• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Menjadi Mitra yang Saling Mencintai

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
13/02/2019
in Kolom
0
mitra

mitra

19
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak kecil saya lekat dengan pemandangan Ibu dan Bapak yang gemar melakukan kerja-kerja rumah tangga bersama, seperti sebagai mitra. Ibu menyiapkan perlengkapan sekolah anak, Bapak menyiapkan sarapan. Ibu memasak di dapur, Bapak menyapu halaman depan rumah sekaligus menyiram tanaman.

Pola bergantian dan bersamaan seperti itu setiap hari. Bahkan ketika bergantian bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah, Bapak dan Ibu saling membagi tugas dalam menjaga dan menyiapkan keperluan anak-anaknya.

Dalam urusan masak-memasak, masakan Ibu kalah sedap dengan masakan Bapak. Dalam urusan hitung-menghitung cara memenangkan tender usaha, Bapak kalah jeli dengan Ibu. Tetapi keduanya saling mengakui kekurangan dan kelebihan masing-masing. Saling menerima, saling membantu satu dengan lainnya.

Awalnya saya tak paham pola apa yang ditunjukkan oleh orang tua saya dalam berumah tangga yang setara, saling membahagiakan, dan membangun kebersamaan. Sampai ketika saya besar dan mulai menjalin hubungan dengan laki-laki, saya baru memahami bahwa pola berumah tangga tak melulu menghadirkan konsep lama yang kerap tidak melenturkan keduanya.

Perbedaan jenis kelamin tidak bisa menjadi tolok ukur kemampuan seseorang. Seperti konsepsi yang telah lama tertanam pada masyarakat kita, laki-laki memimpin dan perempuan dipimpin. Perempuan dan laki-laki tidak bisa dimasukkan dalam konsepsi kaku seperti itu. Mereka adalah individu dengan keunikannya masing-masing.

Baca Juga:

Konsep pemimpin dan dipimpin, dilayani dan melayani, mestinya bisa dilakukan bergantian secara kesalingan antara suami dan istri. Menjadikan pasangan sebagai mitra yang saling mencintai.

Saya tertarik pada laki-laki secara alamiah. Menyukainya berdasarkan cinta. Saya tidak ingin dianggap sebagai pelayan atas seseorang yang menemani saya dalam membangun kehidupan bersama. Saya ingin menjadikannya sebagai mitra dalam berumah tangga.

Andai saya memaksa menjadikan diri saya sebagai pelayan atas pasangan saya, sangat mungkin saya akan meminta imbalan. Ungkapan klasik yang sering kita dengar, “ada uang abang kusayang, tak ada uang abang kutendang”, akan berlaku jika konsep pelayan diterapkan dalam kehidupan rumah tangga.

Maka, pelayanan saya terhadap pasangan akan tidak ikhlas dan cenderung mengharapkan imbalan. Saya tak pernah ingin melakukannya pada orang-orang yang saya cintai, kepada keluarga atau pun teman-teman saya. Lantas, mengapa pula saya melakukan itu pada pasangan hidup saya nanti?

Saya hanya ingin cinta-mencintai pasangan hidup saya sebagai mitra dalam membangun kebersamaan, saling mengisi dan membahagiakan, saling membantu dan menguatkan. Duduk berdampingan, berdiri sama tinggi, dan memeluk dalam hangat.[]

Tags: keluargabahagiakeluargasakinahkerjabersamamembangunkeluargabahagia
Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID