• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Inti Keberagamaan dalam Islam

Meskipun mereka berbeda-beda latar belakang sosial, suku, agama, jenis kelamin, kebangsaan, dan sebagainya. Mereka adalah sama-sama ciptaan dan hamba-hamba Allah Swt.

Redaksi Redaksi
17/04/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Keberagamaan dalam Islam

Keberagamaan dalam Islam

697
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mengesakan Allah Swt adalah inti keberagamaan dalam Islam. Itu adalah awal dan akhir dari sistem keberagamaan Islam. Kita diciptakan oleh Allah Swt dan pasti akan kembali kepada-Nya.

Tauhid tidak semata menjadi keyakinan di dalam hati, tetapi juga harus menjadi napas, jiwa, pikiran, gerak dalam hidup, dan kehidupan setiap Muslim.

Mengesakan dan memahabesarkan Allah Swt tidak hanya menjadi pengakuan yang tersembunyi dalam setiap jiwa dan hati Muslim.

Tauhid haruslah melahirkan konsekuensi sosial, teraplikasi, termanifestasi, dan terbuktikan dalam hubungan antarmanusia dan makhluk Allah Swt yang lain.

Seseorang yang bertauhid adalah yang menjadikan hanya Allah Swt yang paling agung, hanya Allah Swt yang paling besar, hanya Allah Swt yang paling mulia, hanya Allah Swt yang paling tinggi, dan hanya Allah Swt yang paling berkuasa atas segala hal.

Pemahaman ini selanjutnya membawa konsekuensi lain, yaitu bahwa seseorang yang bertauhid harus memandang semua makhluk Allah Swt setara dan sama di hadapan-Nya.

Baca Juga:

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Meskipun mereka berbeda-beda latar belakang sosial, suku, agama, jenis kelamin, kebangsaan, dan sebagainya. Mereka adalah sama-sama ciptaan dan hamba-hamba Allah Swt.

Ini berarti bahwa seseorang yang bertauhid tidak boleh merasa atau menganggap hidupnya lebih tinggi dan lebih mulia daripada orang lain.

Kerja-kerja Kebaikan

Keunggulan dan kemuliaan hamba-hamba Allah Swt di hadapan-Nya hanyalah mereka yang mengesakan-Nya dan yang melakukan kerja-kerja yang baik dan berguna untuk diri dan sesamanya.

Orang yang merasa atau mengaku dirinya lebih besar, lebih tinggi, lebih mulia, dan lebih terhormat daripada orang lain pada hakikatnya telah melakukan kesombongan diri, merendahkan ciptaan Allah Swt., dan menyamakan kedudukan dirinya dengan Allah Swt. Ia telah melanggar prinsip keesaan Allah Swt ini.

Kesombongan diri inilah yang dilakukan oleh setan iblis ketika mengatakan, “Aku lebih baik daripada manusia karena ia diciptakan dari tanah, sedangkan aku diciptakan dari api.” Setan iblis telah merendahkan ciptaan Allah Swt.

Oleh karena itulah, Allah Swt. mengusirnya. Allahu Akbar secara harfiah berarti “Allah adalah eksistensi yang lebih besar dari selain Dia.”

Ucapan yang tampak singkat dan sederhana ini terbukti telah membawa pengaruh yang mahadahsyat dalam sistem kehidupan masyarakat. Itu telah menandai perubahan peradaban secara revolusioner. []

Tags: Allah SWTintiislamkeberagamanMengesakan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID