• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent VS Parenting Ala Lek Damis

Strawberry parent terkenal sebagai orang tua yang selalu meng-iyakan apa yang anak mau, tanpa pertimbangan yang jelas.

Indah Fatmawati Indah Fatmawati
17/11/2024
in Keluarga
0
Strawberry Parent

Strawberry Parent

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pola asuh strawberry parent akan melahirkan generasi strawberry, sedangkan anak-anak dengan parenting ala lek Damis akan melahirkan generasi sandwich ke depannya.

Mubadalah.id –  Beberapa waktu yang lalu warganet sempat tergelitik dengan konten-konten yang menampilkan berbagai dinamika pola asuh yang terjadi di Indonesia. Tak sedikit juga netizen yang membanding-bandingkan pola asuh orang tua Indonesia dengan luar negeri.

Kesan otoriter dan kasar parenting Indonesia juga digambarkan dalam konten-konten Lek Damis. Salah satu konten kreator asal Ngawi, Jawa Timur ini kerap kali mengucapkan nada kasar dan sikap otoriter dalam mengasuh anaknya. Tayangan seperti ini seakan menggambarkan realitas kehidupan dan parenting ibu-ibu Indonesia, khususnya yang tinggal di desa.

Hal tersebut tentu kontras dengan pola asuh artis-artis ataupun warga kota yang berkiblat kepada parenting dunia barat. Kontrasnya pola asuh antara orang tua yang tinggal di kota dengan di desa semacam ini, seakan menjadi gambaran yang juga akan melahirkan generasi dengan karakter yang berbeda.

Anak dengan pola asuh strawberry parent misalnya, akan melahirkan generasi strawberry di kemudian hari, sedangkan anak-anak dengan parenting ala lek Damis akan melahirkan generasi sandwich kedepannya.

Apa itu Pola Asuh Strawberry Parent?

Pola asuh strawberry parent sendiri merupakan salah satu pola pengasuhan yang belakangan ini cukup terkenal. Pola asuh ini dianggap melahirkan generasi strawberry yang terkenal lembut dan mudah memar. Istilah generasi strawberry sendiri kali pertama muncul di Taiwan.

Baca Juga:

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

Strawberry parent terkenal sebagai orang tua yang selalu meng-iyakan apa yang anak mau, tanpa pertimbangan yang jelas. Pola asuh strawberry parent yang penuh dengan kelembutan dan perhatian ini ternyata juga memiliki dampak yang kurang baik. Dampak-dampak tersebut antara lain:

Pertama, anak akan sulit beradaptasi. Pola asuh strawberry parent dengan tidak memiliki aturan dan implikasi hukuman yang jelas, menurut Prof. Rhenald pada akhirnya akan membentuk karakter anak yang mudah menyerah dan perasaan mudah terluka.

Meskipun anak-anak tersebut memiliki ide-ide kreatif, namun karena kehidupan yang terasa nyaman, mereka tidak akan pernah merasakan tekanan dan stres, sehingga mereka cenderung tidak bisa bertahan dalam situasi sulit.

Kedua, Pola asuh yang berlebih dengan memberikan fasilitas yang berlebih serta memanjakan anak akan mengaburkan batasan dan aturan kehidupan yang tegas, sehingga anak akan tumbuh dengan keyakinan bahwa tindakannya selalu benar.

Perbandingan dengan Parenting Ala Lek Damis

Selain pola asuh strawberry parent, ada juga pola asuh Nikita Willy yang sempat menjadi perbincangan publik. Kedua pola asuh tersebut seringkali juga dibandingkan dengan parenting ala lek Damis yang mendapat julukan sebagai parenting ala VOC (berlaku bak militer dan otoriter).

Perbedaan pola asuh tersebut memang berlandaskan pada modal sosial, ekonomi, dan budaya yang sangat berbeda. Pada pengasuhan Nikita Willy misalnya, ia memakai cara mengasuh anak yang kelas atas terapkan kepada anaknya.

Sementara untuk kelas bawah, cara-cara demikian terasa kurang efektif. Metode BLW (Baby-Led Weaning) yang Nikita rekomendasikan dalam hal memberikan makanan kepada anaknya dengan pengawasan ahli gizi dan dokter anak, juga akan sangat kontras bagi kelas bawah yang menghadapi masalah ekonomi.

Semua pola asuh tersebut memang tidak bisa serta merta kita sama ratakan dalam penerapanya. Keberhasilannya juga tergantung individu dan faktor eksternal lainnya. Misalnya, lingkungan yang keras tidak akan menerima generasi yang lembek dan mudah menyerah. Sebaliknya, lingkungan militer hanya cocok bagi generasi yang kuat secara mental dan fisik serta memiliki daya juang tinggi.

Namun, jika para pembaca ingin tau lebih banyak mengenai pola asuh anak yang mubadalah. Para pembaca bisa juga membaca artikel terkait lima pola asuh yang ramah terhadap anak yang kami rekomendasikan lebih lanjut. []

Tags: Hak anakkeluargaparentingpola asuhRelasiStrawberry Parent
Indah Fatmawati

Indah Fatmawati

Sebagai pembelajar, tertarik dengan isu-isu gender dan Hukum Keluarga Islam

Terkait Posts

Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID