• Login
  • Register
Senin, 5 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Mengenal R.A. Lasminingrat, Pejuang Perempuan sebelum R.A. Kartini

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
14/06/2020
in Aktual
0
84
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Relasi Agama dan Negara Dalam Pandangan Buya Husein
  • Belajar Welas Asih Lewat Buku Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah
  • 4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah
  • Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan

Baca Juga:

Relasi Agama dan Negara Dalam Pandangan Buya Husein

Belajar Welas Asih Lewat Buku Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah

4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah

Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan

R.A Lasminingrat adalah perempuan tangguh kelahiran Jawa Barat tahun 1843. Ia adalah seoarang tokoh pendidikan perempuan yang berasal dari Sunda. Lahir dari rahim Raden Ajoe Rija, beliau adalah salah satu istri dari seorang kepala penghulu asal Garut, Jawa Barat.

Ayahnya yang bernama Raden Haji Moesa adalah seorang menak yang memiliki relasi dengan kaum Belanda di era kolonial. Selain seorang penghulu, nasehat pemerintah Belanda, dan pendiri sekolah raja, Ayahnya juga seorang sastrawan sunda di zaman kolonialisme.

Walaupun ayahnya adalah seoarang bangsawan dan R.A Lasminingrat adalah seoarang keturunan ningrat, tetapi ia tidak disekolahkan, sebab minimnya akses sekolah khusus wanita. Ayahnya yang memiliki relasi dengan seorang bangsawan belanda menjadikan R.A Lasminingrat bernasib baik. Ia dititipkan oleh Ayahnya untuk belajar pada Kontroleur Levisan seorang bangsawan Belanda yang mengajarkan membaca, menulis dan bahasa Belanda pada R.A Lasminingrat.

Berkat kesungguhan dan ketekunan dalam belajar, R.A Lasminingrat mahir dalam membaca, menulis dan berbahasa Belanda. Kefasihannya dalam bahasa Belanda membuatnya bisa berinteraksi dan menciptakan relasi dengan bangsawan Belanda

Hingga, akhirnya di suatu kesempatan Ayahnya tergerak untuk mendirikan sekolah Eropa yang menerima murid laki-laki maupun perempuan. Sekolah yang didirikan oleh Ayahnya sangat mementingkan pendidikan, khususnya kaum perempuan. Hal tersebut dipicu oleh minimnya akses belajar untuk para perempuan pribumi

Berkat kemajuan pemikiran Ayahnya, R.A Lasminingrat dikirimkan kepada keluarga belanda untuk belajar bahasa belanda dan culture bangsawan Belanda yang disiplin. R.A Lasminingrat adalah perempuan pertama sunda yang medapatkan pendidikan modern dari bangsa eropa pada tahun 1860-an.

Menurut Deddy Effendy dalam karyanya bahwa R.A Lasminingrat juga disebut sebagai perempuan intelektual pertama di Indonesia. Usahanya yang sungguh-sungguh saat belajar bersama Levyssohn Norman, R.A Lasminingrat berhasil menjadi lentera pertama bagi kaum perempuan pribumi yang berhasil memperoleh pendidikan modern

Tahun 1856 R.A Lasminingrat menikah dengan Randen Tamtoe Somadiningrat dan tinggal di Kabupaten Sumedang. Setelah ditinggal wafat oleh suaminya Raden Tamtoe Somadiningrat, ia kembali ke kota kelahirannya di Kota Garut. Sebagai perempuan yang terbiasa hidup dengan dunia pendidikan. Ia menyibukkan diri kembali untuk membaca dan menulis.  Hingga akhirnya berhasil melahirkan karya-karya yang luar biasa di zaman kolonial.

Karya-karya R.A Lasminingrat yang terkenal pada era kolonial adalah Carita Erman dan Warnasari I & II. Dua judul buku tersebut berhasil di cetak dan memberikan pengaruh pada pribumi terhadap kesadaran melek huruf.

Tidak hanya itu, buku-bukunya yang ditulis dengan aksara jawa dan latin ini juga diterjemahkan oleh beberapa tokoh saat itu dalam bahasa Melayu dan Belanda. Melalui karyanya, terbukti bahwa R.A Lasminingrat adalah pejuang perempuan yang patut kita teladani untuk terus memajukan perempuan dengan berbagai bidang keilmuan. []

Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Piagam Surabaya

6 Rekomendasi Piagam Surabaya

6 Mei 2023

AICIS 2023 Hasilkan Piagam Surabaya, Tolak Politik Identitas

6 Mei 2023
Kekerasan Perempuan

Komnas Perempuan: di Hari Buruh Perempuan Pekerja Masih Alami Kasus Kekerasan Berbasis Gender

2 Mei 2023
Perempuan Pekerja

Hari Buruh: Pastikan Pelindungan Perempuan Pekerja dari Ancaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2 Mei 2023
Puasa Dalam Perspektif Psikologi

Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

28 Maret 2023
Perempuan Ngaji

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Haji

    Taushiyah Mengantar Jamaah Haji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Pasangan Hidup Pergi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Gender untuk Dekonstruksi Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inara Rusli Lepas Cadar demi Pekerjaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Relasi Agama dan Negara Dalam Pandangan Buya Husein
  • Belajar Welas Asih Lewat Buku Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah
  • 4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah
  • Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan
  • Analisis Gender untuk Dekonstruksi Disabilitas

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist