• Login
  • Register
Rabu, 17 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mengapa Menjaga Lingkungan Hidup Bagian dari Ibadah?

Dalam Islam, manusia adalah khalifah yang seharusnya mengayomi bukan hanya menguasai alam. Selama ini, manusia melihat alam sebagai obyek, bukan subyek. Ketika alam sebagai obyek maka jadi eksploitasi.

Shofi Puji Astiti Shofi Puji Astiti
05/06/2021
in Publik
0
Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup

307
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menjaga lingkungan hidup adalah ibadah, seperti halnya menjalankan salat, puasa, sadaqah dan ibadah lainnya. Maka mari menjaga lingkungan hidup secara bersama-sama, karena lingkungan hidup merupakan daya dukung dalam kehidupan kita.

Nabi Muhammad SAW, selalu mengingatkan bagi para sahabat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, menjaga lingkungan hidup, dan makhluk ciptaanNya. Nabi Muhammad SAW, dalam beberapa kesempatan tidak selalu mengajarkan ritual ibadah keagamaan saja.

Karena jika lingkungan rusak, maka manusia juga yang akan menanggung dampaknya. Maka bagaimana pun, manusia dan lingkungan dengan segala aspeknya yang berbeda-beda harus saling terkait dan saling membutuhkan, serta saling menjaga dengan baik, agar bisa maksimal dalam memberikan manfaat.

Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mencakup benda hidup dan benda mati. Jika keduanya terpelihara dengan baik, maka lingkungan hidup dapat menciptakan masyarakat yang sehat, aman, damai, tenteram secara lahir maupun batin.

Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Ahmad, dan Ibnu Majjah, Nabi Muhammad SAW, sangat melarang melakukan pencemaran lingkungan. Nabi sangat tegas terkait hal ini. Serta melarang keras seseorang buang air besar di sungai-sungai yang mengalir, di jalan yang dilalui orang, dan tempat berteduh. Di hadits lain, Nabi juga melarang seseorang untuk buang air besar di air yang tidak mengalir karena itu akan merusak air tersebut.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Nyai Umnia Labibah : Perempuan Merdeka itu Memiliki Hak Sebagai Manusia Utuh
  • Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada
  • Akhlak Nabi Saw Kepada Pelayan yang Beragama Yahudi
  • Ketika Laki-Laki jadi Seksi Konsumsi, Lalu Perempuan Seksi Perlengkapan, Mengapa Tidak?

Baca Juga:

Nyai Umnia Labibah : Perempuan Merdeka itu Memiliki Hak Sebagai Manusia Utuh

Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada

Akhlak Nabi Saw Kepada Pelayan yang Beragama Yahudi

Ketika Laki-Laki jadi Seksi Konsumsi, Lalu Perempuan Seksi Perlengkapan, Mengapa Tidak?

Nabi Muhammad SAW, selalu menganjurkan serta mengajak umatnya untuk menanam tumbuh-tumbuhan di lahan-lahan yang sekiranya kosong. Kata Nabi, “seseorang yang menanam pohon akan mendapatkan pahala seperti orang yang bersedekah”. Ia akan mendapatkan pahalanya sepanjang tanaman tersebut memberikan manfaat atau dimanfaatkan orang yang hidup di sekitarnya.

Nabi Muhammad, juga menekankan kepada umatnya agar menjaga kebersihan karena Allah menyukai kebersihan. Di hadits lain, Nabi mengatakan bahwa Allah itu Maha indah yang mencintai keindahan.

Ahmad Musthofa Bisri atau sering disebut dengan Gus Mus, pada beberapa kesempatan juga menyampaikan pentingnya menyelamatkan serta menjaga lingkungan, dan mengajak untuk bergerak dengan aksi nyata menjaga lingkungan hidup.

Bahkan Gus Mus juga menyerukan kepada bangsa Indonesia, untuk turut menjaga lingkungan hidup secara bersama-sama, dengan membangun perencanaan pembangunan yang tepat, disertai dengan kebijaksanaan. Karena menurut beliau segala sesuatu yang merusak lingkungan, merupakan hal yang tidak diperbolehkan.

Gus Mus menyampaikan bahwasanya jihad tidak sekedar perang. Ibadah tidak hanya salat tepat waktu, sholat berjama’ah di masjid namun juga menjaga serta melestarikan lingkungan hidup. Karena pada hakikatnya kerusakan lingkungan yang terjadi selama ini akan berdampak pada sektor lain dalam kehidupan manusia, seperti pada sektor ekonomi, sosial dan budaya.

Hal yang paling parah akan menciptakan pemisahan serta jarak antar manusia dengan manusia lainnya, memutuskan ukhuwah antar manusia, serta mengesampingkan ciptaan Allah lainnya, seperti gunung, hutan, hewan dan segala sesuatu yang ada dalam ekosistem kehidupan di bumi ini.

Beliau mengajarkan penuh rahmah, di mana manusia harus saling mengasihi antar sesama, baik manusia atau alam yang telah diciptakan oleh Allah. Hablum Minallah, Hablum Minannas, sekaligus memiliki relasi yang kuat dengan Hablum Minal Alam.

Ketiga nilai tersebut merupakan sebuah satu kesatuan, yang memiliki hubungan yang erat, sebagai bentuk menghormati Allah sebagai sang pencipta.

KH Hasyim Asy’ari, juga mengajarkan kepada kita semua untuk bercocok tanam, karena bercocok tanam merupakan tindakan yang mulia dan termasuk ibadah. Secara eksplisit mengajarkan kita untuk melestarikan lingkungan, karena bercocok tanam dapat berarti penghijauan, sekaligus memiliki arti penting bahwasannya, jika lingkungan rusak maka manusia tidak bisa bercocok tanam, tidak bisa menikmati udaha segar, bahkan tidak bisa menikmati hasil dari kekayaan alam, bumi dan seisinya.

Nah, dalam hal ini agama punya peran sangat strategis dalam menjaga lingkungan hidup, dalam mencegah kerusakan alam serta perubahan iklim. Semua agama mengajarkan pada kita untuk selalu dan saling menjaga lingkungan hidup serta  alam.

Namun, saat ini peran agama masih minim sehingga perlu kerja sama dari segala pihak untuk hadir mengajak umatnya untuk mendorong perubahan perilaku menjadi lebih ramah lingkungan. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon seenaknya, tidak menggunakan plastik secara berlebihan, tidak menggunakan air secara berlebihan, tidak menggunakan energi listrik secara berlebihan, dan lain-lain.

Aktivis pergerakan Abdul Halim Sani, juga mengatakan bahwa dalam ajaran Islam, ada tiga relasi besar yang harus bersinergi. Ketiga relasi tersebut adalah Pertama, Tuhan, kedua, manusia dan ketiga, alam.

“Dalam Islam, manusia adalah khalifah yang seharusnya mengayomi bukan hanya menguasai alam. Selama ini, manusia melihat alam sebagai obyek, bukan subyek. Ketika alam sebagai obyek maka jadi eksploitasi.”

Padahal dalam Al-Quran,  Allah menyebutkan, apa yang ada di langit dan bumi itu bertasbih. Artinya,  alam sama-sama makhluk Allah. Jadi, harus ada keseimbangan diantara ciptaanNya.

Maka mari mulai dari sekarang membiasakan serta membudayakan sikap kasih dan penuh ramah terhadap segala ciptaan Tuhan, tidak hanya ramah pada sesama manusia tapi juga ramah pada alam sekitar. Agar tercipta kesalingan dalam memberikan manfaat bersama seluas-luasnya. Karena menjaga lingkuangan adalah bagian dari ibadah. []

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tags: Alam SemestabumiibadahKerusakan AlamKesalinganLingkungan HidupmanusiaPerubahan IklimRelasi
Shofi Puji Astiti

Shofi Puji Astiti

Dosen IAIN Salatiga

Terkait Posts

Melawan Radikalisme

Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme

17 Agustus 2022
Mother Earth

Membincang Konsep Mother Earth dalam Islam

16 Agustus 2022
Perempuan Bekerja

Sudahkah Kita Merdeka sebagai Perempuan Bekerja?

16 Agustus 2022
Perempuan Pengawas Pemilu

Indonesia Darurat Perempuan Pengawas Pemilu

15 Agustus 2022
Ketimpangan Gender

Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

14 Agustus 2022
Kesejahteraan Ibu

RUU KIA, Perdebatan Kesejahteraan Ibu dan Anak Negeri Ini

12 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Luluk Farida Mucthar : Perempuan Merdeka itu Dapat Hak Hidup Bahagia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Thoah Jafar : Perempuan Merdeka itu Ikut Berperan di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Umnia Labibah : Perempuan Merdeka itu Memiliki Hak Sebagai Manusia Utuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Thoah Jafar : Perempuan Merdeka itu Ikut Berperan di Ruang Publik
  • Nyai Luluk Farida Mucthar : Perempuan Merdeka itu Dapat Hak Hidup Bahagia
  • Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme
  • Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah
  • Nasehat Para Ulama dan Dokter tentang Hubungan Seksual yang Sehat

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist