• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Menjaga Keseimbangan Puasa

Zahra Amin Zahra Amin
23/05/2018
in Kolom
0
wikimedia[dot]com

wikimedia[dot]com

52
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Marhaban Ya Ramadhan. Selamat datang bulan puasa, yang merupakan salah satu ibadah dari rukun Islam yang keempat. Seluruh umat muslim di seluruh dunia menyambut gembira atas datangnya bulan puasa. Bulan untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dengan berbagai ritual ibadah. Juga bulan bagi anggota keluarga untuk saling mendekat dan menguatkan.

Banyak pelajaran penting di setiap bulan Ramadan, terutama bagi keluarga. Pelajaran ini penting bagi semua anggota keluarga, baik yang baru berumah tangga maupun yang sudah lama.

Baca juga: Tips Jitu Agar Puasa Tidak Sia-sia

Pembelajaran pertama yakni saling memahami antar pasangan  untuk bersama-sama menjaga keseimbangan selama bulan puasa, bagaimana agar mampu mengontrol emosi dalam kondisi menahan lapar dan dahaga. Bagaimana mengatur ritme dan kebutuhan biologis yang akan berdampak pada kesehatan fisik dan psikis.

Tentu kita sudah paham bahwa ada larangan untuk berhubungan  badan bagi suami istri selama bulan puasa di siang hari. Yang dikedepankan ketika menghadapi situasi ini adalah komunikasi,  saling bicara apa kebutuhan masing-masing pasangan, agar tidak mengurangi kuantitas nilai ibadah lain yang juga sama penting, untuk menghidupkan malam selama bulan Ramadhan.

Baca Juga:

Pentingnya Memberikan Dasar Pendidikan Islam bagi Anak-anak

Pasangan Suami Istri Diminta untuk Saling Berbuat Baik

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Laki-laki Penganguran Bukan Salah Perempuan Bekerja

Kedua, menjaga keseimbangan pola makan agar tak berlebihan mengonsumsi aneka jenis makanan serta minuman, yang memang kian menggoda ketika jelang buka puasa tiba.

Terlebih jika keluarga punya kebiasaan menikmati tradisi luru sorean atau dalam bahasa Sunda, ngabuburit, yakni menghabiskan waktu sore hari sebelum berbuka puasa. Jalan-jalan ke keramaian sambil membeli aneka panganan, jajanan, cemilan, takjil dan aneka lauk pauk untuk berbuka.

Maka bagi keluarga agar terus mengingat bahwa mengendalikan pengeluaran dan uang belanja selama bulan puasa juga penting. Sebab puasa tak melulu tentang apa menu sahur dan buka puasa, namun bagaimana kita mengisi kegiatan selama bulan puasa dengan hal yang positif.

Baca juga: Ramadan dan Perempuan

Ketiga, bagi saya pribadi puasa adalah proses belajar untuk mengatur waktu. Sebelum Ramadan tiba aktivitas lebih banyak dilakukan di siang hari. Sementara selama Ramadan aktivitas beralih di malam hari.

Ini membutuhkan adaptasi yang tidak mudah, terlebih ketika pada siang harinya kita juga masih melakukan kegiatan di luar rumah, bekerja seperti hari-hari biasa.

Maka, manajemen waktu harus benar-benar diperhatikan agar puasa tidak menjadi alasan kita untuk bermalas-malasan, atau lebih memperbanyak tidur dibanding aktivitas fisik. Meski tidurnya orang yang sedang berpuasa adalah ibadah, namun tak semestinya seharian penuh kita habiskan waktu hanya untuk tidur saja.

Keempat, belajar membuat menu baru, baik makanan berat maupun ringan. Lihat saja tutorial memasak di televisi yang selalu hadir setiap hari, dan semakin intens menjelang adzan maghrib berkumandang. Belum lagi linimasa media sosial yang banyak menampilkan menu aneka makanan dan minuman satu bulan penuh.

Orang yang tadinya tak ingin memasak menjadi ingin memasak. Yang awalnya tak pernah turun ke dapur, akhirnya mau berkotor-kotor meracik, meramu dan memasak.  Yang mulanya tak pandai membuat masakan, hingga mampu menjadi ahli dalam jenis makanan tertentu. Menurut penulis, ini adalah salah satu berkah Ramadan yang tak pernah kita sadari.

Berkah lain dari Ramadan, adalah intensitas dan kualitas ibadah yang semakin meningkat. Namun orang tua agar tak alpa untuk mengajak anak-anaknya turut serta beribadah, terutama yang masih usia sekolah dasar. Itu sebagai pembelajaran bagi mereka tentang kewajiban berpuasa.

Dan kegiatan untuk melibatkan anak-anak itu tak hanya tugas ibu atau perempuan semata, namun juga ada keterlibatan ayah atau laki-laki. Masa depan anak dunia dan akhirat itu merupakan tanggung jawab yang harus dipikul bersama.

Baca juga: Keringanan Puasa yang Khusus untuk Perempuan

Kemudian ketika keseimbangan puasa sudah menemukan polanya, setiap keluarga agar tak segan berbagi apa yang dimilikinya dengan yang lain, seperti kepada tetangga sekitar. Atau direfleksikan secara lebih luas dalam konteks sosial, upaya menahan diri, lapar, dahaga dan hawa nafsu juga menjadi cerminan pribadi kita agar mampu lebih baik lagi.

Melalui berkah Ramadan kita menumbuhkan kembali sikap kepedulian, simpati, empati, menebarkan rasa damai, aman, nyaman dan penuh cinta terhadap sesama tanpa melihat perbedaan dan latar belakang. Sehingga akhlak muslim yang baik sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW benar-benar mewujud dalam kehidupan.[]

Tags: anak-anakBerkahbukaemosiibadahistrikeluargangabuburitpuasaramadansahursuami
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Stigma Negatif Janda

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

27 Juni 2022
Darurat Sampah

Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

26 Juni 2022
Kecantikan Perempuan

Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

26 Juni 2022
Pendidikan Islam

Pentingnya Memberikan Dasar Pendidikan Islam bagi Anak-anak

25 Juni 2022
emosi anak

Mengenal 6 Ciri Khas Emosi Anak

25 Juni 2022
Budaya Patriarki

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

25 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Darurat Sampah

    Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist