Oleh karena itu, marilah untuk tidak melekatkan tugas-tugas kebersihan dan perawat lingkungan pada perempuan saja. Sebab laki-laki dan perempuan sama-sama punya tugas untuk menjaga kebersihan.
Mubadalah.id – Selama satu minggu saya dan teman-teman Mahasiswa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon melakukan mini riset di dua desa Kabupaten Kuningan, yaitu di Desa Paniis dan Pasawahan.
Saya sendiri di tempatkan di Desa Paniis bersama tujuh orang lainnya. Di sana saya ikut terlibat dalam beberapa aktivitas yang biasa dilakukan masyarakat Desa Paniis, salah satunya kegiatan Jum’at bersih-bersih atau biasa disebut “Jumsih”.
Saya dan teman-teman yang bertugas di Desa Paniis ikut membantu ibu-ibu menyapu jalan, membersihkan selokan dari sampah-sampah plastik dan juga mengumpulkan sampah-sampah tersebut hingga bisa dibakar. Kami memulai kegiatan Jumsih dari jam tujuh hingga sembilan pagi.
Sebenarnya saya kagum dengan kebersamaan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan ini. Sebab pemandangan tersebut sudah sangat jarang terlihat di lingkungan perkotaan. Selain itu, kegiatan Jumsih juga bisa mendorong masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan dan mempererat jalinan silaturahmi antar warga.
Namun di sisi lain saya juga merasa ada yang kurang, sebab saya melihat yang terlibat dalam kegiatan Jumsih ini hanya perempuan saja. Sedangkan laki-lakinya tidak ada.
Sebenarnya hal ini tidak heran, sebab seperti yang sering saya dengar dalam Mata Kuliah Studi Gender yang diampu oleh Ibu Nurul Bahrul Ulum bahwa salah satu streotip positif yang dilekatkan pada perempuan adalah anggapan bahwa perempuan itu rapih, punya naluri perawatan dan suka bersih-bersih.
Dengan begitu streotip positif ini dalam banyak hal selalu mendorong perempuan untuk mengambil peran-peran yang berhubungan dengan kebersihan, perawatan dan kerapihan. Termasuk dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Padahal menurut Ibu Nurul setiap orang laki-laki dan perempuan sebenarnya laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki sifat feminim dan maskulin.
Karakter feminin bisa kita tunjukkan dengan kelembutan, kesabaran, kebaikan, merawat, empati, rapih, disiplin dan lain sebagainya. Sedangkan karakter maskulin kita lihat dari kecenderungan kompetitif, aktualisasi diri, dan unjuk kekuatan.
Menjaga Kebersihan adalah Tugas Bersama
Dengan begitu harusnya semua pihak, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama ikut terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sebab ini merupakan salah satu mandat kekhalifahan manusia, yaitu menjaga alam supaya tidak cepat rusak. Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Hal ini jelas tergambar dalam salah satu firman Allah Swt yang berbunyi:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-‘Araf 7: 56).
Sejalan dengan itu, Rasulullah Saw juga bersabda:
“Sari Sa’id bin Musayyab berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebersihan, mulia menyukai kemuliaan, murah hati menyukai kebaikan. Maka bersihkanlah lingkungan rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang yahudi.” (HR. Turmudzi)
Dari dua teks tersebut jelas bahwa salah satu tugas manusia hidup di dunia ini ialah untuk menjaga alam supaya tidak cepat rusak. Salah satunya dengan tidak membiarkan lingkungan kotor.
Oleh karena itu, marilah untuk tidak melekatkan tugas-tugas kebersihan dan perawat lingkungan pada perempuan saja. Sebab laki-laki dan perempuan sama-sama punya tugas untuk menjaga kebersihan.
Dengan begitu, maka dalam setiap kegiatan Jumsih, sebaiknya laki-laki dan perempuan sama-sama turun tangan untuk membersihkan jalan, sungai, dan lingkungan sekitar. Ini lah yang disebut dengan gotong royong. Berat sama dipikul, ringan sama dijingjing. []