• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mengapa Allah Tidak Menggunakan Kata Ganti Feminin?

Lailatul Fitriyah Lailatul Fitriyah
10/07/2021
in Publik
0
perawi, perempuan
39
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Permasalahan soal merujuk kepada Allah dengan menggunakan kata ganti perempuan hanya muncul dalam bahasa-bahasa berjender (Arab, Inggris, Perancis, Italia, dll). Bahasa Indonesia bukan merupakan di antaranya. Jadi masalah ini tidak muncul dalam konteks Indonesia. Pertama, Apa landasan teologinya? Tidak seperti teologi-teologi lainnya (e.g., teologi Kristen) bahasa teologis Islam tidak menyimbolkan Allah dalam metafora ‘Ayah’. Mengapa juga Allah tidak menggunakan kata ganti feminin?

Pun, jelas dalam teologi Islam bahwa perbedaan jender dan seksualitas tidak berlaku bagi Allah yang Maha di atas segala. Kedua, apa masalahnya sehingga kita perlu memakai kata ganti perempuan dalam merujuk Allah? Masalahnya adalah, dalam bahasa-bahasa berjender, penggunaan kata ganti laki-laki untuk Allah (Huwa, He, Lui, Il, dll) menanamkan asosiasi antara Allah dan laki-laki dalam benak manusia.

Dalam perspektif Feminisme Islam, asosiasi tersebut kemudian menjustifikasi penempatan laki-laki sebagai ‘manusia istimewa’ di atas kemanusiaan perempuan karena penunjuk jendernya diasosiasikan dengan penunjuk ‘jender’ Allah. Dari situ, ragam kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan dibenarkan tidak hanya dengan klaim bahwa laki-laki berderajat lebih tinggi dari perempuan, melainkan juga melalui penggambaran Allah melalui asosiasi jender laki-laki.

Tentunya, hal-hal seperti itu adalah bagian dari kekerasan sistemik-teologis yang tak kasat mata, namun asumsi-asumsinya menghujam dalam cara berpikir kita tentang perempuan dan laki-laki dalam Islam.

Ketiga, Apa landasan merujuk kepada Allah dengan menggunakan kata ganti perempuan? Adalah Ibn ‘Arabi yang memperkenalkan konsep Jalal dan Jamal dalam memahami sifat-sifat Allah. Jalal (Maha Agung) adalah sifat-sifat yang terkait dengan maskulinitas, sementara Jamal (Maha Indah) adalah sifat-sifat yang terkait dengan femininitas.

Baca Juga:

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

Sifat-sifat Jalal, contohnya, Sang Maha Berdaulat (al-Muhaymin, al-Malik), Sang Maha Kuat (al-Aziz, al-Jabbar), dan Sang Maha Penakluk (al-Qahhar). Sedangkan Sifat-sifat Jamal contohnya, Sang Maha Pemaaf (al-Ghaffar), Sang Maha Pengasih (ar-Rahim), & Sang Maha Pencinta (al-Wadud).

Konseptualisasi tersebut diajukan oleh Ibn ‘Arabi dalam upayanya untuk menampilkan keseluruhan sifat-sifat Allah. Sebuah pengingat dalam konteks patriarki yang normatif, bahwa Allah tak hanya ‘maskulin’ melainkan juga ‘feminin’. Para akademisi Feminis Muslim, seperti Sa’diyya Shaikh, Amina Wadud, dll, seringkali memakai kata ganti perempuan untuk merujuk Allah dalam karya-karya mereka.

Tujuannya bukan untuk menggambarkan Allah ‘sebagai perempuan’. Melainkan, untuk mengingatkan kita bahwa kategorisasi jender dan seks tidak berlaku bagi Allah sekaligus melawan kekerasan sistemik terhadap perempuan yang berakar dari asosiasi Allah dengan jender laki-laki.[]

Lailatul Fitriyah

Lailatul Fitriyah

Perempuan asal Jember ini adalah kandidat Doktor di bidang Gereja Global & Agama-Agama Dunia di University of Notre Dame, Indiana, U.S.A. Ia juga memegang gelar Master of Arts di bidang Perdamaian Internasional dari universitas yang sama.

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID