• Login
  • Register
Sabtu, 10 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Menjadi Pemenang di Hari Kemenangan

Nadia Ayu Fadhilah Nadia Ayu Fadhilah
28/05/2020
in Aktual
0
(sumber foto m.medcom.id)

(sumber foto m.medcom.id)

25
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Hari Raya Idul Fitri 1441 H telah tiba. Tidak bisa dipungkiri, hari tesebut merupakan hari yang membahagiakan bagi seluruh umat Islam. Maka, tidak heran apabila para muslim merayakannya dengan suka cita, mulai dari merapihkan rumah, menggunakan baju terbaik, hingga menyiapkan makanan terlezat.

Idul Fitri juga dikenal sebagai hari kemenangan. Istilah ini digunakan sebagai bentuk kemenangan umat Islam yang telah berhasil melaksanakan puasa selama satu bulan. Hari kemenangan juga dimaknai dengan terlahirnya kembali fitrah manusia yang berjiwa suci dan dapat memerangi hawa nafsunya.

Namun, makna hari kemenangan tidak bisa dibatasi dengan berhasilnya puasa selama sebulan saja. Karena, ada kemenangan hakiki yang harus benar-benar diraih oleh umat Islam.

Lalu, apa kemenangan hakiki itu? Dan bagaimana cara mendapatkannya?

Menurut Quraish Syihab, kemenangan hakiki adalah kemenangan yang mengantar kepada diraihnya nilai-nilai spiritual, yang tidak bisa dipisahkan dari fitrah dalam arti kesucian. Dalam hal ini, nila-nilai spiritual mencakup tiga unsur pokok, yaitu: Keindahan, Kebenaran, dan Kebaikan.

Baca Juga:

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

Seorang pemenang di hari Idul Fitri akan berbuat yang indah, benar dan baik. Upaya mengekspresikan keindahan dapat melahirkan seni, mencari yang benar menghasilkan ilmu, dan melakukan yang baik membuahkan budi pekerti.

Orang yang benar-benar menjadi pemenang akan mempertahankan nilai-nilai spiritual, baik selama bulan suci Ramadhan, maupun setelahnya. Karena, hawa nafsu untuk melanggar nilai spiritual tidak hanya ada pada bulan saat Ramadhan saja. Melainkan, di setiap waktu sepanjang hidup manusia. Jadi, tidak bisa dibenarkan apabila kita merasa menang setelah berhasil melalui Ramadhan, namun kembali melakukan maksiat setelah Ramadhan selesai.

Selain itu, orang yang mendapatkan kemenangan hakiki juga akan memiliki perspektif hidup yang lebih positif. Ia akan selalu mencari sisi baik, benar dan indah terhadap berbagai hal. Dengan perspektif seperti itu, ia akan berusaha untuk menghindari shuudzon (berprasangka buruk) dan mencari kesalahan orang lain. Sehingga, di Hari Raya Idul Fitri, seorang pemenang dapat memaafkan saudaranya dengan hati lapang.

Maka dari itu, mari kita menjadi pemenang dengan cara mempertahankan nilai-nilai spiritual dan kebaikan dalam hidup kita. Jangan lupa untuk memaafkan saudara sesama muslim. Selamat lebaran. []

Nadia Ayu Fadhilah

Nadia Ayu Fadhilah

Terkait Posts

Media

Media Punya Peran Strategis dalam Mencegah Konflik Akibat Tidak Dipenuhinya Hak Keberagamaan

26 April 2025
Perempuan bukan Tamu di Ruang Publik

Perempuan Bukan Tamu di Ruang Publik

1 April 2025
Makhluk Intelektual

Laki-laki dan Perempuan adalah Makhluk Intelektual dan Spiritual

1 April 2025
Perempuan bisa menjadi Pemimpin

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Tafsir QS. An-Nisa Ayat 34 dalam Perspektif Keadilan Hakiki Islam

1 April 2025
Khalifah fil Ardl

Perempuan Memiliki Mandat sebagai Khalifah Fil Ardl

29 Maret 2025
Takwa

Kemuliaan Manusia Hanya Ditentukan oleh Takwa

29 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Kesaksian Perempuan

    Kritik Syaikh Al-Ghazali atas Diskriminasi Kesaksian Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saksi Perempuan Menurut Abu Hanifah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama
  • Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro
  • Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai
  • Aurat dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version