• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Lebih Dekat Nazhirah Zainuddin

Seperti para perempuan aktivis lainnya, Nazhirah Zainuddin bekerja dan berjuang membela kaumnya yang tertindas.

Redaksi Redaksi
13/12/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nazhirah Zainuddin

Nazhirah Zainuddin

707
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nazhirah Zainuddin lahir di Istanbul, Turki, pada 1907 M. la menempuh pendidikan pertamanya di Madrasah Nashiriyah, kemudian melanjutkan di Madrasah Amerika.

Pada 1935, ia menikah dengan Syafiq Halabi, dan mempunyai tiga orang anak. Ayahnya, Sa’id Zainuddin, kelahiran Desa Ain asy-Syawgiyah, adalah ahli hukum terkemuka dan menjabat sebagai hakim agung.

Meski lebih populer sebagai seorang aktivis, Nazhirah Zainuddin adalah perempuan intelektual atau ulama. Namanya dapat disejajarkan dengan tokoh feminis Mesir lainnya. Seperti Malak Hifni Nashif, Aisyah Taimuriyah, Nabawiyyah Musa, May Ziyadah, dan Huda Sya’rawi.

Kemudian Mohammad Abduh, Qasim Amin, dan Sa’ad Zaghlul, untuk menyebut beberapa nama saja. Ini adalah nama-nama yang sering kali dicap sebagai para pemikir Islam liberal.

Seperti para perempuan aktivis lainnya, Nazhirah Zainuddin bekerja dan berjuang membela kaumnya yang tertindas.

Baca Juga:

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Mengenal Istilah Keulamaan Perempuan

Mengenal Konsep Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah (KMaN)

Ia menggugat otoritas laki-laki dalam banyak hal, termasuk otoritas pengetahuan keagamaan.

Baginya, perempuan mempunyai hak untuk menjadi penafsir teks-teks suci, baik al-Qur’an maupun hadits Nabi Saw.

Ia menulis dua buku untuk membicarakan persoalan ini: As-Sufur wa al-Hijab dan Al-Fatat wa asy-Syuyukh. Secara literal, as-sufur berarti tanpa kerudung, terbuka.

Sementara, al-hijab berarti pembatas atau tirai, meski kemudian berkembang menjadi bermakna jilbab atau cadar. Sedangkan al-fatat wa asy-Syuyukh berarti perempuan muda dan orang tua.

Dalam buku Al-Fatat wa asy-Syuyukh, Nazhirah Zainuddin menyatakan bahwa perempuan mempunyai hak dalam menafsirkan al-Qur’an dan menulis fiqh.

Ia berkata: “Tentu, jika perempuan mempunyai hak untuk terlibat dalam hukum-hukum agama. Ia juga berhak dalam berijtihad, baik melalui cara tafsir (pemahaman eksoterik) maupun takwil (pemahaman esoterik). Bahkan, perempuan lebih patut dan relevan untuk menafsirkan ayat-ayat terkait dengan hak dan kewajibannya, karena ia lebih mengerti tentang persoalan dirinya daripada orang lain.” (hlm. 179). []

Tags: dekatmengenalNazhirah Zainuddin
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID