Mubadalah.id – Ramadan selalu menghadirkan suasana yang berbeda bagi umat Islam di seluruh dunia. Ada kehangatan spiritual, ada semangat yang membuncah untuk memperbanyak ibadah, dan ada kesempatan untuk meraih keberkahan yang berlipat-lipat. Salah satu ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa adalah umrah saat Ramadan.
Tahun 1446 H ini, aku melihat begitu banyak teman-temanku yang berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan umrah di bulan penuh rahmat ini. Mereka berbagi kisah tentang pengalaman mereka di Makkah dan Madinah, tentang bagaimana ibadah yang mereka lakukan terasa begitu syahdu dan mendalam. Dari cerita-cerita mereka, aku semakin memahami betapa istimewanya umrah di bulan Ramadan.
Keutamaan Umrah di Bulan Ramadan
Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepada seorang perempuan dari kaum Anshar: “Apabila datang bulan Ramadan, maka lakukanlah umrah, karena sesungguhnya umrah di bulan Ramadan setara dengan haji bersamaku.” (HR. Bukhari & Muslim).
Hadis ini menggambarkan keutamaan yang luar biasa. Pahala umrah saat Ramadan sebanding dengan pahala ibadah haji tentu saja bukan dalam arti menggugurkan kewajiban haji, tetapi dalam keutamaan yang Allah berikan.
Banyak ulama menjelaskan bahwa Ramadan adalah bulan di mana setiap amal baik dilipatgandakan pahalanya. Melaksanakan umrah di bulan ini berarti menggabungkan dua ibadah besar: umrah yang merupakan salah satu bentuk perjalanan spiritual dan Ramadan yang merupakan bulan penuh berkah.
Mengapa Umrah di Bulan Ramadan Begitu Spesial?
Selain keutamaannya dalam hadis, ada beberapa alasan mengapa umrah di bulan Ramadan begitu istimewa:
Pertama, pahala berlipat ganda. Ramadan adalah bulan di mana setiap amal ibadah mendapatkan pahala yang dilipatgandakan. Setiap langkah dalam thawaf, setiap doa di Multazam, setiap rakaat salat di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi menjadi lebih bernilai.
Kedua, suasana spiritualitas yang mendalam. Beribadah di Tanah Suci sudah luar biasa, tetapi melakukannya di bulan Ramadan terasa lebih mendalam. Jamaah dari berbagai negara berkumpul dalam satu tujuan: meraih keberkahan Ramadan di tempat terbaik di muka bumi.
Ketiga, menjalani ibadah puasa di tanah suci. Membayangkan berbuka puasa di Masjidil Haram dengan kurma dan air zamzam, lalu menunaikan salat Maghrib bersama ribuan jamaah, terasa seperti nikmat yang tak tergantikan. Suasana berbuka di pelataran Masjid Nabawi juga memberikan kesan kebersamaan yang luar biasa.
Keempat, salat tarawih yang penuh khusyuk. Mendengarkan imam-imam salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi melantunkan ayat-ayat suci dengan suara yang begitu merdu dalam salat Tarawih adalah pengalaman yang menyentuh hati. Banyak jamaah menangis tersedu-sedu saat mendengarkan ayat-ayat Allah yang dibacakan dengan penuh penghayatan.
Kelima, kesempatan meraih Lailatul Qadar. Allah merahasiakan kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi, tetapi kita tahu bahwa malam itu lebih baik dari seribu bulan. Bagi mereka yang umrah di bulan Ramadan, terutama di sepuluh malam terakhir, ada peluang besar untuk mendapatkan keberkahan malam tersebut di tempat-tempat mustajab seperti di depan Ka’bah atau di Raudhah.
Refleksi: Sebuah Perjalanan Spiritual
Dari cerita teman-teman yang berkesempatan umrah di bulan Ramadan, aku bisa merasakan betapa perjalanan ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi lebih dari itu perjalanan spiritual yang mengubah hati dan jiwa. Mereka kembali dengan wajah yang lebih bercahaya, dengan hati yang lebih tenang, dan dengan semangat yang lebih besar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menjalankan umrah di bulan Ramadan. Namun, bagi mereka yang berkesempatan, itu adalah anugerah yang luar biasa. Dan bagi kita yang belum berkesempatan, kita bisa mengambil hikmah dari mereka yang telah menjalani, serta memperbanyak doa agar suatu hari Allah memanggil kita untuk merasakan nikmatnya beribadah di Tanah Suci dalam bulan yang penuh ampunan ini.
Semoga Allah memberikan kita semua kesempatan untuk menapakkan kaki di Makkah dan Madinah, baik untuk umrah maupun haji. Semoga Allah juga menjadikan hati kita tetap dekat dengan-Nya, di manapun kita berada.
Aamiin. []