• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Meneladani Rasul yang Tidak Pernah Melarang Ibadah Non Muslim

Sunnah Rasul sesungguhnya adalah mempersilakan umat Non Muslim beribadah dengan tenang, bukan melarang keras apalagi membubarkannya

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
29/12/2022
in Publik
0
Melarang Ibadah

Melarang Ibadah

561
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa hari terakhir, sebuah video yang memperlihatkan warga melarang ibadah Natal di Cilebut, Bogor mengemuka. Ditengarai terjadi konflik antar warga setempat yang mempersoalkan rumah warga yang mereka jadikan tempat beribadah. Warga berdalih, pemilik rumah tidak mematuhi kesepakatan yang mereka buat sebelumnya tentang pelarangan warga non perumahan untuk ikut beribadah.

Di sisi lain, pemilik rumah tidak bisa serta merta meminta orang non perumahan yang telah datang untuk pergi begitu saja. Terlebih, jumlah gereja di Bogor sangatlah terbatas, sehingga rumah warga tersebut bisa mereka jadikan alternatif untuk menyelenggarakan ibadah Natal.

Sayangnya, hal ini tidak banyak warga pahami. Alih-alih mempersilakan Umat Kristiani untuk beribadah dengan tenang, sejumlah orang memilih mendebat pemilik rumah dan meminta mereka untuk pergi ke gereja. Apa yang warga lokal lakukan tentu memantik konflik dengan pemeluk kristiani di sana.

Kasus di Cilebut, Bogor tadi sejalan dengan temuan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang menyebut bahwa nilai-nilai Pancasila di Indonesia mengalami krisis implementasi yang menyebabkan maraknya kasus intoleransi dalam beberapa tahun terakhir.

Selain pelaksanaan ibadah umat non Muslim yang tidak leluasa, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo menyampaikan bahwa kasus intoleransi lain yang juga mendominasi adalah sulitnya mendirikan rumah ibadah dan maraknya pelanggaran terhadap hak-hak minoritas. Dengan nada getir, ia mengungkapkan bahwa, “intoleransi terus meningkat setiap waktunya, seperti pendirian tempat ibadah yang sulit, pemakaman dan hak-hak kaum minoritas.”

Menilik Pelarangan Ibadah Natal di Bogor

Kasus pelarangan ibadah natal di rumah warga di Bogor tersebut akhirnya turut memperburuk rapor merah toleransi beragama di Indonesia. Imparsial, sebuah LSM yang bergerak di bidang pengawasan dan penyelidikan pelanggaran Hak Asasi Manusia menyebut bahwa kasus Cilebut kian menambah deretan tindakan Intoleran di Indonesia sepanjang tahun 2022.

Baca Juga:

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

Islam dan Persoalan Gender

Berdasarkan hasil pemantauan Imparsial sepanjang tahun 2022, terdapat 25 pelanggaran hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan yang terekam oleh media. mayoritas kasus tersebut adalah kasus perusakan rumah ibadah, dengan total sebanyak 7 kasus. Jumlah itu pun menyusul dengan kasus larangan mendirikan tempat ibadah serta larangan beribadah, yang masing-masing berjumlah 5 kasus.

Selain ketiga jenis pelanggaran tersebut, Imparsial juga mencatat ada sebanyak 3 kasus pelanggaran berupa perusakan atribut keagamaan yang juga terjadi di Indonesia. Sementara sisanya adalah kasus-kasus lain yang terpicu oleh intoleransi, layaknya serangan terhadap keluarga dari agama yang berbeda, penyegelan tempat ibadah, hingga pengucilan di masyarakat.

Menilik laporan yang dirilis Imparsial, kasus-kasus intoleransi tadi tersebar di 15 provinsi dengan Jawa Barat di peringkat pertama sebagai provinsi yang paling banyak, kemudian disusul Jawa Timur, kemudian NTB, Lampung, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Aceh, DI Yogyakarta, dan Bali.

Teladan Rasul dengan Umat Non Muslim

Tingginya laporan tindakan intoleransi tadi tentu amat kita sayangkan. Selain berpotensi memicu konflik sosial yang lebih luas, tindakan melarang ibadah umat agama lain juga bukan termasuk sunnah Nabi.

Disebutkan dalam sirah Ibnu Ishaq, suatu hari sekelompok Kristen dari Bani Najran mengunjungi Madinah. Saat sampai di kota tersebut, rombongan bani Najran ini langsung masuk ke masjid Nabawi. Padahal saat itu sudah masuk waktu Ashar. Bahkan Rasulullah SAW dan para sahabat baru melaksanakan sholat.

Ketika masuk, Bani Najran yang berjumlah 14 orang langsung bersiap sembahyang ala Kristen. Mereka menghadap ke arah Timur. Melihat hal tersebut para sahabat berencana melarang mereka. Alih-alih turut mendukung rencana mereka, Rasul justru diam saja dan membiarkannya.

Maka jadilah dalam masjid, rombongan Kristen Najran tersebut melakukan ibadahnya. Setelah mereka selesai beribadah, Nabi Muhammad malah memperlakukan rombongan Kristen Najran dengan baik.

Apa yang dicontohkan Rasul tersebut memperlihatkan bahwa Sunnah Rasul sesungguhnya adalah mempersilakan umat Non Muslim beribadah dengan tenang, bukan melarang keras apalagi membubarkannya. Sebab, seperti nasihat Gus Dur, sekarang ini kita lebih perlu Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. []

 

Tags: ibadahislamNatalnon muslimSunah Nabitoleransi
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Merawat Bumi

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

14 Juli 2025
Disabilitas Mental

Titik Temu Antara Fikih dan Disabilitas Mental

14 Juli 2025
Mas Pelayaran

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

13 Juli 2025
Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID