• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Menjadi Ayah untuk Anak Perempuan

Ayah adalah sosok laki-laki yang hadir dalam kehidupannya sejak ia dilahirkan bahkan sejak masih dalam kandungan, menjadi panduan baginya untuk apa yang diharapkan dari sikap laki-laki terhadap perempuan. Sikap ayah kepada ibunya atau kepada orang lain adalah kiblatnya untuk berelasi dengan seorang laki-laki ketika ia besar nanti.

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
17/01/2019
in Featured, Kolom
0
Menjadi Ayah untuk Anak Perempuan

Ilustrasi: pixabay[dot]com

167
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id- Menjadi ayah untuk anak perempuan. Saya pernah mendengar ungkapan tentang pentingnya sosok ayah dalam kehidupan seorang anak laki-laki. Itu memang penting, tetapi apa yang sering hilang dari perbincangan adalah pentingnya ayah dalam kehidupan seorang anak perempuan.

Anak-anak belajar apa yang mereka jalani dari semua anggota keluarga. Anak perempuan dari kecil menilai laki-laki dari laki-laki yang ada dalam kehidupan mereka.

Ayah adalah sosok laki-laki yang hadir dalam kehidupannya sejak ia dilahirkan bahkan sejak masih dalam kandungan, menjadi panduan baginya untuk apa yang diharapkan dari sikap laki-laki terhadap perempuan. Sikap ayah kepada ibunya atau kepada orang lain adalah kiblatnya untuk berelasi dengan seorang laki-laki ketika ia besar nanti.

Terlepas dari apa yang terjadi sebagai remaja dan dewasa, anak perempuan pada usia 4 atau 5 tahun telah menciptakan seperangkat asumsi tentang apa arti baginya untuk menjadi seorang perempuan.

Setiap tahap perkembangan, dia melihat dan belajar dari para perempuan –dan laki-laki– di sekitarnya untuk mencari tahu bagaimana menjadi perempuan dan bagaimana menjalin hubungan dengan seorang laki-laki.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati
  • Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan
  • Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

Baca Juga:

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan

Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

Pembelajaran awal itu sangat kuat. Ketika pembelajaran itu positif dan membantu dalam menegosiasikan dunia, anak perempuan akan tumbuh nyaman dengan dirinya sendiri dan seksualitasnya.

Namun sebaliknya, ketika pembelajaran awal justru menciptakan harapan yang merendahkan dan atau kurang menghadirkan manfaat untuk berelasi dengan orang lain. Hubungan dengan dirinya sendiri, dengan perempuan lain, dan dengan laki-laki menjadi terganggu.

Artinya, figur ayah dalam kehidupan seorang anak perempuan juga menjadi sangat diperhitungkan. Terlepas dari apakah ia menginginkan tanggung jawab seorang ayah atau sikap ayah terhadap ibunya dan orang lain, turut berkontribusi dalam membentuk kepribadian anak perempuannya.

Laki-laki yang berperan sebagai seorang ayah juga memungkinkan upaya pencegahan tindak pelecehan atau kekerasan terhadap anak perempuan. Apabila seorang ayah mengajarkan anak perempuannya tentang privasi dan batasan yag tepat.

Seorang ayah juga perlu memahami pembedaan di mana garis antara kasih sayang yang sesuai dan batasan-batasan sentuhan yang tidak pantas.

Seperti dalam penggalan lirik lagu Daughters yang dinyanyikan oleh John Mayer, “fathers, be good to your daughters. Daughters will love like you do”.

Makna tersirat dari penggalan lirik lagu tersebut menggajak laki-laki yang berperan sebagai ayah untuk bersikap dan berperilaku baik kepada anak perempuannya. Karena anak perempuan akan mencintai seperti apa yang dilakukan ayahnya.

Demikian penjelasan mengenai menjadi ayah untuk anak perempuan. Semoga bermanfaat. [Baca juga: Cara Memberi Sanksi yang Baik untuk Anak]

Tags: anakayahkehidupankeluargalaki-lakipendidikanperempuanrumah tangga
Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
Peran Ayah bagi Anak Perempuan

Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

2 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Wasiat Buya Husein

Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

1 Februari 2023
Patah Hati

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

31 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Saw Menyambut Ceria Kehadiran Anak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist