalu membawa Angel untuk mengingatnya, meski perih. Seperti halnya ayah yang menolak kehadirannya di dunia, ibu yang meninggalkannya setelah berkali-kali melayani lelaki di gubuk kecil demi mereka bertahan hidup, serta bagaimana akhirnya ada seseorang yang membawanya, dan menjualnya pada seorang lelaki.

Baca Juga:

Film Indonesia Menjadi Potret Wajah Bangsa dalam Menjaga Tradisi Lokal

Film 1 Kakak 7 Ponakan: Arti Keluarga, Kebersamaan, Perjuangan, Cinta dan Ketulusan

Hayati dan Hegemoni Budaya dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Anak Lelaki dan Broken Home: Siapa Sandarannya?

Lelaki itu merawat Angel di sebuah rumah bordir, membesarkannya hingga tumbuh menjadi gadis yang cantik. Pada suatu malam, ayahnya datang sebagai tamu, dan melampiaskan nafsunya. Setelah tahu bahwa yang telah ia setubuhi adalah anaknya, pada malam itu juga, ia bunuh diri.

Angel lalu pergi, meninggalkan tempat itu dan menyeberangi lautan. Ia berniat mencari kehidupan yang baru. Sayangnya di ujung perjalanan, ada sekelompok perempuan memukulinya hingga tak sadarkan diri.

Duchess lah yang menemukannya. Merawatnya hingga sembuh, dan mengangkatnya sebagai pekerja seksual di rumah bordir miliknya. Dari sinilah kita akan memulai kisah pertemuan Angel dengan Michael.

Sebuah Pertemuan

Michael pertama kali melihat Angel ketika ia sedang berjalan-jalan di luar bersama pengawal Duchess. Pandangan pertama Michael membawanya masuk ke rumah bordir berkali-kali, menghabiskan serbuk emas demi bertemu dengan Angel.

Ia tidak pergi untuk menikmati tubuh Angel seperti halnya lelaki lain, tapi mengajaknya menikah. Angel yang merasa pernikahan adalah institusi yang akan mengekangnya, menolak berkali-kali permintaan Michael. Ia ingin merdeka dengan dirinya sendiri, tanpa harus lelaki lain mengatur hidupnya.

Hingga suatu hari nasib malang menimpa Angel. Pengawal Duchess memukulinya hingga babak belur karena keberaniannya untuk mengambil hak serbuk emas yang selama ini dinikmati oleh Duchess sendirian.

Angel kemudian terkapar di atas kasur dan tidak sanggup melakukan apapun. Hal ini kemudian menjadi firasat buruk yang Michael rasakan. Sehingga ia langsung berangkat ke kota dan menyelamatkan Angel dengan syarat perempuan tersebut mau menikah dengannya.

Singkat cerita, Michael merawat Angel dengan kasih sayang, mencoba memenuhi segala kebutuhannya, dan mengajaknya untuk melihat dunia yang berbeda. Sayangnya setelah sehat, Angel meninggalkannya. Ia ingin kembali ke Pair-A-Dice.

Di tengah perjalanan, Michael menjemputnya. Memberikan pertimbangan untuk tetap melanjutkan perjalanan sejauh 19 mil dengan Duchess yang sedang menunggunya di ujung jalan, atau memilih kembali dengan jarak 1 mil dengan rumah, makanan, dan suaminya. Hingga akhirnya ia memilih untuk pulang.

Namun cerita tidak berakhir di sini. Pada waktu yang lain, Angel kembali kabur. Ia berhasil pergi ke Pair A Dice, dan  kembali menjadi pekerja seksual di tempat yang berbeda. Akhirnya, lagi-lagi Michael menjemputnya kembali, dan Angel mengiyakan.

Kemudian, untuk ketiga kalinya Angel kembali pergi dari rumah Michael. Alasan kali ini berbeda, ia merasa rendah diri atas tubuhnya yang pernah mengalami aborsi dengan paksa. Ia meyakini bahwa tubuhnya tidak lagi bisa melahirkan, sehingga tidak bisa menuruti keinginan Michael yang ingin memiliki anak.

Sehingga ia pun pergi lagi. Dan kali ini, Michael tidak mencari Angel.

Lelaki Tidak Sama Saja

Sebenarnya film ini masih panjang, dan tidak bisa saja ceritakan semuanya di sini. Namun pada intinya sosok Michael masih menunggu kepulangan istrinya, meski harus menanti bertahun-tahun tanpa kepastian.

Melalui film Redeeming Love ini, kita akan melihat bahwa sosok Michael berbeda dengan hampir semua lelaki yang Angel temui. Lelaki yang hanya ingin menikmati tubuh perempuan, lelaki yang semaunya sendiri, lelaki yang merasa memiliki kekuatan lebih ketimbang perempuan, dan lelaki yang tidak tulus terhadap perempuan.

Dalam film ini juga kita dapat mengambil pelajaran bersama bahwa sosok lelaki tidak bisa selalu dikonstruksikan negatif. Tiap-tiap orang memiliki karakter yang berbeda. Seperti karakter-karakter yang ada pada sosok Michael demikian turut menjadi pembeda dengan lelaki lain.

Dengan demikian ini merupakan sebuah simbol penekuk konstruk semua lelaki sama saja. Sehingga tidaklah kita, apalagi yang memiliki trauma dengan lelaki selayaknya Angel, turut berpikir bahwa semua lelaki adalah gambaran keburukan. Tidak semua dari mereka adalah sama, dan mereka tidaklah sama. []

 

 

Tags: Filmfilm cintafilm redeeming lovelelakireviewfilmsemua lelaki sama saja
Firda Rodliyah

Firda Rodliyah

Anggota Puan Menulis

Terkait Posts

Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Film Aku Jati Aku Asperger

Komunikasi Empati dalam Film Aku Jati Aku Asperger

5 Mei 2025
Film Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri: Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?

3 Mei 2025
Otoritas Agama

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

25 April 2025
Film Indonesia

Film Indonesia Menjadi Potret Wajah Bangsa dalam Menjaga Tradisi Lokal

17 April 2025
Film Bida'ah

Film Bida’ah: Ketika Perempuan Terjebak Dalam Dogmatisme Agama

14 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version