• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menyoal Cadar

Mahmudah Mahmudah
30/01/2020
in Publik
0
fiqih, perempuan
179
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pembahasan perihal batas menutup aurat bagi perempuan kian menarik, apalagi dalam era “jilbabisasi” yang terjadi di Indonesia. Cadar, misalnya, akhir-akhir ini di Indonesia sedang menjadi perbincangan banyak orang, ada yang karena bertujuan untuk menutup aurat juga menganggap sebagai fashion (gaya).

Cadar merupakan sejenis kain yang di gunakan sebagai penutup wajah perempuan yang dibawa oleh masyarakat Arab setempat. Seperti negara Arab Saudi, Yaman, Bahrain, Qatar, Oman dan Pakistan. Pun menurut sebagian pendapat mendefiniskan mirip sorban, dan lebih besar dari khimar.

Menurut Gus Mus, seorang alim ulama terkemuka, mengatakan bahwa hingga saat ini cadar masih dalam perdebatan, apakah syar’i atau budaya. Terdapat dua pendapat yang berbeda dalam hal ini.

Begitupun menurut Prof. Quraish Shihab, ahli tafsir Indonesia mengatakan bahwa penarikan batas aurat perempuan pada masa yang lau itu sesuai dengan konteks zaman tersebut dan tidak menjadi relevan di zaman sekarang, khususnya di Indonesia.

Selaras, KH. Husein Muhammad dalam bukunya Fiqih Perempuan, menjelaskan, bahwa pernah suatu ketika tahun 1991 melakukan sebuah penelitian perihal jilbab. Ada seorang perempuan berargumentasi dengan seorang perempuan yang berjilbab menanyakan “lantas, bagaimana dengan nenek moyang kita, apakah mereka tidak saleh karena tidak berjilbab?”

Baca Juga:

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

Makna Wukuf di Arafah

Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

Jawaban beliau adalah wajar dan sopan adalah bukan terminologi agama, tetapi terminologi sosial budaya yang sangat relatif berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Dan ini bukan hanya di Islam saja.

Menariknya lagi, pada dua abad masehi, Tertullien, seorang penulis Kristen apologetik menyerukan agar semua perempuan berjilbab atas nama “kebenaran”. Pun pada abad XIX di Perancis, perempuan tidak boleh memakai baju seperti laki-laki, artinya memakai celana.

Seiring zaman, perempuan mulai di perbolehkan memakai apa saja yang mereka kehendaki. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa anak muda zaman sekarang hapir memakai celana panjang, karena yang diinginkan adalah bergerak bebas, suka berolahraga, jogging, naik gunung, bersepeda dan lain sebagainya.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Musdah Mulia dalam bukunya yang berjudul Muslimah Reformis. Beliau mengatakan bahwa ada banyak alasan mengapa perempuan berjilbab. Ada karena alasan modis, agar lebih cantik dan trendi, sebagai respon terhadap tantangan dunia model yang sangat akrab dengan perempuan.

Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya toko busana muslim dan butik yang memamerkan jilbab dengan model mutakhir dan tentu saja dengan harga mahal. Bahkan, ada juga berjilbab karena alasan politis, yaitu memenuhi tuntutan kelompok Islam tertentu yang cenderung mengedepankan simbol-simbol agama sebagai dagangan politik.

Artinya, bahwa cadar merupakan budaya yang dibangun pada zamannya dan bukan sebagai aturan syar’i yang menentukan kesalehan dan ketakwaan seorang perempuan. Pun secara sadar perempuan beriman akan memilih busana sederhana dan tidak berlebihan sehingga menimbulkan perhatian, juga yang pasti adalah bukan untuk pamer.

Apalagi di Indonesia, yang mayoritas bermadzhab Syafi’i mesti mengetahui pandangan tentang hukum mengenakan cadar dan harus bisa menilai apakah yang dikenakan tidak mengganggu atau malah justru membahayakan. Misalnya, ketika berkendara menggunakan sepeda motor lebih banyak mudhorot-nya atau baiknya. Lagi dan lagi ini soal pilihan dalam berpakaian, karena segala sesuatu yang dianggap baik menurut kita belum tentu baik menurut orang lain.

Maka yang diharapkan adalah terjalinnya masyarakat dan para perempuan bercadar untuk saling memahami dan menghargai, bukan saling menghakimi dengan argumentasi sendiri.[]

Mahmudah

Mahmudah

Alumni Pondok Pesantren Buntet Cirebon. Saat ini bekerja menjadi Patriot Desa Jawa Barat dan aktif di organisasi PMII Cabang Cirebon. Menyukai isu-isu keperempuanan, kesehatan reproduksi dan perdamaian.

Terkait Posts

Stigma Negatif Janda

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

27 Juni 2022
Darurat Sampah

Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

26 Juni 2022
Status Janda

Menyandang Status Janda bagi Perempuan, Lalu Kenapa?

25 Juni 2022
Pencegahan Kekerasan Seksual

5 Tips Pencegahan Kekerasan Seksual Perspektif Islam

24 Juni 2022
Gaya Hidup Minim Sampah

Maunya sih Menerapkan Gaya Hidup Minim Sampah. Eh, Kok Jadi Greenwashing?

23 Juni 2022
Kurban Iduladha

3 Pesan Damai dalam Kurban Iduladha bagi Umat Muslim

23 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kecantikan Perempuan

    Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist