• Login
  • Register
Kamis, 19 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

5 Pola Asuh yang Ramah Terhadap Anak

Ketiga, hindari mendidik dan mengasuh anak dengan kekerasan. Jangan memaksakan kehendak orangtua kepada anak-anaknya, apalagi dengan pemukulan bila mereka menolak keinginan kita

Redaksi Redaksi
17/04/2024
in Hikmah, Keluarga
0
Pola Asuh yang Ramah Terhadap Anak

Pola Asuh yang Ramah Terhadap Anak

587
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Anak merupakan salah satu anugerah dan amanah yang Allah SWT berikan kepada setiap orang tua. Keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dalam pola asuh yang ramah terhadap anak.

Dalam memberikan pola asuh yang ramah terhadap anak, para orang tua mesti memahami cara berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak.

Yaitu bagaimana sikap orang tua dalam menanggapi perilaku anak, bagaimana orang tua menerapkan aturan, serta bagaimana orangtua mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan.

Berikut lima pola asuh yang ramah terhadap anak, seperti dikutip di dalam buku Parenting With Love yang ditulis Maria Ulfah Anshor.

5 Pola Asuh yang Ramah Terhadap Anak

Pertama, ciptakan suasana yang sarat akan nilai-nilai religi di dalam rumah tangga kita, agar suasana kehidupan rumah tangga terasa sejuk dan mampu mengantarkan keluarga pada kehidupan yang penuh kedamaian, tenteram, dan bahagia.

Baca Juga:

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

Kisah Ibunda Hajar dan Sarah dalam Dialog Feminis Antar Agama

Dengan demikian, karakter anak akan terbentuk sesuai dengan tradisi dan keadaan di dalam rumah.

Jika kita menginginkan anak yang bertakwa, biasakan lebih dahulu memberikan contoh kepada anak-anak kita mengamalkan nilai-nilai ketakwaan sesuai dengan ajaran agama.

Setelah itu, mereka belajar bagaimana cara mendekatkan diri kepada Tuhan dan bagaimana pula cara yang baik dalam berhubungan dengan sesama manusia.

Kedua, jika terjadi perselisihan di antara kedua orang tua (suami istri) hendaknya tidak diselesaikan dengan cara kekerasan, seperti bertengkar atau saling memaki. Dan jangan sekali-kali melakukan hal-hal tersebut di depan anak-anak, karena dampaknya sangat buruk bagi pertumbuhan emosi mereka.

Solusi terbaik adalah mencari penyelesaian secara damai dengan saling memaafkan, saling memaklumi, dan tidak saling menyakiti. Sehingga anak tidak menjadi korban pertikaian orangtuanya. Kewajiban orangtua ketika anak-anak kita berada di rumah adalah memberikan contoh yang baik dan memberikan bimbingan sesuai dengan norma agama. Serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Ketiga, hindari mendidik dan mengasuh anak dengan kekerasan. Jangan memaksakan kehendak orangtua kepada anak-anaknya, apalagi dengan pemukulan bila mereka menolak keinginan kita. Gunakan cara selain kekerasan untuk membujuk anak yang sulit diatur. Itu bisa dilakukan, jika kita mau bersabar.

Anak-anak umumnya suka meniru dan mencontoh perilaku orang-orang yang ada di sekelilingnya. Jika kita membiasakan mendidik dengan kekerasan, setelah dewasa mereka akan bersikap serupa. Bahkan bukan mustahil berani melawan orangtuanya dengan kekerasan pula.

Ajak Anak-anak Bermain

Keempat, ajaklah anak-anak bermain dan rekreasi ke tempat-tempat yang menyenangkan, karena hal itu bagian dari hak anak yang harus dipenuhi oleh orangtua. Bermain dan rekreasi tidak harus mahal dan tidak perlu di tempat mewah.

Apabila tidak mempunyai biaya yang besar untuk membawa mereka ke tempat-tempat bermain dan rekreasi yang komersial. Termasuk ajaklah rekreasi dengan cara alami yang murah meriah, tetapi menyenangkan bagi anak-anak. Meskipun tetap dengan pengawasan kita, berikan kebebasan kepada mereka untuk bermain dengan anak-anak lain yang berada di sekitarnya.

Jangan terlalu mengekang mereka untuk hal-hal yang tidak perlu, karena dapat memengaruhi kebebasan mereka dalam berkreasi. Anak yang di dalam rumahnya terlalu dikekang, bila berada di luar rumah cenderung menjadi anak yang penakut. Atau terkadang sebaliknya, menjadi anak yang sulit terkendali.

Kelima, berikan rasa aman kepada anak, baik di dalam maupun di luar rumah. Orangtua wajib memberikan perlindungan kepada anak-anak dari gangguan-gangguan yang dapat menimbulkan bahaya yang tidak kita inginkan bagi mereka. Anak-anak yang lalai dari pengawasan orangtua dapat terkena ancaman benda-benda berbahaya, baik di dalam maupun di luar rumah.

Beberapa kasus yang membahayakan anak akibat kelalaian orangtuanya yang sering ditemukan, antara lain: anak terkena setrum listrik di dalam rumah, dampak suara atau getaran maupun radiasi dari mainan anak-anak yang digunakan sebelum masanya, bahkan menjadi korban incest oleh orang dewasa yang masih punya hubungan keluarga di rumahnya. []

Tags: anakayahHak asuh anakIbuislamorang tuapengasuhanPolaramah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kekerasan dalam

Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

18 Juni 2025
Pemukulan

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

18 Juni 2025
Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Rumah Tangga yang

Teladan Nabi dalam Rumah Tangga: Menolak Kekerasan, Memanusiakan Perempuan

16 Juni 2025
Kehidupan Rumah Tangga

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

16 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sister in Islam

    Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berproses Bersama SIS Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Indonesia-sentris, Tone Positif, hingga Bisentris Histori dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina
  • Berproses Bersama SIS Malaysia
  • Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID