• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nabi Muhammad Saw Tidak Pernah Memerangi Orang yang Berbeda Agama

Pada fase Madinah juga, nabi tetap memiliki relasi sosial dan berakhlak mulia sebagai al-Amin kepada semua orang. Termasuk kepada orang yang berbeda agama

Redaksi Redaksi
08/07/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Beda Agama

Beda Agama

743
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di dalam realitas kehidupan, masih banyak umat Islam masih merasa kesulitan, secara teologis, untuk memiliki relasi yang islami dengan orang yang berbeda agama.

Padahal, jika kita merujuk sumber-sumber biografi Nabi Muhammad Saw baik al-Qur’an, kitab-kitab hadits, maupun sejarah kehidupan (sirah), kita bisa menemukan teladan akhlak nabi dengan orang yang berbeda agama, mulai dari kehidupan masa kecil, remaja, dan dewasa.

Bahkan, pada saat memperoleh wahyu, berdakwah, dan ketika berhijrah lalu menetap di Madinah sampai akhir hayat beliau.

Ada dua fase utama dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw yaitu fase Makkah dan fase Madinah.

Beberapa umat Islam terkadang menganggap bahwa fase Makkah itu tidak lagi berlaku. Ia sudah dihapus dengan ajaran-ajaran nabi pada fase Madinah, yang dianggapnya sebagai sumber ajaran untuk memusuhi dan memerangi yang berbeda agama.

Baca Juga:

Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?

Lingkup Kesaksian Perempuan Tidak Terbatas

Ragam Bentuk Relasi Nabi Saw bersama Non-Muslim

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

Padahal, pada fase Madinah juga, nabi tetap memiliki relasi sosial dan berakhlak mulia sebagai al-Amin kepada semua orang. Termasuk kepada yang berbeda agama.

Beliau dipercaya, berbuat baik, jujur, dan suka menolong. Bahkan, riwayat populer hadits Imam Bukhari, dan banyak kitab hadits lain, Nabi Muhammad Saw memiliki hubungan yang baik dengan berbagai kolega dan tetangga yang berbeda agama, menerima khidmat pelayan dari yang berbeda agama (Shahih al-Bukhari, hadits nomor 1371).

Kemudian, saling memberi hadiah (Shahih al-Bukhari, hadits nomor 2650 dan Sunan Abu Dawud hadits nomor 4515). Serta saling berkunjung memenuhi undangan makan (Musnad Ahmad, hadits nomor 13403 dan 14068).

Lalu, saling menjual dan membeli (Shahih al-Bukhari, hadits nomor 2135). Bahkan di akhir hayat beliau masih berutang dengan cara gadai kepada orang Yahudi (Shahih al-Bukhari, hadits nomor 2593 dan 4507). []

Tags: MemerangiNabi Muhammad SAWnon muslimPernahTidak
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Meneladani Noble Silence

Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an

24 Mei 2025
ihdâd

Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum

24 Mei 2025
Filosofi Santri

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

23 Mei 2025
Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Laku Tasawuf

    Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan
  • Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an
  • Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum
  • Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version