• Login
  • Register
Rabu, 27 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Menyempurnakan Tips Langgeng Berumah Tangga ala Gus Baha

Penting sekali agar istri maupun suami tidak saling menuntut dan bergantung. Istri yang ketergantungan kepada suaminya akan mudah menuntut manakala keinginannya tidak terpenuhi

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
02/06/2023
in Keluarga
0
Langgeng Berumah Tangga

Langgeng Berumah Tangga

864
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sudah beberapa kali saya mendapatkan catatan singkat, yang bisa kita pakai sebagai tips langgeng berumah tangga yang asalnya dari media sosial. Baru hari ini kutipan itu saya sajikan utuh di sini, sekalian saya ingin turut menyempurnakannya.

Ternyata memang benar, catatan singkat ini berasal dari ceramahnya Gus Baha. KH. Ahmad Bahauddin Nursalim. Salah seorang ulama dari Jawa Tengah yang viral di media sosial. Agar tidak timbul penasaran, saya salin saja kutipan ceramah itu di sini. Lalu setelah itu akan saya ulas lebih lanjut agar pesan kebaikannya dapat kita tangkap secara utuh.

“Gus Baha bercerita (dalam kesempatan ceramahnya) bahwa selama menikah bisa dikatakan jarang sekali atau mungkin tidak pernah bertengkar dengan istri. Sampai-sampai sang istri bilang sambil berkelakar: “Gus, sekali-kali kalau saya “ngamuk” (marah) mbok ya dibalas dan dilawan”, supaya saya punya musuh.”

Gus Baha menjawab: “Allah itu Maha Baik sama saya, jika Anda marah, maka Allah memberikan pahala lewat sabar. Kalau Anda marah lalu saya balas marah, maka saya tidak jadi mendapat pahala.”

Gus Baha menjelaskan lagi, kalau istirinya marah maka beliau hanya akan mendengarkan, karena ini merupakan cara Allah memberikan pahala secara gratis tanpa membayar. Justru kalau situasi rukun, maka untuk mendapatkan pahala dari Allah tidak gratis. Tapi harus menyenangkan istri dengan cara mengajak jalan-jalan, membelikan pakaian, dan sebagainya. Itu cara mendapatkan pahala yang mahal.”

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Melihat Relasi Pertemanan dalam Lagu “Teman-temanku Udah Nikah Aku Masih Nonton SpongeBob”
  • 5 Pilar Rumah Tangga dalam al-Qur’an
  • Moralitas Rumah Tangga dalam Teladan Nabi Saw
  • Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (4): Antara Idealitas dan Realitas Berinteraksi Sama Istri
    • Mendapat Pahala secara Gratis
    • Mengendalikan Marah
    • Proporsional sesuai Kemampuan

Baca Juga:

Melihat Relasi Pertemanan dalam Lagu “Teman-temanku Udah Nikah Aku Masih Nonton SpongeBob”

5 Pilar Rumah Tangga dalam al-Qur’an

Moralitas Rumah Tangga dalam Teladan Nabi Saw

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (4): Antara Idealitas dan Realitas Berinteraksi Sama Istri

Mendapat Pahala secara Gratis

Saya merasa tips langgeng berumah tangga ala Gus Baha ini memang simpel. Meminjam istilah Gus Baha adalah “mendapat pahala dari Allah secara gratis tanpa membayar.” Namun sekali lagi saya harus menegaskan agar tips dari Gus Baha ini tetap jangan kita telan mentah-mentah sebagai satu-satunya cara. Sehingga malah akibatnya bisa fatal.

Kenapa bisa fatal? Karena tidak semua suami dan istri sikapnya sama persis seperti Gus Baha dan istrinya. Karena perjalanan rumah tangga setiap orang pasti berbeda-beda. Kalau mau mempraktikkan tips dari Gus Baha yang ini tetap perlahan-perlahan, jangan terlalu kita paksakan.

Kita pasti pernah mendengar potongan hadis berikut ini. La taghdlab walakal jannah, janganlah marah maka bagimu surga. Allah melalui Nabi Saw., memang sedang tidak main-main betapa orang yang mampu mengendalikan amarahnya, akan terganjar dengan pahala surga.

Itu artinya bahwa mengendalikan marah memang bukan perkara mudah. Jadi pasangan istri dan suami yang dua-duanya atau minimal salah satu di antaranya saja ada yang sudah mampu mengendalikan marah, tentu sikap itu akan menjadi anugerah.

Mengendalikan Marah

Saya pikir belajar untuk bisa mengendalikan marah itu harus keduanya lakukan. Bukan hanya oleh suami. Istri dan suami tetap harus saling belajar bijak dan dewasa. Terutama agar dalam setiap menyikapi masalah tetap mengutamakan kepala dingin, jangan kemudian melulu dengan emosi.

Sebab bagaimana pun, masalah rumah tangga bisa ditimbulkan oleh istri maupun suami. Ada kalanya istri yang marah, suamilah yang mengalah. Demikian juga apabila suami yang marah, istrilah yang harus berusaha mengalah dan pengertian.

Jadi tidak bijak kiranya jika segala masalah itu dihadapi dengan sikap mengalahnya suami tanpa ada edukasi dari suami agar istri tidak gampang marah. Suami tetap harus bicara dari hati ke hati bahwa tidak ada kebaikan dalam marah. Suami yang sudah bisa mengendalikan marah, harus digetok-tularkan kepada istri dan anak-anaknya. Demikian juga sebaliknya ya, ada rumah tangga yang kerap kali marah itu suaminya, maka istri pun tidak boleh hanya mengalah pasrah tanpa ada ikhtiar mengedukasi suaminya.

Masalah ketika istri marah, kadang kala efektif dihadapi dengan sikap mengalahnya suami yang pasif dan diam saja. Namun sekali lagi itu bukan cara satu-satunya. Agar jalinan rumah tangga antara istri dan suami tetap harmonis, maka menghadapi segala masalah yang ada, kita pun harus kreatif.

Yakni dengan mengajak istri jalan-jalan ke tempat wisata, ke toko buku, ke perpustakaan, berbelanja, memberikan surprise saat ulang tahun usianya atau ulang tahun pernikahan,. Bisa juga makan di restoran, dan masih banyak lagi.

Proporsional sesuai Kemampuan

Semua itu harus kita upayakan agar jalinan rumah tangga istri dan suami mana pun tidak monoton. Tentu jangan berlebihan ya, tetap proporsional sesuai kemampuan.

Namun saya harus akui bahwa kunci dari keharmonisan rumah tangga adalah setiap apa pun masalah jangan cepat-cepat kita sikapi dengan emosi. Tetapi kedepankan kepala dingin, husnuzhan dan sikap saling terbuka. Memang berat. Oleh karena itu perlu kita upayakan meskipun perlahan-lahan agar nantinya jadi kebiasaan.

Penting sekali agar istri maupun suami tidak saling menuntut dan bergantung. Istri yang ketergantungan kepada suaminya akan mudah menuntut manakala keinginannya tidak terpenuhi. Demikian juga suami akan menuntut hal yang sama manakala keinginannya terabaikan. Sehingga asiknya sih mending saling memaklumi, apa-apa dalam kehidupan rumah tangga setiap keperluannya kita garap secara bersama atau berbagi peran. Oke? Wallaahu a’lam. []

Tags: Gus BahaistrilanggengperkawinanRelasirumah tanggasuamiTips Keluarga
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Masjid Ramah Perempuan

Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?

27 September 2023
Kerja Perawatan dan Pengasuhan

Apresiasi Peran Laki-laki dalam Kerja Perawatan dan Pengasuhan

25 September 2023
Anak Korban Perceraian

5 Dampak Psikologi bagi Anak Korban Perceraian

23 September 2023
Fenomena Fatherless Country

Fenomena Fatherless Country dalam Kacamata Islam

15 September 2023
Ibu Rumah Tangga

Mengembalikan Posisi Ibu Rumah Tangga yang Termarjinalkan

12 September 2023
Ibu Madrasah Pertama

Ibu Madrasah Pertama Anak-anaknya, Benarkah Islam Berkata Demikian?

8 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Politik Perempuan

    Narasi Kemandirian Politik Perempuan dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maulid Nabi Muhammad Saw: Kelahiran Sang Pembaharu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pluralisme: Kata Kunci Mengatasi Konflik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Etika Sufi Ibn Arabi (3): Mencintai Tuhan dengan Merajut Kerukunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berdakwahlah dengan Tanpa Kekerasan
  • Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?
  • Pluralisme: Kata Kunci Mengatasi Konflik
  • Eco Jihad Ala Pandawara Menjadi Motor Penggerak Partisipasi Masyarakat untuk Menjaga Lingkungan
  • Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist