• Login
  • Register
Sabtu, 10 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Novia, Bukti Beratnya Perempuan Menjadi Korban Kekerasan

Tidak ada yang bisa dibenarkan dari tindakan bunuh diri yang dilakukan, hanya saja mungkin itu cara terakhir yang bisa Novia lakukan untuk mendapatkan keadilan

Rofi Indar Parawansah Rofi Indar Parawansah
06/12/2021
in Kolom, Personal, Rekomendasi
0
India

India

598
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Meninggal karena bunuh diri. Apa yang terlintas di kepala kita semua saat mendengar kalimat tersebut?

“Kurang iman, tidak bersyukur, berdosa dan tidak diterima.” Mungkin itu segelintir kalimat yang akan kita katakan saat melihat ada orang yang melakukan bunuh diri. Tanpa pernah bertanya apa penyebabnya.

Mubadalah.id – Malam itu, ada berita tentang seorang perempuan yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri disamping pusara Ayahnya. Dan ternyata beliau adalah salah satu pengguna aktif Quora, yang setelah ditelusuri lebih lanjut beliau sudah menuliskan beberapa indikasi bahwa memang ia ingin segera mengakhiri hidupnya.

Sebelumnya ia pernah mengajukan beberapa pertanyaan di Quora seperti “Bagaimana saya harus bertahan setelah mengalami keguguran karena kehamilan di luar nikah yang mana pihak laki-laki tidak mau menikahi saya sedangkan saya stres berat dan ingin bunuh diri setiap waktu?”.

Dari satu pertanyaan ini saja sudah menjelaskan kondisinya, bahwa ia butuh pertolongan dan tidak baik-baik saja. Hingga muncullah sebuah thread dari orang yang mengaku dekat dengan korban, ia diketahui menjadi korban kekerasan seksual oleh pacarnya. Diperkosa dengan dicekoki obat-obatan sebelumnya, hingga kemudian hamil dan dipaksa untuk aborsi oleh ibu dari pihak laki-laki. Semuanya baru terangkat ke media setelah ia tidak ada.

Bisa kita bayangkan, betapa beratnya beban yang dipikul oleh Novia. Menjadi korban kekerasan oleh pacar sendiri, dalam hal ini diperkosa lalu dipaksa aborsi dan ditinggalkan begitu saja tanpa tanggung jawab hanya karena lelaki tadi adalah seorang polisi.

Kehilangan keperawanan ditambah dengan riwayat aborsi tentu menjadi beban berat bagi perempuan. Secara sosial ia telah dibunuh, kepercayaan dirinya direnggut paksa. Karena mau tidak mau kita harus mengakui, betapa masyarakat kita mengagungkan keperawanan sebagai standar kesucian dari seorang perempuan.

Baca Juga:

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Hukuman Bagi Pelaku dan Penyebab Aborsi

Bagaimana Hukum Aborsi Akibat Perzinaan?

Aborsi di Luar Nikah

Beban psikologis yang ditanggungnya pun tidak main-main. Trauma, merasa tidak berharga, rasa bersalah kehilangan calon bayi, lalu tekanan sosial dari orang terdekat di mana pamannya saja yang sempat dimintai pertolongan-perlindungan karena sosok ayah yang telah tiada, justru ikut memojokkan dia, menyalahkan pergaulannya dan kegagalannya menjaga kesucian sebagai seorang perempuan.

Saya katakan siapapun yang berada di posisi Novia pasti akan berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Bukan perkara mudah untuk menjalani hari-hari seolah semuanya baik-baik saja, seperti tidak terjadi apa-apa setelah semua tindak kekerasan yang ia terima. Karena itu, dukungan dari sekitar sangat diperlukan. Orang Depresi tidak butuh nasihat-nasihat bijak, seperti banyak beribadah, ikhlas, sabar dan sebagainya. Mereka butuh keadilan, pendampingan, dukungan dari keluarga dan lingkungan yang mendukung.

Saya kira, kisah seperti ini hanya ada di wattpad yang sering saya baca. Di mana ada perempuan, hamil di luar nikah lalu ibu si pelaku meminta untuk perempuan tersebut menggugurkan kandungannya ditambah lagi dengan iming-iming uang kompensasi. Dengan alasan bahwa anaknya masih punya masa depan yang panjang, jenjang karier yang tinggi. Maka akan merepotkan dan merusak citra keluarga apabila ketahuan menghamili perempuan di luar nikah. Khas keluarga kaya.

Ternyata Ini nyata. Novia, hamil di luar nikah lalu dipaksa aborsi, dicampakkan begitu saja setelah sebelumnya diterbangkan ke angkasa dengan bualan dusta mulut buaya. Stigma yang melekat pada korban kekerasan seksual tidak sesederhana ia dipandang dengan raut kasihan dari orang-orang. Melainkan gunjingan, tuduhan, cemoohan hingga hinaan yang menyakitkan. Dari semua kejadian yang ia dapat, pasti menimbulkan trauma, depresi dan rasa tidak percaya diri. Merasa diri tidak lagi berharga dan tidak ada alasan untuk tetap tinggal didunia.

Novia menyerah, ia merasa lelah

Istirahat dengan tenang Novia. Kematianmu tidak sia-sia, setidaknya kini pelaku terangkat ke media. Kisahmu menjadi lampu kuning pagi kami semua untuk bisa lebih berempati, bertanya dan mendengarkan keluh kesah para perempuan di luar sana.

Tidak ada yang bisa dibenarkan dari tindakan bunuh diri yang dilakukan, hanya saja mungkin itu cara terakhir yang bisa Novia lakukan untuk mendapatkan keadilan, dengan berita kematiannya yang terangkat ke media mengundang banyak perhatian, hingga terungkapnya identitas pelaku berkat ke kepoan netizen. Sayang, simpati kita baru hadir ketika Novia telah tiada. []

Tags: #SAVENOVIAWIDYASARIAborsiKekerasan seksualLawan KekerasanMisogini
Rofi Indar Parawansah

Rofi Indar Parawansah

Perempuan belajar menulis

Terkait Posts

Membaca Kartini

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

10 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Kisah Luna Maya

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

9 Mei 2025
Waktu Berlalu Cepat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

9 Mei 2025
Vasektomi untuk Bansos

Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • PRT

    Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bukan Fitnah: Membongkar Paradoks Antara Tafsir Keagamaan dan Realitas Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis
  • Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?
  • Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah
  • Perempuan Bukan Fitnah: Membongkar Paradoks Antara Tafsir Keagamaan dan Realitas Sosial
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version