• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menolak Tawaran Serat Murtasiyah

Abdul Rosyidi Abdul Rosyidi
27/06/2019
in Publik
0
serat, murtasiyah

Ilustrasi: onesearch]dot]id

214
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sejak setahun lalu saya mencari jawab terkait paradoks dalam sejarah peran perempuan di daerah saya, Cirebon. Di satu sisi, Islam amat memuliakan perempuan, seperti yang terjadi pada jejak-jejak sejarah Cirebon awal, semasa Pangeran Walangsungsang maupun Sunan Gunung Jati.

Saat itu banyak tokoh sejarah adalah para perempuan, Syarifah Muda’im, Nyi Mas Pakungwati, Nyi Mas Penatagama Pesambangan, Nyi Mas Gandasari, Nyi Mas Baduran, Nyi Mas Kadilangu, dan banyak Nyi Mas- Nyi Mas yang lain.

Bahkan nama-nama perempuan di atas disebutkan berkali-kali. Dalam setiap masyarakat membacakan tahlil dalam berbagai macam acara. Hingga hari ini. Nama mereka diabadikan dalam tawasul Cirebon.

Tapi di lain sisi, jika mencermati sejarah setelahnya, nuansa seperti itu tidak lagi kita temukan. Bahkan dalam salah satu naskah, Serat Murtasiyah, terlihat bagaimana konstruksi masyarakat sudah sangat berubah. Menjadi sangat patriarkhal.

Serat Murtasiyah ditransliterasi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh salah satu dinas di pemerintahan kota. Saya baca karya terjemahan dengan judul “Serat Murtasiyah: Konsepsi Lokal tentang Rumah Tangga Ideal” tersebut. Dan menurut saya konsep keluarga ideal yang ditawarkan sama sekali jauh dari nilai-nilai Islam yang menghormati perempuan.

Baca Juga:

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

Murtasiyah sebagai tokoh utama dalam cerita, tak lebih dari perempuan yang bisa menggapai kesalehan hanya jika dia ‘manut total’ kepada suaminya. Itu intinya. Tak perlulah saya ceritakan detil kisah memilukan ini.

Meskipun tokoh utamanya adalah perempuan, saya yakin, cerita ini ditulis dalam konstruksi laki-laki. Penulisnya adalah laki-laki yang sangat kaku dalam menerjemahkan ajaran-ajaran agama Islam, kaitannya dengan peran-peran perempuan dan laki-laki dalam berumah tangga.

Andai serat itu berpedoman pada nilai-nilai Islam yang bersumber dari Nabi, maka Nabi pun mencontohkan kepada kita bagaimana dia menjahit baju sendiri, membantu pekerjaan rumah tangga, dan menambal sepatunya sendiri. Nabi teladan kita bagaimana seorang laki-laki ikut merawat anak dan cucunya.

Lalu ajaran Islam yang mana yang ingin ditawarkan Serat Murtasiyah sebagai sebuah konsep ideal hubungan suami istri dan keluarga? Ajaran Islam mana pun, saya menolak keras tawaran Serat Murtasiyah.

Secara bersamaan saya juga menganjurkan untuk kembali pada tawaran ajaran Islam pada zaman Cirebon awal. Yakni ajaran yang menghormati dan menghargai peran-peran perempuan untuk berada di ruang-ruang publik. Mengisi posisi-posisi strategis pada struktur-struktur kekuasaan yang mengatur hajat hidup orang banyak.

Tentang betapa luwesnya peran perempuan masa itu, lihatlah Nyi Mas Penatagama Pesambangan, seorang ulama perempuan yang mengajarkan agama Islam kepada banyak orang. Lihatlah pada tekad Syarifah Muda’im yang memilih keluar dari istana dan menjadi santri-pengembara. Atau lihat pada diri Nyi Mas Gandasari yang menjadi kesatria di medan pertempuran. Jadi, sudah tak zamannya lagi perempuan didomestikasi dengan menggunakan doktrin agama.[]

Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi, editor. Alumni PP Miftahul Muta'alimin Babakan Ciwaringin Cirebon.

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID