• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

Perilaku ringan untuk menghindari menjadi bagian dari kelompok orang yang party pooper, adalah dengan banyak mendengarkan

Halimatus Sa'dyah Halimatus Sa'dyah
08/02/2023
in Personal
0
Party Pooper

Party Pooper

1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu media sosial marak dengan komentar netizen terkait tayangan You Tube milik Ria Ricis yang tidak memahami kondisi tamunya yaitu Chateez. Dia yang menanyakan hal terlalu dalam masuk ke ranah privacy tentang masa lalu keluarganya. Bagi sebagian orang bercerita tentang keluarga itu adalah sebuah wilayah privacy yang tidak ingin terbagikan kisah kesedihannya.

Narasumbernya bahkan sudah menyampaikan, “Ih, malas bahas keluarga.” Di mana Ria Ricis memaksa narasumbernya untuk bercerita alasannya bersedih dan menangis. Padahal jika kita telusuri track record Chateez berada dalam kondisi keluarganya yang saling terpisah. Ria menganggap bahwa tidak perlu ada kesedihan jika keluarganya masih hidup. Dia menganggap kesedihan karena keluarga adalah di saat orang tua sudah tiada, tanpa memahami kondisi keluarga dengan orang tua yang tidak akur juga bisa berdampak kesedihan.

Netizen yang cerdas justru menangkap moment tersebut dengan sangat jeli hingga mengatakan bahwa semua orang punya rumah,  namun tidak semua orang punya rumah untuk pulang. Maksudnya adalah, bagi anak broken home, sekalipun dia memiliki rumah, namun kondisi rumahnya tidak hangat karena keributan kedua orang tuanya. Anak yang kondisi kedua orang tuanya tidak akur, merasa tidak memiliki keluarga hangat untuk bisa berbagi cerita.

Mengenal Party Pooper

Party Pooper adalah suatu istilah dalam bahasa Inggris yang diperuntukkan bagi orang yang selalu merusak suasana. Di mana yang mulanya ceria mendadak jadi off alias garing. Party Pooper memiliki definisi seseorang yang mematikan suasana alias a person who kill the joy. Umumnya tersematkan bagi mereka yang suka merusak suasana jika sedang berkumpul. Bisa kita bilang mereka adalah pengacau, sering kali mereka datang semaunya sendiri padahal tak kita undang. Tentu ini membuat orang lain tidak nyaman, kan?

Contohnya orang sedang bahagia terhadap cerita bahwa dia baru saja menikah. Kemudian seseorang menimpali dengan kisah perceraian. Ada seseorang yang tengah menikmati makan enak seperti bakso, kemudian temannya tiba-tiba bercerita bahwa kenalannya masuk IGD gara-gara tersedak bakso. Ada orang yang sedang bersemangat menceritakan serunya sebuah reuni almamaternya, kemudian salah satu pendengarnya menimpali dengan kisah sedihnya bertemu dengan mantan semasa reuni sekolah. Ada seorang yang sedang memamerkan hasil masakannya dan bangga dengan hasil masak perdana, kemudian ada yang komentar “Ah, masak begitu aja aku juga bisa.”

Baca Juga:

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Berbagi dan Selfie: Mengkaji Etika Berbagi di Tengah Dunia Digital

Ada orang bersedih dengan tidak ingin membagikan cerita keluarganya yang berantakan, dan itu menurutnya menyakitkan. Tetapi si party pooper mengatakan, kan orang tuamu masih ada, kenapa harus bersedih. Sedangkan bersedih itu kalau orang tua sudah tiada.  Kejadian ini sangat memancing kemarahan netizen yang memiliki rasa trauma yang sama tentang kisah keluarga. Mengabaikan perasaan orang lain, tanpa tentu adalah perilaku yang melewati batas.

Tanpa kita sadari, kita terkadang menjadi party pooper, menjadi seseorang yang menyebalkan dalam bergaul. Nah berikut ini adalah beberapa etika untuk menjadi pribadi asik dalam membangun obrolan. Beberapa ciri yang menunjukkan kalau seseorang merupakan party pooper ada dalam ulasan berikutnya.

Ciri-ciri Party Pooper

Pertama yang biasanya dimiliki seorang party pooper ialah susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. Perilaku party pooper tidak nyaman jika ada yang berbahagia. Selalu membuat keributan dengan menyerang apa yang menjadi sumber kebahagiaan kawannya.

Ciri kedua adalah suka mengeluh atau mengomentari segala hal dari sisi negatif. Bahkan sumber masalah sekecil apa pun diangga menjadi besar. Tidak hanya mengeluhkan satu atau dua hal saja, tapi hampir semua hal ia keluhkan kalau saat berkumpul. Entah cuaca yang panas, menu masakan yang tidak sesuai selera, mengeluh akan macetnya jalanan, harga sembako yang naik, antrean yang terlalu panjang dan tidak memiliki kesabaran.

Selain itu, mengomentari makanan yang kurang enak dan tanpa rasa syukur terhadap hidangan yang disuguhkan, mengomentari tempat berkumpul yang kurang nyaman, tempat duduk yang sempit, atau hal-hal lainnya. Membuat orang lain jadi merasa tidak nyaman akibat keluh kesahnya terkait hal-hal sepele, masalah kecil diperbesar yang sesungguhnya tidak penting atau substantif.

Ciri ketiga adalah dia suka sekali mengungkit masa lalu orang lain di depan banyak orang . Entah itu tentang kenakalan yang pernah dilakukan, hal memalukan, bahkan sampai kejadian menyakitkan yang pernah terjadi di masa lalu dari orang yang dijadikan korbannya.

Lingkungan sekitarnya akan merasa tidak nyaman berada di dekat dengan orang seperti ini. Suasana yang awalnya seru mendadak akan menjadi garing. Suasana asyik berubah jadi ajang gosip.  Itulah penyebab pemilik kepribadian Party Pooper adalah orang kehadirannya tak diinginkan.

Merasa Paling Benar dan Suka Cari Masalah

Ciri keempat adalah merasa paling benar dan paling ‘oke’ dengan meremehkan apa yang diceritakan orang lain. Misalnya saja seseorang membanggakan pencapaiannya, atau menjelaskan prestasinya. Pemilik perilaku ini akan berusaha untuk menjatuhkan orang tersebut dengan merendahkan dan mengecilkan pencapaian orang tersebut. Dalam bahasa kekiniannya adalah julid. Dengan kata lain dia tidak bisa melihat orang lain bahagia, pasti selalu ada cara untuk merusak suasana tersebut.

Kelima, seorang party pooper biasanya juga terlihat dari cirinya yang suka membual kalau bercerita. Mendramatisi atau bahkan memanipulasi. Cerita yang dibuatnya  seperti melebih-lebihkan pada setiap hal yang terjadi di hidupnya, membanggakan dirinya, meninggikan pencapaiannya, dan mengada-ngada tentang pasangan yang sangat romantis dan bucin terhadapnya.

Pada akhirnya, sebuah obrolan akan terasa garing  dan akibatnya membuat orang lain malas untuk mendengarkan. Suasana berkumpul jadi tidak lagi menyenangkan bagi orang di sekitarnya. Namun orang di sekitarnya dengan terpaksa mendengarkan bualannya yang berlebihan itu.

Berikutnya yang keenam ialah orang yang seperti ini biasanya suka cari masalah dengan orang lain. Sengaja membuat orang kesal dengan leluconnya yang kelewat batas. Kata-katanya yang sarkas dan sikapnya yang tidak sopan. Pemilik perilaku ini akan sangat terobsesi menjatuhkan lawannya, suka jahil, membuat dan merusak mood pada orang sekitarnya. Enam ciri seorang party pooper di atas memang bikin kesal.

Perilaku ringan untuk menghindari menjadi bagian dari kelompok orang yang party pooper, adalah dengan banyak mendengarkan. Karena setiap orang adalah unik, dengan memahami keunikannya. Maka akan menghargai apa pun peristiwa yang telah dialaminya. Mungkin bagi kita sepele, namun bagi orang lain adalah peristiwa berharga. []

 

 

Tags: Etikamedia sosialParty PooperperilakuYouTuber
Halimatus Sa'dyah

Halimatus Sa'dyah

Penulis adalah  konsultan hukum dan pengurus LPBHNU 2123038506

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID