• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menyoal Sesajen: Muslim Budaya versus Muslim Hijrah

Bagi sebagian Muslim, menyatakan sesajen itu sebagai perbuatan syirik itu tidak jadi soal, selama bisa saling menghargai satu sama lain. Tidak main hakim sendiri, tidak berasa benar sendiri, apalagi disertai sikap arogan seperti itu

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
12/01/2022
in Personal
0
Tips Menghilangkan Rasa Minder

Tips Menghilangkan Rasa Minder

71
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kasus pembuangan sesajen yang tadinya sengaja ditaruh di sekitar gunung Semeru belum lama ini, langsung viral dan bahkan berujung pelaporan ke pihak kepolisian. Tindakan tersebut dianggap arogan dan tidak mencerminkan sikap Muslim yang berakhlakul karimah terhadap perbedaan. Bagi sebagian Muslim, menyatakan sesajen itu sebagai perbuatan syirik itu tidak jadi soal, selama bisa saling menghargai satu sama lain. Tidak main hakim sendiri, tidak berasa benar sendiri, apalagi disertai sikap arogan seperti itu.

Mula-mula kita harus memahami bahwa aliran kepercayaan, Ormas atau sekte dalam Islam itu banyak macamnya. Kasus sesajen ini hanya bom waktu yang skalanya kecil saja. Betapa di zaman modern seperti sekarang ini rivalitas antara Muslim budaya dan Muslim hijrah tak terhindarkan. Sebagai Muslim yang baik, menyembah atau meyakini kepada selain Allah jelas tidak dibenarkan. Hanya saja di sinilah letak perbedaannya, di mana menurut Muslim budaya bahwa sesajen itu tetap diperbolehkan hanya sekadar perantara, bukan berarti dijadikan objek sesembahan. Sementara bagi Muslim hijrah, sesajen itu tetap musyrik, haram dan berdosa besar.

Muslim hijrah ini bagian dari perkembangan dakwah Islam yang tak bisa dielakkan. Dakwah Muslim hijrah yang dulu dianggap konyol dan konservatif, justru semakin dianggap syar’i. Sebagai bentuk komitmen iman seorang Muslim yang tak bisa ditawar-tawar. Entah kenapa dakwah hijrah semakin diminati, seiring dengan canggihnya teknologi, dakwah hijrah malah semakin pesat. Sesuai dengan namanya “hijrah”, umat Muslim berbondong-bondong melakukan hijrah secara kaffah. Mulai dari cara berbicara, berpakaian, bergaul, tak terkecuali dari cara melakukan ritual. Ritual sesajen yang semakin ditinggalkan.

Jangankan di mana-mana, di Cirebon saja, budaya leluhur seperti sesajen semakin ditinggalkan. Di satu daerah misalnya, masih di Cirebon, yang selama ini secara turun-temurun menyelenggarakan selametan nadran atau pesta laut, kini justru semakin ditinggalkan. Bahkan saya pernah mendengar sendiri cerita di mana mantan para pegiat budaya nadran, kini justru semakin meninggalkannya. Memang budaya nadran di Cirebon kerap dibarengi dengan hura-hura, arak-arakan, dan lainnya, yang kemudian justru menodai kemuliaan budaya nadran.

Perkaranya bukan hanya soal setuju atau tidak setuju dengan sesajen saja, atau bahkan sampai pada tahap pelaporan kepada pihak kepolisian. Arus dakwah hijrah yang anti sesajen, anti perilaku-perilaku syirik lainnya, ini sudah semakin mempengaruhi umat di akar rumput. Ditambah lagi dakwah hijrah disampaikan dengan sederhana dengan logika-logika dasar saja. Ini satu dari sekian banyak kesalahan dakwah Muslim budaya yang sebetulnya sejak lama monoton. Sementara zaman terus dinamis dan berubah.

Muslim budaya terjebak zona nyaman. Muslim budaya sebetulnya mengikuti jejak pendahulunya, terutama para Walisongo, yang dulu juga berhasil memadukan unsur agama dengan unsur budaya dengan ciamik. Kalau dulu, para Walisongo melakukan adaptasi budaya memang efektif karena itu kebijaksanaan dakwah para Walisongo itu menjadi sebuah inovasi dakwah. Namun ketika zaman terus bergerak cepat, produk-produk dakwah Walisongo tak diadaptasi dengan zaman, maka timbulnya adalah kejumudan. Misal kalau dahulu nonton wayang tradisional yang tiketnya membaca syahadat itu dakwah Islam efektif yang menyenangkan, zaman ini tak berlaku begitu.

Baca Juga:

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

Aurat dalam Islam

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Nah dahsyatnya, Muslim hijrah memanfaatkan kecanggihan teknologi ini dengan dakwah. Mereka sejak lama diremehkan, dianggap bodoh, ilmunya tidak bersanad, tidak memahami gramatikal Bahasa Arab, dst, tapi ternyata hal itulah yang justru dijadikan motivasi dan momen untuk bangkit. Lihatlah kebangkitannya sekarang. Muslim hijrah bersatu padu dengan segala macam jenis dan kreasi dakwahnya. Ada yang bergerak di jalur politik oposisi, ada yang murni di jalur dakwah dan masih banyak lagi.

Muslim budaya harus berbenah. Muslim budaya sendiri basisnya sekarang berada di kalangan akademisi (Perguruan Tinggi) dan Pesantren-pesantren salaf/tradisional. Sebagian kecil di Ormas Islam dan LSM. Selebihnya medan dakwah secara umum sedang terus dikuasai Muslim hijrah. Bagaimana dengan cepatnya para da’i hijrah mengambil alih otoritas dakwah Islam dari da’i budaya.

Walhasil, kasus sesajen ini hanya bagian kecil dari agenda rivalitas antara Muslim budaya dan Muslim hijrah. Kalau Muslim budaya dengan segera bisa berbenah, bahkan berkolaborasi dengan Muslim hijrah, tentu komponen budaya dan agama akan semakin mengesankan. Namun kalau tidak, itu artinya kekosongan dakwah ini akan terus diterobos oleh Muslim hijrah. Wallaahu a’lam. []

Tags: BudayaislammuslimNusantaraSesajen
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Membaca Kartini

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

10 Mei 2025
Kisah Luna Maya

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

9 Mei 2025
Waktu Berlalu Cepat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

9 Mei 2025
Memilih Pasangan

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

8 Mei 2025
Keheningan

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

8 Mei 2025
Separuh Mahar

Separuh Mahar untuk Istri? Ini Bukan Soal Diskon, Tapi Fikih

7 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerja Rumah Tangga

    Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia
  • Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version