• Login
  • Register
Sabtu, 10 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Mengenal Sosok Inisiator Gerakan Menabung Sampah di Bank Sampah

Ide Bank Sampah ini berasal dari keinginan Bambang Suwerda seorang dosen di jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
25/03/2022
in Figur
0
Mengenal Sosok Inisiator Gerakan Menabung Sampah di Bank Sampah

Mengenal Sosok Inisiator Gerakan Menabung Sampah di Bank Sampah

65
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sudah menjadi rahasia umum bahwa kini Bank Sampah menjadi salah satu program untuk mengendalikan tumpukan sampah yang berada di tempat pembuangan akhir. Dalam artikel ini kita akan berkenalan dengan sosok inisiator gerakan menabung sampah di Bank Sampah.

Siapa tidak menyangka bahwa ide Bank Sampah ini berasal dari keinginan Bambang Suwerda seorang dosen di jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta, dalam mengentaskan permasalahan demam berdarah 2008 silam di kampungnya yaitu RT 12, Dusun Badegan, Desa Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seperti yang kita ketahui yang mana salah satu sumber tempat perkembangbiakan terbesar nyamuk Aedes aegypti adalah genangan air yang berada di tumpukan barang bekas, tidak hanya di lingkungan rumah tetapi juga di tempat pembuangan akhir.

Tentu di awal mencetuskan gerakan menabung sampah di Bank Sampah membuat Bambang dianggap tidak realistis oleh masyarakat sekitar mengingat umumnya sebuah produk jika sudah tidak difungsikan lagi maka disebut sebagai sampah.

Bahkan untuk membiasakan diri membuang sampah di tempat yang seharusnya saja agar tidak menimbulkan genangan air tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang berasal dari sampah kaleng maupun botol plastik, respon masyarakat tidak terlalu baik, apalagi jika harus memilah dan mengumpulkan sampah.

Baca Juga:

Tamasya “Wisata” Kota Sampah dan Pandangan Kritis Seyyed Hossein Nasr

Membaca Ensiklik Katolik Laudato Si’ Menggunakan Perspektif Mubadalah

Lailatul Qadar adalah Pesan Pelestarian Lingkungan

Hari Air Sedunia: Perempuan, Air dan Energi Hijau dalam Perspektif Mubadalah

Berdasarkan jenisnya, sampah terbagi menjadi dua yaitu organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai secara alami baik melalui atau tanpa proses campur tangan manusia. Misalnya sisa makanan dan kotoran ternak.

Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah terurai secara alami, jika pun sterurai, butuh waktu yang lama untuk mengurai sampah anorganik dan biasanya memerlukan campur tangan manusia untuk mengurainya baik diolah kembali menjadi sebuah produk yang bernilai baru atau pun ditiadakan.

Jenis sampah anorganik misalnya kertas, plastik, botol minum, styrofoam, besi dan sejenisnya. Sampah-sampah anorganik inilah yang akhirnya oleh Bambang dijadikan sebagai barang yang bisa ditabung di Bank Sampah dengan cara memilah setiap kategori sampah untuk ditimbang. Setiap satu kilo sampah memiliki nilai tukar rupiah yang berbeda-beda. Seperti nilai tukar rupiah sampah botol minum tentu berbeda dengan nilai tukar rupiah sampah kertas.

Setelah ditekuni, masyarakat sekitar mulai tertarik untuk menabung sampah di Bank Sampah. Mengapa tidak? Pertama, masyarakat memiliki solusi yang solutif untuk mengolah sampah anorganik di lingkungan rumahnya.

Kedua, masyarakat mendapatkan manfaat berupa uang, pulsa, maupun produk lainnya yang berasal dari sampah anorganik yang diakumulasikan ke dalam tabungan Bank Sampah. Masyarakat cukup datang ke Bank Sampah membawa sampah anorganik rumah tangganya yang telah diolah untuk ditimbang dan dicatat oleh petugas Bank Sampah ke dalam buku tabungan.

Ketiga, masyarakat tidak perlu kesulitan mendaur ulang sampah karena biasanya setiap Bank Sampah memiliki pengrajin yang telah dilatih untuk mendaur ulang sampah menjadi produk baru yang bernilai misal tas dari sampah sisa kemasan sabun cair refill atau kertas daur ulang untuk kreasi.

Selain pengrajin, biasanya manajemen Bank Sampah juga memiliki mitra pengepul untuk menukar sampah-sampah anorganik yang sulit diolah kembali. Dari pengepul inilah sampah masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah dapat berubah menjadi pundi-pundi rupiah yang mana biasanya hasil penimbangan sampah tersebut tidak 100% masuk ke tabungan nasabah melainkan diterapkan sistem bagi hasil agar dapat menunjang operasional Bank Sampah.

Keempat, melalui inisiator Bank Sampah, masyarakat mampu memberdayakan diri baik dari sisi kerajinan tangan dan pengelolaan lingkungan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, asri, dan minim sampah.

Dari yang tidak mungkin, menjadi mungkin. Bambang pun sempat menjadi nominator Kick Andy Heroes 2009 kategori lingkungan serta mendapatkan beberapa penghargaan lainnya dibidang lingkungan seperti Indonesia Berprestasi Award 2009 kategori sosial kemasyarakatan dan Kalpataru Kabupaten Bantul kategori Perintis Lingkungan.

Kini berbagai pihak yang concern terhadap isu lingkungan berbondong-bondong mempelajari konsep Bank Sampah untuk dijadikan inovasi lanjutan di berbagai bidang seperti yang telah dilakukan oleh beberapa startup di bidang lingkungan, maupun di bidang kesehatan dengan membuat konsep asuransi sampah untuk menolong masyarakat kurang mampu yang butuh pengobatan seperti yang dilakukan oleh dr. Gamal Albinsaid.

Bahkan pemerintah pun telah membuat peraturan tentang Bank Sampah yang mana sebelumnya peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 804) kini diubah menjadi Permen LHK 14 tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah.

Jadi sekarang kamu sudah Mengenal Sosok Inisiator Gerakan Menabung Sampah di Bank Sampah kan? Sekian, semoga ulasan ini bermanfaat. []

Tags: Bank SampahEkofeminismeIsu LingkunganKeadilan EkologisMenabung Sampah
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui [email protected].

Terkait Posts

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

Jejak Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

1 Mei 2025
Nyai Nur Rofiah

Nyai Nur Rofiah: Keadilan Hakiki di Tengah Luka Sosial Perempuan

30 April 2025
Jamilah binti Abdullah

Jamilah binti Abdullah: Kisah Perempuan yang Mendampingi Dua Syuhada

27 April 2025
Nyai Fatmah Mawardi

Nyai Fatmah Mawardi, Mengurai Jejak Ulama Perempuan Madura

26 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • PRT

    Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aurat dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?
  • Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama
  • Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro
  • Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version