• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menilik Fenomena Online Dating: Bukan Ruang Aman Bagi Perempuan?

Kita tidak boleh menganggap sepele kejahatan tersebut karena dampaknya bisa merugikan kita baik secara fisik, mental bahkan perekonomian

Nela Salamah Nela Salamah
09/03/2024
in Personal
0
Fenomena Online Dating

Fenomena Online Dating

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, teman saya sebut saja Marni (bukan nama sebenarnya) seorang mahasiswa perempuan berusia 21 tahun bercerita mengenai pengalamannya dalam melakukan online dating. Alasan mendasar terjadinya fenomena online dating yakni untuk mendapatkan teman mengobrol.

“Biar dapet temen ngobrol, syukur-syukur ya dapet pasangan” Ungkap Marni.

Online dating pada dasarnya merupakan aplikasi kencan online yang dirancang untuk menemukan pasangan. Akan tetapi alih-alih mendapatkan teman mengobrol maupun pasangan, Marni justru mendapatkan pelecehan seksual dan penipuan ketika bermain online dating.

Pelecehan seksual secara verbal oleh stranger pada saat online dating kerap kali Marni alami. Bahkan lebih parah lagi, ia pernah berkali-kali mendapat kiriman foto alat kelamin oleh partner online dating yang baru dikenalnya selama beberapa hari.

Selain pelecehan seksual, Marni juga mengalami penipuan oleh mantan kekasihnya yang ia kenal melalui aplikasi online dating. Marni memberikan sejumlah uang pinjaman yang pada akhirnya uang tersebut tidak pernah dikembalikan hingga sekarang.

Baca Juga:

Surat yang Kukirim pada Malam

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Karena merasa sudah bertemu dan saling mengenal dalam waktu yang cukup lama, Marni berani meminjamkan sejumlah uang untuk pacarnya. Namun setelah tertransfer, kekasihnya seketika memblokir semua akses komunikasi dengan Marni. Bahkan ternyata kekasih Marni selama ini memberikan alamat palsu.

Online Dating Bukan Ruang Aman Bagi Perempuan

Selain persitiwa yang menimpa Marni, AIC (Australian Institute of Criminology) mengungkapkan tingginya tingkat kekerasan dan pelecehan seksual yang mengincar perempuan menggunakan aplikasi online dating. 67 persen perempuan dari responden heteroseksual merupakan korban dari kekerasan serta pelecehan seksual.

Aplikasi online dating dinilai masih belum memiliki prioritas keamanan terhadap penggunanya. Belum ada verifikasi id yang lebih ketat untuk mencegah pelaku dan menyensor gambar maupun video tak senonoh yang dikirim oleh pelaku.

Lebih lanjut, salah satu faktor pendorong seseorang menggunakan aplikasi online dating adalah untuk mencari partner seksual baik secara online maupun offline. Faktor pendorong ini menjadi salah satu indikator bahwasannya online dating tidak menjamin ruang aman dari pelecehan dan kekerasan seksual khususnya perempuan.

Kejahatan yang Mengintai Pengguna Online Dating

Selain tidak menjamin ruang aman bagi perempuan, fenomena online dating juga memiliki beberapa kejahatan yang mengintai para penggunanya. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Penipuan

Seperti yang bisa kita lihat dari cerita Marni, tidakan penipuan mengintai semua pengguna online dating. Jennifer dan David memaparkan hasil penelitiannya bahwa beberapa laki-laki pengguna aplikasi online dating memalsukan identitas usia bahkan status perkawinannya untuk menarik perempuan agar mau berhubungan seks dengan mereka.

Penipuan dalam online dating juga dapat berupa penipuan uang. Si penipu berupaya merayu teman online datingnya untuk sampai menjalin hubungan. Baik itu pacaran maupun hubungan tanpa status dengan tujuan bisa mendapatkan uang dari mereka. Kemudian si penipu menghilang tanpa jejak.

  1. Pencurian Identitas

Identitas atau informasi pribadi bisa dengan mudah teman kecan kita dapatkan melalui aplikasi online dating. Mereka akan memberikan rayuan-rayuan sampai kita memberikan detail informasi pribadi seperti alamat, nama kampus atau tempat kerja kita.

Kita tidak boleh menganggap sepele kejahatan tersebut karena dampaknya bisa merugikan kita baik secara fisik, mental bahkan perekonomian. Belum terjaminnya ruang aman bagi perempuan dalam aplikasi dating online juga mengharuskan kita untuk memiliki kehati-hatian ketika menggunakan aplikasi dating online baik hanya untuk mencari teman atau bahkan pasangan. []

Tags: Aplikasi DatingFenomena Online DatingKejahatan Digitalmedia sosialRelasi
Nela Salamah

Nela Salamah

Perempuan yang ingin namanya abadi melalui tulisan.

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID