• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir

Latar belakang kehidupan pribadi Leila Ahmed mempengaruhi pemikirannya tentang konsep feminisme di dalam Islam

Naylul Izzah Walkaromah Naylul Izzah Walkaromah
04/12/2023
in Figur
0
Leila Ahmed

Leila Ahmed

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Isu terkait perempuan, feminisme, gender, dan seksualitas merupakan diskursus yang selalu menarik unuk dikaji lebih mendalam. Terlebih jika mengetahui posisi perempuan pada masa pra-Islam. Perempuan berada dalam pandangan rendah dan hina bagi masyarakat pada masa tersebut.

Perempuan mengalami subordinasi, marginalisasi, dan berbagai tindak diskriminasi lainnya. Selain itu, perempuan hanya sebagai sebagai pemuas hawa nafsu pria serta mendapat batasan atas hak-hak tertentu.

Awal abad 20 mulai marak gerakan dan organisasi feminisme yang tersebar dalam negara muslim. Adapun pola gerakan feminisme pada masa tersebut adalah pembebasan perempuan dengan mengupayakan transformasi masyarakat yang berkeadilan gender. Hal ini bertujuan meningkatkan kesadaran bagi pelaku tindak diskriminatif agar membangun sebuah pranata sosial yang adil dan setara.

Salah satu tokoh feminisme tersebut ialah Leila Ahmed. Leila Ahmed merupakan salah satu tokoh feminisme Islam yang lahir di Kairo, Mesir pada tahun 1940. Pemikirannya terfokus pada isu-isu terkait penindasan wanita muslim. Sejak kecil, ia memperoleh pengetahuan agama Islam melalui ibu dan neneknya. Berawal dari hal tersebut, ia fokus mendalami ajaran-ajaran Islam termasuk bagaimana posisi perempuan dalam Islam.

Mengenal Sosok Leila Ahmed

Leila Ahmed aktif dalam menulis dan mengurai kajian Islam dan Feminisme. Salah satu karya yang terbit di tahun 1992 serta menjadi magnum opus-nya berjudul “woman and gender in islam”. Karya tersebut mendapatkan sambutan dan respon positif dari berbagai pihak.

Baca Juga:

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Sejarah Kartini (1879-1904) dan Pergolakan Feminis Dunia Saat Itu

Nenengisme: Gerakan Perempuan Akar Rumput

Mengapa Harus Tubuh Perempuan yang Diatur?

Karyanya tersebut menjadi gebrakan dalam sejarah gender di dunia Arab. Buku itu membahas sejarah perkembangan perempuan dan gender. Serta berisi implikasinya terhadap dunia feminisme di zaman modern. Leila juga mengeluarkan argumen untuk menentang stereotype Barat tentang budaya Muslim.

Pada tahun 2013 ia memdapat penghargaan dari University of Louisville Grawemeyer Award di bidang agama. Karena ia telah melakukan riset dan analisis terkait penggunaan hijab bagi perempuan Muslim Amerika.

Latar belakang kehidupan pribadi Leila Ahmed mempengaruhi pemikirannya tentang konsep feminisme di dalam Islam. Menurut Leila Ahmed, gender tidak merujuk pada arti alat kelamin. Baginya, gender merupakan nilai-nilai fundamental yang berasal dari budaya masyarakat setempat.

Ketika menyuarakan pemikirannya, Leila berusaha mengkritisi hadis-hadis misogini perempuan. Hal demikian bertujuan untuk mencapai kesamaan hak sosial dan politik baik bagi laki-laki maupun perempuan. Leila turut menggagas gerakan yang mengeksplor usaha-usaha menutup segala bentuk diskriminasi bagi perempuan.

Leila menegaskan bahwa sesungguhnya ajaran Islam datang ke dunia sekaligus memberikan kebebasan serta kehormatan terhadap perempuan. Allah memberikan keluasan hak bagi perempuan dalam aspek akidah, pernikahan, ekonomi, dan pendidikan.

Dalam karyanya ia menggunakan metode yang lugas dan komprehensif dalam mengkaji tema perempuan dan ketimpangan gender yang terjadi dalam masyarakat Islam. Ia mengulas kondisi dari pra dan pasca masa kenabian, masa khalifah Umar, masa dinasti Islam di Timur Tengah, hingga masa kini perjuangan pembebasan kaum perempuan di negara-negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam.

Pemikiran Feminisme Ala Leila Ahmed

Dalam mendefinisikan feminisme, ia menjelaskan dengan sebuah gerakan yang menegaskan perempuan dan subjektivitasnya. Perbedaan seksualitas berdasarkan pada sifat biologis laki-laki dan perempuan.

Berbeda dengan feminisme lainnya, Leila lebih spesifik dalam mengulas kritik sejarah dan sosio-historis Islam. Ia berupaya untuk melakukan kritik atas hadis-hadis yang menjadi legitimasi untuk melakukan marginalisasi kaum perempuan. Adapun pemahaman ulama klasik yang memuat ketimpangan gender, sangat terpengaruh oleh budaya patriarki yang mengakar dan menjalar kuat.

Leila mengkategorikan gerakan feminisme di Mesir menjadi dua kategori. Pertama, menggunakan bahasa dan slogan Barat seperti dilakukan oleh May Ziadah, Doria Syafik dan lainnya. Kedua, menggunakan tema-tema Islam tentang perempuan seperti dilakukan oleh Zainab Al-Ghazali. Kategori gerakan pertama banyak mendapat respon negatif dari masyarakat dan penguasa setempat. Sedangkan kategori gerakan kedua relatif lebih muda terima.

Diskursus perempuan dan gender dalam Islam sangat penting untuk segera dielaborasi secara komprehensif. Tentunya dengan tidak mengabaikan kondisi sosial dan historis yang ada. Agenda ini untuk menekan beragam sikap ketimpangan dan diskriminasi gender menjadi agenda penting untuk direalisasikan.

Sebagai Profesor Muslim pertama dalam bidang Studi Wanita Dalam Agama Di Universitas Harvard, ia menjelaskan bahwa interpretasi feminisme merupakan isu yang memiliki ruang terbuka untuk dibahas.

Dapat dipahami bahwa Leila Ahmed merupakan tokoh intelektual dan inspiratif asal Mesir yang giat membahas tentang kesetaraan gender. Ia berkontribusi aktif dalam menggerakkan wacana feminisme. Sehingga dapat memperjuangkan perempuan dalam mencapai kesamaan hak, baik secara sosial atau politik. Gerakan ini juga menolak segala tindak diskriminasi terhadap perempuan. []

Tags: feminismeFeminisme IslamFeminisme MuslimGerakan FeminismeKesetaraan GenderLeila Ahmed
Naylul Izzah Walkaromah

Naylul Izzah Walkaromah

Mahasiswa Magister Studi Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Terkait Posts

Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

Jejak Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

1 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version