• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Mengapa Kita Memerlukan Tafsir Kontemporer?

Hilyatul Aulia Hilyatul Aulia
09/10/2022
in Kolom
0
Mengapa Kita Memerlukan Tafsir Kontemporer?

Mengapa Kita Memerlukan Tafsir Kontemporer?

155
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id- Mengapa kita memerlukan tafsir kontemporer? Itu merupakan pertanyaan yang relevan diajukan saat ini. Bagaimana tidak? Tafsir al-Qur’an adalah implikasi teks-teks al-Qur’an dalam setiap aspek kehidupan yang diambil sesuai dengan kepetingan mufassir-nya. Misalya ketika seseorang ditanya mengenai bagaimana sistem pernikahan yang ideal?

Lalu seseorang tersebut menjawab bahwa sistem perikahan yang ideal adalah yang tertuang dalam ayat tiga surah an-Nisa. Hal seperti ini sudah bisa dikatakan sebagai tafsir karena seseorang tersebut menukil sebuah ayat yang menurutnya merupakan sebuah jawaban.

Ahmad Wahib dengan tegas berkata bahwa dia belum pernah menemukan al-Qur’an menurut Allah SWT, karena ketika dia membuka tafsir al-Manar, itu merupakan al-Qur’an menurut Muhamad Abduh dan Rasyid Ridho, ketika dia membuka tafsir Fi Dzilal al-Qur’an, itu merupakan al-Qur’an menurut Sayyid Qutub, ketika ia sendiri membuka al-Qur’an, yang ia temukan adalah al-Qur’an menurut pandangannya sendiri.

Baca juga: Tafsir Qur’an Perspektif Kesetaraan

Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an adalah sesuai dengan siapa dan di mana ia digunakan. Pemahaman seperti ini relevan dengan konsep rahmat il al-‘alamin Islam, di mana al-Qur’an sebagai doktrin utamanya harus dapat menjawab sekelumit persoalan kehidupan sesuai dengan realita kehidupan itu sendiri. Al-Qur’an harus bisa diterapkan dalam segala keadaan.

Mengapa Kita Memerlukan Tafsir Kontemporer?

Tafsir al-Quran kontemporer harus lebih menitikberatkan kepada kontekstual masyarakat. Konteks harus mejadi unsur terpenting dalam penafsiran, karena kontekslah yang akan mengalami implementasi dari tafsir keagamaan yang terjadi pada al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Tafsir Ayat Soal Kepemimpinan Perempuan

Penerapan tafsir tak akan lepas dari sistem kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek. Hal ini merupakan bukti bahwa al-Qur’an benar-benar menjadi pedoman hidup bagi umat manusia. Maka kemungkinan relevansi akan menjadi maksimal jika mufassir terlebih dahulu memperhatikan konteks masyarakat sebagai sebuah pengenalan masalah agar solusi yang diberikan berupa tafsir keagamaan sesuai dengan objek penerapannya.

Keterangan-keterangan singkat Dr. Hj. Nur Rofi’ah, yang kemudian penulis uraikan secara lebih luas, dirasa amat penting untuk dipelajari. Kita dituntut untuk lebih bijak dalam menyikapi realita, tidak hanya mengkritiknya saja, apalagi atas dasar kepentingan pribadi yang dikedoki ajaran agama. Namun juga harus dapat memberikan win solution terhadap realita tersebut.

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang Maha Adil, maka al-Qur’an pun dipastikan keadilannya, dan Nabi SAW yang menyampaikannya pun pasti adil. Namun kita yang menerimanya belum tentu dapat bersikap adil dalam menafsirkan ayat-ayatnya. apalagi jika hanya dengan satu sudut pandang saja.

Maka dari itu, penafsiran ayat-ayat al-Qur’an perlu melalui berbagai sudut pandang agar terbentuk sebuah tafsir yang adil, karena keadilan merupakan salah satu prinsip syari’at islam dan harus selalu ada usaha untuk mewujudkannya meskipun keadilan yang sesungguhnya mutlak hanya milik Allah SWT.[]

*Tulisan ini adalah refleksi penulis atas Kuliah Umum dari Hj. Dr. Nurrofi’ah, dosen pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ) dan Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 7 November 2017 di Ma’had Aly Kebon Jambu. Penulis adalah mahasantri di kampus tersebut. Refleksi ini terdiri dari empat tulisan yakni: Tafsir Qur’an Persektif Kesetaraan, Poligami Terbatas Menuju ke Arah Monogami, Islamisasi bukan Arabisasi, dan Solusi Tafsir Al-Qur’an Kontemporer.

Tags: Qurairsy SihabQurantafsirTafsir Quran Kontemporer
Hilyatul Aulia

Hilyatul Aulia

Mahasantri Ma'had Aly Kebon Jambu Babakan Ciwaringin Cirebon

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version